Chapter 10 : The Truth Untold

74 12 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.



09:01am

4 hari, 9 jam dan 1 menit setelah acara tahunan The Infraction Week dimulai.


Sooyoung terduduk termenung mengamati foto Jay dan Taehyung yang tersenyum dan saling merangkul.



Kalau ini semua perbuatan Taehyung, kalau ini semua rencana Taehyung, kalau semua antara mereka selama ini hanya rencana Taehyung untuk membalas dendam. Sooyoung bersumpah dia tidak akan memaafkan kedua orang itu.


Sooyoung lelah mempercayai hanya untuk disakiti jauh lebih parah. Pamannya, bibinya, terakhir Taehyung.


Tepat saat Sooyoung mulai menimbang-nimbang  untuk mencari cara untuk membunuh dirinya, pintu kamar terbuka. Jay terlihat disana, dengan pakaian santai, bukan pakain serba hitam yang tadi dipakainya.


"Ada apa?"

Sooyoung hanya menatap orang yang bertanya padanya.

"Kamu kenal Taehyung?" Tanya Sooyoung.


"Taehyung? Kim Taehyung? Ya. Aku kenal." Jay menjawabnya dengan tenang, setenang orang mengatakan bahwa setelah 1 adalah 2.


"Apa dia klienmu?"


"Bukan. Paman dan bibimu. Mereka memesanku, untuk dibunuh di ruang berburu. Di ruang itu tidak akan ada cahaya sama sekali. Kami akan melepasmu disana, tanpa bantuan dan cahaya apapun. Sementara paman dan bibimu akan memakai kacamata infra merah dan senjata penuh." Jelas Jay 


"Kamu bilang aku tidak akan merasakan sakit? Penipu." Desis Sooyoung. Apalagi sekarang? Ditipu pemburu?


"Aku memberi syarat pada mereka. Jika merka tidak membunuhmu dalam satu tembakan, aku yang akan membunuhmu. Lalu aku akan menembak mereka tepat pada tempat mereka menyakitimu. Jika mereka menembak kakimu dan kamu tidak mati, aku akan menembak mereka di kakinya. Kurang lebih begitu."


Sooyoung terdiam.


"Lalu Taehyung? Dia rekan kerjamu?"


"Dulu. Saat kami di militer. Aku keluar beberapa tahun lebih dulu. Aku tau dia mengincar keluargamu. Itu sebabnya aku kaget saat aku melihatnya menyelematkanmu."

"Sepertinya aku dipermainkan nasib ya." Sooyoung tertawa. "Apa-apaan ini. Kenapa nasibku begini. Jadi.. dia tau aku ini Choi Sooyoung?"


"Tidak. Kurasa, tidak. Aku tidak pernah memberikan informasi mengenaimu ke Taehyung. Yang bersalah orang tuamu. Bukan kamu." Jay mendudukkan dirinya di ranjang, menetap Sooyoung yang masih mencerna ucapannya.


"Kenapa? Kenapa kamu memperdulikanku?"

"Karena kamu menyelamatkan nyawaku dulu. Aku ingin menolongmu juga. Aku tidak bisa menyelematkan nyawamu, tapi setidaknya aku akan menjagamu dan memastikan kematianmu tidak kesakitan. Paling tidak, tidak sesakit seharusnya."


"Jae. Sungjae kan?"

Sungjae mengangguk.


"Kalau kamu adalah aku, mana yang kamu pilih? Mati di tangan paman dan bibi yang ingin membunuhmu, dan sudah membunuh orang tuamu? Atau mati di tangan orang yang kamu cintai, tapi ingin kamu mati?"


"Aku mungkin lebih memilih membunuh diriku sendiri. Dua pilihan itu aku tidak menyukainya, itu terlihat sangat menyedihkan. Seperti..." Sungjae menatap Sooyoung. "Tidak ada yang menginginkamu. Semua orang membencimu. Walaupun kau sangat mencintai mereka."







The Day of InfractionWhere stories live. Discover now