XXXVIII

1.9K 192 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

It's Spark Styles

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


It's Spark Styles

IIt's Dazzling Styles LIGHT POV
3 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

IIt's Dazzling Styles

LIGHT POV

3 tahun kemudian...

“Spark, Dazz kalian sudah siap?” aku berteriak ketika sudah memasukan kedua bekal putriku, hari ini adalah hari pertama mereka pergi kesekolah.

Aku sangat tak sabar!

“mommy!” aku mendengar Spark berteriak menuruni tangga.

“yes sweet pea?” aku melirik pertamaku. Rambutnya dibuat menjadi high double bun dan ia menggunakan sweater pink serta jeans yang sungguh lucu.

I could dying for this moment, watching my girls grow up.

“Dazz sungguh lama, aku meninggalkannya” aku memberikan senyumanku dan mencium bibirnya.

“tak apa darling” aku menjawil hidungnya dan Spark tersenyum “sarapanmu sudah siap sayang” Spark mengangguk, duduk dikusrinya.

“mommy!”

“hi baby bear” hatiku semakin berbunga ketika putri keduaku turun lengkap dengan sweater pink dan rabut panjang yang ia seka denga sebuah bandu. Dia sungguh berbeda dengan Spark yang gayanya little rock n roll yang mana lagi kalau bukan mengikuti style ayahnya. dan look, Dazz manis bagaikan buah cherry yang mengikuti gayaku yang lebih pendiam dan calm.

“apakah kalian sudah siap untuk pergi kesekolah?” kedua putriku mengangguk semangat dan aku mengusap satu persatu rambut putriku dan memberikan ciuman dipipi mereka masing-masing.

“habiskan sarapan kalian dan Uncle Chris akan mengantarkan kalian pergi sekolah” kedua putriku mengangguk dan aku ikut sarapan bersama mereka.

“mom kau akan menjemput kami bukan jika kau memiliki waktu luang?” putri keduaku, Dazz bertanya ketika aku membantunya memakaikan sepatu pink lucunya.

Aku mengangguk lalu kembali mencium pipinya “tentu baby bear” Dazz mengangguk lalu memeluk tubuhku dan berlari masuk kedalam mobil.

“aku berharap dad ada disini dihari pertama kami masuk sekolah” Spark berkata, terdengar dari suaranya. Sungguh Spark jauh lebih dewasa.

“tentu dad juga ingin dia berada disini, tapi dad tak bisa honey, dia sudah melakukan FaceTime bukan dengan kalian” Spark mengangguk dan aku mencium pipinya.

“aku pergi mommy” Spark masuk kedalam mobil dan aku melambaikan tanganku kearah mobil yang melaju.

Sejujurnya, aku ingin sekali menemani mereka pergi dihari pertama sekolah, namun aku tak bisa. Aku memiliki pertemuan khusus mengenai pekerjaanku.

...

“Cut!” produserku berteriak dan memberhentikan jalannya shooting, aku membungkukan tubuhku dan mengatakan kata-kata terimakasih pada beberapa staff yang membantu.

Aku membersihkan make up dan juga tatanan rambut, dan mengganti pakaianku kelebih casual.

Kembalinya aku kedunia model bukanlah hal yang mudah, 2 tahun menghilang mengurusi putriku sungguh membuatku harus menjadi lebih pintar untuk meluangkan waktu untuk membentuk tubuhku kembali.

Beruntungnya, Harry—suamiku merekomendasikan perusahaan baru, yang mana perusahaan tersebut berada dibawah naungan kantor management dimana Harry juga bernaung. Sehingga kerahasiaan pernikahanku, dan juga kehidupan putri-putriku terjaga aman.

“thank you Chris” aku masuk kedalam Range Rover dan kedua putriku sudah menyambut dengan senyuman yang luar biasa manisnya. Seharian kerja, dan dilanda kelelahan tapi, jika melihat senyuman Spark dan Dazz itu sungguh meringankan stressku.

“hi sweet pea and baby bear” aku memeluk kedua putriku lalu mencium pipinya satu persatu.

“sudah sampai Mrs” Chris memberhentikan mobilnya dan kami berhenti disebuah gedung mewah yang berada ditengah-tengah kota London.

“aku sudah sangat lapar mommy” Spark menarik-narik tanganku agar lebih cepat berjalan dan aku tertawa melihat tingkahnya.

“lewat sini Mrs.” Aku mengangguk mengikuti writers yang menuntun kami hingga kami disuruh untuk duduk dimeja persegi panjang disebuah sekatan khusus.

“wah Dazz lihat ini” Spark mengamti air pancur coklat yang dipenuhi beberapa buah-buahan segar disisinya.

“mommy can I try this?” tanya Dazz dan aku menganggukan kepalaku.

“Light..” dan ketika aku berbalik, aku langsung berlari dan memeluk tubuhnya seerat yang aku bisa.

Suamiku, akhirnya kembali setelah 3 bulan pergi untuk melakukan tournya.

“love” Harry menarik tubuhku lalu menghapus air matku yang menetes, aku sudah sangat rindu padanya.

“daddy!” kedua putriku ikut berlari lalu memeluk tubuh Harry tak kalah lebih kuat dariku.

“girls!” Harry melepaskan pelukannya dariku lalu memeluk kedua putriku secara bersamaan.

“mommy kau tak memberitahu daddy akan pulang” kedua putriku protes, dan Spark sudah menangis dipelukan Harry, dia terlalu merindukan daddynya.

“surprise” aku melebarkan kedua tanganku dan Spark tertawa.

“we miss you so much dad” Dazz berbicara, mengungkapkan isi hatinya.

“I miss you too my beautiful girls” dan Harry menggelitik Dazz hingga Dazz terkikik kegelian.

“girls it’s dinner time” intrupsiku dan ketiga manusia didepanku menatapku dengan tatapan bahagia.

“let’s go!” teriak Spark lalu menggegam tangan Harry, Dazzpun sama, ia juga menggenggam tangan Harry yang masih kosong.

“bagaimana keadaanmu?” tanya Harry berbisik dikupingku ketika kami sedang makan, kedua putriku sedang membicarakan keluarga udang, dan mereka sangat sedih kenapa udang yang mereka makan sangat enak rasanya meski mereka sangat sedih harus memakannya juga.

“fine I guess” aku mengangkat bahuku.

“ada apa?” tanya Harry penasaran, dan aku mengeluarkan ponselku dan memilih foto digaleriku “aku menemukan ini diinternet”

Sebuah foto, foto yang aku pikir diambil oleh seorang fans atau paparazzi, foto itu menunjukan Harry yang sedang duduk bersama wanita, dan tangan Harry berada dipaha wanita misterius tersebut.

Nyatanya 4 tahun bersamanya, membina rumah tangga dengan seorang superstar membuatku sadar, sadar bahwa akan ada selalu kejadian seperti ini. Dan ini sama sekali tidak mengejutkan bagiku, aku sudah terlalu sering Harry kecewakan, bahkan dari sebelum memiliki Spark dan Dazz.

Janjinya untuk memulai dari awal seakan hanya isapan belaka, dan kata-kata manis tanpa ada arti, dan disini, akulah yang harus sebisa mungkin menguatkan diriku, demi kedua putriku, Spark dan Dazz. Merekalah alasan kami bertahan.

“dia adalah fotograferku” bela Harry.

“maafkan aku, aku tak tahu. Dan wajar saja aku tak tahu siapapun anggota teammu. Karena aku tak pernah ada kesempatan untuk bertemu mereka” aku memasuka steak kedalam mulutku dengan santai, melirik Harry yang terlihat frustasi.

3 bulan ia pergi untuk tour adalah masa terberat untuk kedua putriku, Harry pergi dari London dan menjajaki Amerika Serikat. Kami bertiga sadar, Harry tak akan membawa kami. dan pada saat itulah, tepatnya 1 bulan yang lalu, aku memutuskan untuk mendatangi pengacaraku.

“ada dokumen yang harus kau baca setelah kita melakukan dinner” ucapku, tak menatapnya. Aku yakin keputusanku akan Spark dan Dazz pahami, mereka sudah 3 tahun. Dan aku harap mereka tau, benar-benar tahu bagaimana perasaanku.

“I won’t that shit!” balas Harry dengan berbisik.

“what kinda a shit you’re talking about?” aku melirik Harry.

“aku tak ingin lagi kau memberikanku dokumen surat perceraian, aku tak akan pernah menandatanganinya”

“aku mengerti” karena tak ingin berdebat dihadapan kedua putriku, pun aku memilih untuk diam.

Setelah menghabiskan makan malam, kami berempat pulang kerumah Harry, lord bahkan aku tak bisa menyebut bahwa rumah Harry adalah rumahku juga.

“aku akan menggendong Daz” Harry keluar membukakan pintu untuk Spark.

“c’mon sweet pea” aku menggenggam tangan putriku dan menuntunnya masuk, dia terlihat sangat kelelahan.

Sementara Dazz, Harry sudah menggendongnya dan membawanya naik kelantai dua dimana kamar kedua putriku berada.

“aku sudah mengganti pakaiannya” Harry keluar dari kamar mandi putriku dan aku melirik Dazz yang terbaring dengan pjy kesayangannya.

“thank you, dan Spark kau bisa mengganti pakaianmu sendiri bukan?” tanyaku pada putriku lalu membantunya melepaskan kunciran dikepalanya hingga rambut bergelombang alaminya terlihat.

“tentu saja bisa mommy, I’m a big girl” aku mengangguk mencium pipinya.

“thank you sweet pea” aku berjalan kearah Dazz lalu mencium keningnya “good night baby bear”

Setelah memastikan kedua putriku siap untuk tidur, aku dan Harry keluar setelah ia mengatakan selamat malam pada kedua putriku.

“maafkan aku jika banyak berita yang membuatmu tak nyaman” aku sudah berganti pakaian dan ketika aku sedang duduk dipinggiran kasur, Harry berbicara.

“tidak masalah” jawabku singkat.

“kumohon jangan datangi pengacaramu dan membuat keputusan sepihak, I need you” katanya dan aku melirik Harry yang melangkah mendekat. “aku akan berusaha sebisa mungkin” aku mengangguk “aku serius Light” katanya. Dan ketika aku hendak membuka mulutku, tiba-tiba saja Harry bersujud didepanku, mengeluarkan sebuah kotak.

//

LIGHT HART [HARBARA FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang