8. PULANGLAH

13 0 0
                                    

Sarah P.O.V

Aku sudah tidak mengerti lagi. Laki-laki ini sekarang menangis di atas kepalaku. Aku di dadanya. Aku tidak mengerti. Kenapa Elena membawaku ke tempat ini. Aku tidak mengerti. Apa itu amnesia. Aku tidak mengerti. Tak lagi. Tak lagi.

"Kakak?" Akhirnya aku menerima ini. Laki-laki ini memelukku semakin erat.

"Tidak. Tidak. Kau pasti lupa padaku. Kakak berjanji akan melindungi kalian lebih baik lagi."

Hening sedikit. Lalu, aku terlepas dari pelukannya.

"Terima kasih! Aku sangat berterima kasih! Adik-adikku kembali karena kau! Terima kasih!" Edgar berterimakasih pada Elena. Tapi, yang di jawab Elena bukan 'sama-sama'. Elena mendekati sebuah jendela jeruji. Jendela itu sangat tinggi dari jangkauan Elena.

"Baiklah, sekarang pulanglah." kata Elena. Aku dan saudaraku bingung, termasuk kakakku.

"Lewat jeruji itu?" tanya kakakku.

"Kemungkinan." jawab Elena.

"Jadi kau tidak butuh bantuanku lagi?" tanya kakakku lagi. Tunggu, apa yang terjadi?

"Apa maksudmu?"

"Kau akan menjalani misi ini sendirian?" tanya kakakku lagi, suaranya meninggi

"Tunggu, apa kau bermaksud bahwa kita harus kerjasama?"

"Ya."

"Dengan adik-adikmu?"

"Ya."

"Omong kosong! Misi ini sangat berbahaya!" Elena berbalik. Dia terlihat marah sekali. "Dan kau menyertakan adik-adikmu. Kau mau mereka menghilang lagi?!"

"Tidak! Aku berjanji. Aku SANGAT berjanji! Aku berjanji akan melindungi adik-adikku lebih baik lagi."

"Tidak! Kalian harus pulang! Aku harus melaksanakan misi ini sendirian!"

"Dan menghadapi bahaya sendiri? Aku tidak bisa meninggalkanmu seperti ini!" teriak kakakku. Percakapan ini semakin memanas. Tunggu, apa yang terjadi?

Kakakku mendekati Elena dan menyentuh kedua bahunya.

"Dengar, jika kau mendapat masalah--- ditangkap, terkunci, dikurung, atau apalah, tidak ada yang akan membantumu, sekutumu mungkin bisa, tapi bagaimana kalau mereka jauh?"

Hening sedikit. Lalu,

"Cih!" Elena menepis kedua tangan kakakku. Lalu, dia berbalik. Hening lagi. Kita tidak bisa apa-apa. Kita tidak berani melerai mereka. Kita hanya diam menonton mereka hingga menemukan kedamaian.

"Dengar, aku berjanji akan melindungi adik-adikku dan juga kau," akhirnya kakakku berbicara. "Lebih baik lagi,"

Aku berharap setelah ini mereka menemukan kedamaian. Dan aku benar karena Elena menghela napas.

"Baiklah. Kau benar," Elena menoleh pada kita, "Aku akan membawa mereka ke asrama sekarang,"

"Bersamaku?" tanya kakakku.

"Tentu saja," kata Elena sambil tersenyum.

Elena P.O.V

Sekarang aku membawa mereka ke asrama. Aku tidak yakin Edgar akan melindungiku dengan baik. Dia sangat menyayangi adik-adiknya. Lihat saja, dia berada di belakang adik-adiknya. Tunggu, kenapa aku memikirkan ini? Omong-omong, kata-kata itu...sepertinya menyatakan sesuatu.

Ah sudahlah. Menurutku, ini adalah saat yang tepat memberitahu mereka kebenarannya. Tapi aku menjadi tidak yakin jika Edgar berada disini. Omong-omong, sebelum asrama mereka akan melihat sesuatu yang menakjubkan.

Amnesiac heroesWhere stories live. Discover now