4. PENYELAMATAN PERTAMA

9 3 0
                                    

Mereka berjalan di trotoar sambil berbincang-bincang.Wanita itu tidak memasang wajah ramah lagi. Sarah dengan wanita itu memiliki pembicaraan yang aneh.

"Sebenarnya, kamu menemui kita untuk apa?" Tanya Sarah. Wanita itu menghembuskan napas.

"Sudah kubilang untuk memberitahu kalian bahwa kalian memmiliki kekuatan super." Jawab wanita itu.

"Itu aneh. Jika kau pergi menemui kita, seharusnya kau kenal dengan kita. Maksudku, kau ini apa? Kakakmu? Teman sekolah? Atau apa?" Sarah mengotot.

"Aku kenal kalian karena seseorang." Jawab wanita itu. Sarah kembali mengotot.

"Dan seseorang itu memberimu misi untuk menemui kita? Siapa seseorang itu?" Tanya Sarah.

Mata wanita itu terbuka lebar,seakan-akan ia memejamkan mata dari tadi. Hening sekali. Seakan-akan kata-kata itu menyinggung wanita itu.

"Aku tidak bisa memberitahumu." Kata wanita itu kemudian.

"Kenapa?! Kita butuh ingatan. Kenapa kau....."

Sebelum Sarah menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba ada suara teriakan

"Cepat! Ada yang minta tolong!" Sahut Becky. Gang itu berada tidak jauh di jalan yang mereka jalani. Gang itu agak sempit dan gelap.

Mereka berlari menuju gang itu, jika terlambat, semuanya akan sia-sia.

Di gang itu.......

Mereka melihat empat penjahat menyekap seorang wanita. Keempat penjahat tidak menyadari kedatangan mereka. Wanita itu menatap mereka, memasang wajah memelas.

"Sarh sekarang kau......"

Sebelum wanita itu menyelesaikan perintahnya, Emily sudah berjalan mendekati mereka. Pada saat itu, keempat penjahat itu sadar dan membalikkan badan.

"Siapa kalian?" Tanya pria tinggi bergigi tonggos.

"Siapa kami bukan masalahnya. Tapi masalahnya adalah kejahatan kalian."

"Gadis pintar. Berani-beraninya kau mengganggu kami." Kata pria kekar nan menyeramkan. Ia melangkah mendekati Sarah. Tidak lama, pria itu menodongkan pistol padanya. Keberanian Sarah tidak pudar. Ia hanya menatap pistol itu.

Lalu, Sarah menendang pistol itu. Pistol itu jatuh ke tanah. Dengan cepat, Sarah menginjak-injak pistol itu. Pistol itu hancur berkeping-keping.

"Hey, apa yang kau lakukan?!" Teriak pria kekar itu. Dengan cepat, ia menyergap Sarah. Namun, pria itu tidak berhasil, Sarah menghindar dan memukulnya.

Kembali beraksi, Sarah melihat sosok di belakang wanita itu. "Elena! Di belakangmu!!" Teriak Sarah. Elena berbalik, ia melihat pria bergigi tonggos. Reflek, dia melakukan pukulan samping. Pria itu langsung terkapar.

"Cepat cari pistolnya!" Sahut Sarah. Elena bingung, ia berjongkok dan merogoh-rogoh kantong celana pria itu. Pistol itu ditemukan.

"Lempar ke arahku!" Perintah Sarah. Elena melempar pistol itu. Sarah yang mendapatkan pistol itu, menjatuhkannya ke tanah lalu menginjak-injak pistol itu. Pistol itu pun hancur berkeping-keping. Lalu, Elena bertindak cepat, ia maju dan menghampiri seorang pria gendut berkepala botak yang menyekap wanita itu.
Elena menendang pria itu. pria itu langsung terkapar. Wanita itu terbebas.

"Cepat bawa wanita ini ke tempat aman!" Sahut Elena ke arah Bella dan Alice -- yang belum mempunyai kekuatan. Elena menggiring wanita itu ke arah mereka.

Mereka--dengan cepat,berlari keluar dari gang, membawa wanita itu ke tempat yang aman. Becky, yang masih berdiri, mempunyai ide. Ia akan mengecek apakah sebelum mereka masuk ke gang itu, preman-preman tadi sudah mengambil sebagian uang dari wanita itu. Ia merogoh kantong celana yang dimiliki pria bergigi tonggos itu. Namun, hal yang tak terduga terjadi. Pria bergigi tonggos itu menyadarinya. Dengan cepat ia menyergap tangannya. Becky tidak bisa melawan.

"Oh tidak!"

Becky menariknya sekuat tenaga. Lalu, Sarah,yang mendengar teriakan Becky, langsung bertindak. Ia melepaskan Becky, lalu ia memegang tangan pria itu. Tak diduga, ia melempar pria itu ke sebuah tembok yang menjadikan gang itu buntu.

BRAKK!!!

Karena kekuatannya, tembok itu retak. Sarah merasa yakin bahwa pria itu tidak akan berdiri lagi.

"Aksi kita selesai. Kita harus melapor polisi sebelum mereka terbangun."

"Tidak! Belum selesai." Becky baru saja menyelesaikan idenya. Dugaannya benar. Preman-preman itu sudah mengambil sebagian uang dari wanita itu. "Kita harus mengembalikan uang-uang ini pada wanita itu."

"Sepertinya wanita itu kaya," ujar Sarah melihat-lihat uang, "ayo kita keluar dari gang ini."

Mereka beranjak pergi. Tapi, mereka tidak sampai keluar, karena bunyi ribut terdengar. Becky yakin kalau itu adalah bunyi siren mobil polisi. Dua mobil polisi terparkir di depan gang itu.

"Penyelamatan pertama selesai." Kata Elena. Sarah dan Becky pun tersenyum.

"Oh,ya!" Elena menatap Sarah. "Kau menamaiku Elena?"

"Kenapa? Kau tidak menyukainya?" Tanya Sarah.

"Selama aku amnesia, aku akan menerimanya." Jawab Elena.

Lalu, dua orang keluar dari mobil polisi. Tentu saja mereka kenal! Karena mereka adalah Alice dan Bella. Lalu, sang korban keluar dari mobil kedua. Entah mengapa, Elena merasa aneh dengan korban itu.

'Korban masih ada? Bukankah seharusnya ia meminta untuk pulang pada polisi? Apakah dia akan mengambil uang dari Becky?' Pikir Elena.

Melihat korban, Becky langsung menghampirinya. "Ini uangmu, yang dicuri oleh mereka." Kata Becky sambil menyodorkan uang pada korban. Korban mengangkat tangan.

"Tidak usah. Aku,kan masih punya banyak uang. Kau tidak usah mengembalikannya padaku." Lalu, wanita itu berjalan meninggalkan mereka. Perkataan korban membuat Elena semakin merasa aneh. Sarah dan yang lain pun juga merasa aneh.

"Aneh,ya!" Komen Sarah.

Malam pun tiba. Elena diperbolehkan tidur di kamar mereka. Bella dan Alice-- yang tidak beraksi, merasa aksi penyelamatan tadi sangat seru, walaupun mereka hanya sedikit menyaksikan, lalu membantu korban.

"Tadi sangat seru dan menegangkan,ya! Pria itu kekar sekali!" Kata Bella.

"Kau benar! Sayang aku menontonnya sedikit!" Timpa Alice.

"Waktunya tidur. Pahlawan harus siap menghadapi tantangan!"

Mereka menurut saja, karena mereka tidak terlalu kenal dengan wanita itu. Mereka takut, jika mereka melawan apa saja yang diperintahnya, alur 'menjadi pahlawan' akan berantakan atau tidak sesuai yang Elena inginkan. Dan itu adalah yang diinginkan Elena.

"Orang itu aneh,ya." Kata Sarah pada Elena saat mereka berbaring. Elena mengganguk datar.

"Ya, perilaku menolaknya sangat aneh."

"Sudahlah. Selamat malam!" Sahut Sarah memberhentikan pembicaraan.

Elena tak menjawab. Hanya berbalik dan terlelap.

Di sebuah ruangan yang gelap.......

"Hihihihi."

"Kenapa kau tertawa." Kata seseorang dari telepon dengan nada datar.

"Mereka tertipu. Aku hanya menyamar . Si bodoh itu juga tidak menyadariku."

"Si bodoh itu!! Semoga saja dia tidak mengkhianati Tuan lagi!!"

Pembicaraan pun selesai.

To be continued...




Amnesiac heroesWhere stories live. Discover now