Bagian 18

2.7K 117 6
                                    

Semua pertemuan, pasti ada perpisahan...
Setiap kebahagiaan, pasti ada kesedihan...
Itulah kehidupan, tak pernah ada yang semua nya selalu bersama, dan bahagia
(Authour Galau)

Author pov
Dinda sudah mendapat surat pemindahan tugas nya. Tapi, sampai sekarang dia belum membuka surat itu. Dia masih takut untuk di pindahkan. Hati nya sebenar nya tak ingin pindah, ia ingin disini. Semua ini karena cinta Yona. Karena cinta Yona, Dinda menjadi gelisah untuk pindah tugas.

Tapi, ini sudah menjadi kewajiban Dinda untuk bertugas. Menjaga NKRI, siap di tugas kan dimana pun. Termasuk di pelosok hutan.

Dinda pun akhir nya melaksankan sholat dzuhur di masjid polda, lalu ia duduk di dekat tiang masjid. Perlahan tapi pasti, ia mulai membuka isi amplop itu. Dan.....isi nya, ia benar harus pindah ke SURABAYA. Dinda menghela nafas, dan mencoba untuk tersenyum.

"Bu!" Dinda terkaget oleh suara bripda Romi.
"Eh! Ngagetin aja kamu" jawab Dinda.
"Ibu mau pindah tugas? Kemana bu? Padahal saya baru saja masuk satreskrim. Dari dulu saya ingin punya komandan seperti ibu" Dinda sudah tak heran lagi. Banyak anggota yang ingin, Dinda menjadi komandan nya.
"Ah, kamu bisa saja. Saya di pindah ke Bandung Ron, mau ikut?"
"Hehe tidak bu, ada pacar disini"
"Cepat nikahi, sebelum di ambil orang! Bahagiakan dia, jangan hanya di pacari saja. Nikahi dia, jangan mempermain kan hati wanita Rom" Romi menatap Dinda lekat. Dinda asik dengan ponsel nya. Dia paling betah di masjid.
"Siap bu!" Dinda hanya diam.

                               ~~~~
Akp. Dinda B.P pov
Aku berjalan sendiri, di bawah pedang pora yang menjulang tinggi. Dulu, saat aku menikah dengan Dharma kami berjalan bersama di bawah pedang ini. Sekarang aku hanya sendirian. Aku di pakaikan kalung bunga, dan bersalaman dengan kawan ku mau pun atasan ku.

Aku pulang, aku melihat Lea yang sudah siap dengan koper minion nya.
Aku tersenyum, melihat nya yang baru saja bangun tidur sudah sibuk memasukan pakaian.
"Asalamualaikum Lea" Lea menoleh ke arah ku dan berlari.
"Buda....Lea kangen buda, buda buda! Kita dadi kan pindah?" Aku berlutut dan menggendong nya.
"Ya jadilah...Lea mandi dulu ya, sejam lagi kita berangkat" Lea mengangguk.
                 
                                ~~~~
Aku dan Lea sudah berada di bandara. Aku dan Lea, sedang duduk menunggu keberangkatan.
"Buda, kak Lala dimana? Nti dia cali-cali kita buda...." Lea mengoyak tangan ku. Aku pun menatap nya, iya sih Rara pasti akan mencari ku. Tapi, ini sudah tidak ada waktu lagi. Keberangkatan tinggal 30 menit lagi.
"Lea, bunda juga tidak tahu sekarang harus bagaimana. Keberangkatan kita ke Surabaya tinggal 30 menit lagi, kalau kita ke rumah kak Rara nanti kita tertinggal" Lea hanya menunduk, dan mengayunkan kaki nya.

Ting...ning...nong...
Aku mendengar bahawa pesawat akan segera take off. Aku menggandeng lengan mungil Lea erat.
"Sus, bawa ya" perintah ku.
"Siap bu"

Kami berjalan bersama menuju pintu masuk pesawat.

Author pov
Yona sudah tahu bahwa Dinda hari ini akan pindah ke Surabaya. Dan tidak akan kembali lagi dalam waktu dekat. Dinda sudah di tugas kan disana, dan tidak akan ke Jakarta lagi kalau tidak ada tugas.

Yona memicingkan mata nya, menatap layar ponsel nya. Ia ingin sekali menelpon Dinda, namun rasa gengsi selalu mengalah kan perasaan nya.
"Dinda, kenapa secepat ini kita harus berpisah? Aku masih ingin dekat dengan mu..." Yona meremas rambut nya gusar.

Dengan cepat ia mengambil kunci mobil dan pergi menuju rumah Dinda. Sampai disana, Yona melihat rumah Dinda sudah kosong. Hanya ada barang-barang yang di tutupi oleh kain.
'Semoga saja ini belum telat! Dinda, tunggu aku' gumam nya sambil terus membawa mobil nya dengan kecepatan tinggi. Ia melirik ada sebucket mawar merah yang ada di kursi sebelah nya. Bunga itu ia beli untuk Dinda, tapi Dinda sudah terlanjur pergi.

Di bandara Yona berlari, mengejar Dind ayang belum ia temukan. Di terminal 3, ia mencari Dinda. Beberapa petugas pun ia tanya. Dan nihil! Semua tak tahu. Yona menggenggan erat bucket nawar merah itu, harapan nya untuk bertemu Dinda sudah musnah.
"Ah! Aku salah! Sial, harus nya aku kemarin tidak menyiakan Dinda!" Geram nya. Yona tidak peduli walau jadi pusat perhatian. Banyak bisikan tentang Yona.
"Tentara stress, mungkin dia di tinggal pacar nya kali ya?"
"Eh, atau gak istri nya kabur"
"Ganteng-ganteng nyeremin! Dasar tentara!"

Perkataan itu, tak membuat hati Yona sakit. Dia tak peduli, sekarang dia hanya ingin bertemu Dinda nya. Akhir nya, Yona nerasa lelah. Ia berjalan di balik kaca yang besar.

Ia duduk di kursi besi, dan menatap ke ruang lain yang ada di balik kaca besar itu. Yona memicing kan mata nya saat ia melihat wanita berpakaian hitam putih, berambut pendek, dan menggandeng seorang anak perempuan yang gimbul.
"Dinda! Apa ini benar? Hah, iya itu Dinda!" Yona berlari, mengejar wanita itu.

Dinda sendiri, sedang mengantri masuk ke dalam pesawat. Antrian nya sangat panjang, jadi ia harus bersabar.
"Buda, om tentaya ntu kok lali-lali? Ada pendahat ya buda?" Tanya Lea sambil menarik tangan Dinda. Dinda pun menoleh, tak ada tentara.
"Nggak ada sayang, kamu salah lihat kali"
"Humm....tantaya na milip cama om Yona buda" Dinda hanya diam. Lea sendiri bingung.

Yona masuk ke dalam ruangan untuk pemberangkatan ke Surabaya. Ia menepuk bahu wanita itu dan, itu bukan Dinda.
"Maaf, ada apa ya pak?" Tanya wanita itu. Yona hanya menggeleng.
'Dinda, kamu dimana? Aku ingin bertemu dengan mu Dinda...ya Allah, pertemukan kami berdua ini' gumam Yona sambil menyandar kan punggung nya di tiang.

Yona merosot, dan terduduk di lantai. Ia menatap orang yang berlalu-lalang di hadapan nya. Mata tajam nya, menangkap wajah cantik Dinda. Hati nya bingung, itu Dinda atau bukan? Dengan hati yang pasti, Yona berdiri dan menghampiri wanita itu.

Dinda memberikan pasvor pada petugas, namun pasvor itu diambil oleh tangan seseorang. Dinda kesal pada orang itu. Dinda mendongak dan menatap lelaki itu.

Setelah Yona mengambil ticket Dinda, ia menatap wajah Dinda. Benar, ini Dinda.
"Yona? Berikan pasvor ku, aku sudah terlambat" pinta Dinda pada Yona.
"Pak! Beri kami waktu, 15 menit saja" Yona memohon pada sang petugas dan akhir nya di setujui. Namun, Lea dan suster nya masuk ke pesawat.

Dinda dan Yona berdiri berhadapan, wajah mereka pun semakin bersinar kala cahaya senja matahari menyinari wajah kedua nya.

Perlahan, Yona menggenggam lengan Dinda. Yona menatap Dinda lekat.
"Dinda...mungkin hari ini, adalah hari terakhir kita bertemu. Sebentar lagi kau akan pergi, tapi...." perkataan nya menggantung.
"Bang, aku tahu ini hari terakhir kita bertemu. Aku akan segera pergi darisini.....hati ku rasanya berat" jawab Dinda.
"Begitu pun aku Dinda....hati ku tak rela jika kau pergi. Entah rasa apa ini? Aku mulai....mulai mencintai mu. Aku tak ingin berpisah dengan mu, aku ingin selalu bersama mu Dinda" Dinda semoat tertegun dengan penuturan Yona tadi.
"Tapi, aku harus pergi Yona....tugas ku sudah menunggu" Dinda pun menitih kan air mata. Yona langsung mendekap tubuh Dinda.
"Senoga kita bisa bertemu lagi Dinda....aku tak ingin berjauhan dengan mu. Maaf kan aku yang kemarin, aku sudah berkata ketus pada mu Dinda"
"Maaf, keberangkatan tinggal 5 menit lagi" suara itu pun, membuat Dinda melepas pelukan mereka berdua.
"Dinda, hati-hati disana. Jaga Lea baik-baik, aku dan Rara akan selalu merindukan mu" Dinda mengangguk. Lalu, Yona mengangkat tangan Dinda dan memberikan sebucket mawar merah pada Dinda.
"Sebagai kenangan Dinda" jelas Yona. Dinda semakin menangis, namun ia tersenyum dan berjalan menjauhi Yona.

Saat ia hendak masuk ke dalam pesawat, ia menoleh ke belakang menatap Yona dan tersenyum walau tangi nya masih berderai.

Hati Yona dan Dinda sama-sama sedih dengan perpisahan ini. Mereka berdua tidak ingin terpisah kan.

Dinda duduk di sebelah Lea, Lea pun bingung kenapa bunda nya sedih? Lea takut, jika ia menanya bunda nya nanti bunda nya malah marah. Lebih baik diam.
"Lea...bunda mau peluk Lea boleh?" Lea tersenyum dan langsung duduk di pangkuan bunda Dinda nya.
"Bunda sayang sama Lea, jangan tinggalin bunda ya nak" Dinda mengecup puncak kepala Lea.

~~~~~~
Bersambung.....
Maaf baru update, kemarin tugas numpuk banget jadi gak update....


Bye, muach..

Cinta Si PerwiraWhere stories live. Discover now