IV

2.5K 253 36
                                    

Harry and Chicken - CHERRY -- I SHIPPP SO HARD!!!

HARRY POV

Aku mengacak-acak rambutku dan meninju samsak yang berada didepanku, meninjunya sepenuh tenaga, aku perlu pengalihan emosiku atas apa saja yang baru saja terjadi. Aku tak percaya aku baru saja menikahi wanita yang sama sekali tak pernah aku bayangkan akan menjadi istriku.

FUCK!!!!” aku meninju dengan keras hingga aku mendengar bunyi pintu yang terbuka.

“Harry what the hell!” aku menoleh dengan cepat dan melihat Lily yang datang masuk dengan wajah khawatir “shit apa yang kau lakukan dengan tanganmu!” Lily membuka sarung tangan tinjuku dan aku bisa melihat darah dan ruam merah disekitar buku-buku jariku. “Harry kau berdarah!” Lily dengan panik berlari kelemari obat lalu membawakanku sebuah alat-alat pertolongan pertama.

“stop it Li!” aku menarik tanganku tapi dia menahannya.

“kau terluka Harry, for fuck sake!” kata Lily masih keras kepala untuk mengobati lukaku, aku terdiam—menahan segala emosi didalam tubuhku dan membiarkan Lily mengobati lukaku.

Setelah Lily membersihkan darah dan juga menutup lukaku, ia menatapku dan aku bisa melihat kebingungan yang tercetak jelas dimatanya “ada apa Harry?” tanyanya dengan lembut dan aku tak bisa lagi untuk bertahan seperti ini.

Aku menikahi perempuan selagi aku memiliki kekasih secantik Lily.

“I’m sorry” hanya itu kata-kataku sebelum akhirnya meninggalkan rumah Lily.

“Harry kau mau kemana? Harry!” ia berteriak dan aku menghiraukannya dan mengemudikan Audiku dengan cepat.

“fuck fuck fuck!” aku memukul-mukul kemudinya dan mencengkramnya dengan kuat, aku benar-benar harus mencari pengalihan.

Aku sudah tiba disalah satu tempat hiburan malam dan masuk kedalam sana dengan salah satu temanku yang menyambut “hi Bro!” ia menepuk pundakku dan menyuruhku untuk duduk “ingin minum sesuatu?” katanya.

“ya berikan aku minuman yang keras”

“wow calm bro what happen?” katanya dan aku hanya diam, tak ingin membicarakan sekecilpun masalahku. Aku tak akan pernah mengatakan apapun mengenai pernikahanku dengan Light! Tidak! Tak akan pernah!

Setelah meneguk beberapa botol vodka, kesadaranku benar-benar sudah sangat menurun dan aku menyadari bahwa ponselku sedari tadi berdering, Brian—temanku membantuku untuk meraih ponselku dan dia langsung mengumpat ketika melihat siapa yang meneleponku ditengah-tengah mabukku.

“apakah itu Lily?” aku bergumam dibawah mabukku, Brian menggeleng lalu menunjukkan ponselku yang sialnya pandanganku sudah memburam “aku tak bisa melihatnya bodoh!” aku menyentak.

“ibumu Harry!” ia tertawa—aku yakin Brian berpikiran bahwa ibuku masih mengkontrol putranya yang sudah berusia 25 tahun, tapi percayalah. aku yakin bahwa ibuku meneleponku karena ia menyadari bahwa aku tak berada dihotel dimana pernikahanku dan Light dilaksanakan.

Tunggu, apa aku mabuk? Apa tadi Brian baru saja mengatakan bahwa ibuku baru saja menelepon? Ibuku? Serius?

“fuck! Brian antarkan aku!” aku memerintah dan untung saja Brian tak semabuk sepertiku sehingga ia bisa membantuku untuk segera pulang.

“kau ingin aku antarkan kemana?” tanya Brian dan aku hanya mengeluarkan sebuah kartu nama yang berisikan alamat apartement terbaruku—apartement yang aku beli untuk aku huni bersama Light, persetan! Aku tak memperdulikan dia!

Brian terus memantau keadaanku, aku sadar bahwa Brian tak ingin aku mati karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol sehingga 2 menit sekali ia terus menanyaiku apakah aku baik-baik saja atau tidak.

Aku memejamkan mataku lalu mengusap wajahku dengan kasar, aku tak percaya hidupku akan seperti ini, terperangkap dalam pernikahan yang mengerikan!

Aku tiba disalah satu gedung temegah dikota Manhattan dengan bantuan Brian yang merangkul tubuh mabukku, kali ini aku hanya berharap bahwa aku tak melihat wajahnya didalam sana. “kamar berapa?” tanya Brian.

“407 lantai 12” aku ingin sekali membenturkan kepalaku, sialan ini sungguh sangat sakit.

“Harry, kau membawa kuncinya?” tanya Brian dan aku mengeluarkannya dari jaket jas yang aku kenakan. Brian mendorong pintunya lalu meletakkanku diatas sofa besar dan membaringkanku.

“pergilah Brian, terimakasih!” aku memijit kepalaku dan Brian mengangguk, aku bersyukur dia tak bertanya apapun dan tak mencurigai tingkahku.

Aku mengerang dan menendang sepatuku hingga aku mendengar suara pintu yang dibuka, aku melirik dan sialan, dia sudah berada disini.

“Harry, kau butuh bantuan?” tanya wanita yang sungguh tak ingin aku lihat, aku baru saja melihat dia keluar dari kamar tamu. Baguslah dia sadar diri siapa dirinya. Aku tetap diam dan begitupun dengan Light, aku bisa melihat kegugupan dan ketakutan yang melanda dirinya—aku suka ketika bisa mengintimidasinya.

“GO AWAY!” aku berteriak dan Light berjinjit kaget “Bitch!” aku melanjutkan kata-kataku dan aku bisa melihat Light yang menutup mulutnya dengan tangannya—kaget dengan apa yang baru saja aku katakan, dia menggelengkan kepalanya lalu pergi.

Baguslah!

LIGHT HART [HARBARA FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang