5. MIMPI DAN API

14 3 2
                                    

Sarah!

Sarah!

Sarah!

Sebuah suara yang seperti meminta bantuan memanggilnya. Sarah berlari, entah untuk apa.

"Tidak!" Teriak Sarah. Ia melihat sesuatu yang tak dipercayainya.

Pergilah!

Pergilah!

Pergilah dan bertahan hidup!

Suara itu berhenti.

"Tidak!" Teriaknya lagi. "Kalian tidak boleh mati."
Suara itu tidak membalasnya. Air mata Sarah mulai mengalir. Tidak ada cara lain.

"Ti.......

~~~~~~~~
Daaaaaaaakk!!" Suara Sarah membuat semuanya terbangun. Mereka semua memandang Sarah.

"Ada apa Sarah?" Tanya Alice.

"Mimpi burukkah?" Tanya Elena. Sarah menatapnya.

"Sepertinya begitu." Kata Sarah sedikit menunduk.

"Tidurlah." Kata Elena singkat.

Mereka yang terbangun tidur lagi, kecuali Sarah, dia masih merenungkan mimpinya.

Mimpi apa tadi? Rasanya seperti nyata. Rasanya ia pernah mengalaminya.

Sarah melupakannya, dan tidur lagi.

Pagi hari...

"Bangunlah para PAHLAWAN!"

Entah kenapa Elena terdengar senang sekali. Sarah terduduk.

"Hah? Sudah pagikah? Aku masih ngantuk....." kata Sarah menidurkan dirinya lagi.

"Tidak boleh begitu! Pahlawan harus selalu siap membantu siapa saja! Cepat mandi dan menjadi segar!" Sahut Elena.

"Harus mandi juga? Elena, ini masih pagi. Belum tentu perampok atau apapun beraksi." Sarah bergumam.

"Ayolah! Kecelakaan ataupun kejahatan bisa terjadi kapan saja." Elena mengambil sebuah koran. "Kalau kalian tidak bercepat, nama kalian akan dihapus." Elena melemparkan koran itu ke Sarah. Sarah tertegun, lalu ia mengambil koran itu. Tidak ada ekspresi.

"Kita populer?" Sarah bergumam. Setelah kejadian perampokan itu, mereka, termasuk Elena sudah melakukan banyak penyelamatan. Kapal tenggelam, pencuri perhiasan, perampokan bank, dan lain-lain. Sampai sekarang, wajah mereka sudah berada di koran pagi.

"Kita sudah menjadi pahlawan?" Gumam Alice, merebut koran dari tangan Sarah. Elena mengangguk bangga.

"Kalian sudah menjadi pahlawan." Elena tersenyum bangga.

~~~~~~

Mereka sudah keluar hotel. Sarah ingin protes kenapa mereka harus keluar saat melakukan penyelamatan. Tapi ia mengurung niatnya. Apa boleh buat? Elena selalu menjawab, tapi jawaban itu selalu tidak menjawab.

"Elena, tolong jawab aku," sekarang, Sarah bertekad bertanya lagi, "siapakah kamu sebenarnya?" tanya Sarah. Elena terdiam, bahkan dia berhenti.

"Aku bukan siapa-siapa. Namaku sekarang Elena. Dan misiku adalah membawa kalian."

Sarah bertanya lagi, berhenti. "Ke mana?"

"Kau akan segera tahu" jawab Elena.

"Aku ingin tahu," Sarah mengepalkan tangan, "tapi kenapa kau selalu tidak menjawab?" Kepalan Sarah makin kencang.

Gigi Elena gemertak. "Aku bingung dan kau juga bingung! Jika aku kasih tau kau akan semakin bingung!"

Diam. Elena menghela napas.

Amnesiac heroesWhere stories live. Discover now