VIII

2.9K 250 79
                                    

Aku selesai membersihkan apartement Harry dari seluruh sudut ruangan, mencuci pakaian kotornya, serta membuat dia sarapan, sekarang aku memiliki 4 pekerjaan; model, pelayan caffe, seorang istri dan juga pembantu rumah tangga.

Aku mengusap keringat yang turun dari dahiku dan mengamati keadaan sekitar, Harry belum keluar dari kamarnya dan aku bersyukur akan itu—karena aku tak ingin menghadapinya pagi ini ketika moodku benar-benar sungguh tak baik.

Light!” fuck—aku mengumpat dalam hati dan segera menyesalinya karena Harry sudah mengancamku dengan beberapa peraturannya bahwa aku tak boleh mengumpat bahkan didalam hatiku sendiri “come here!” ia berteriak dari arah dapur ketika aku sedang mengeluarkan pakaian kami dari dalam mesin cuci.

“yes” aku berdiri dipintu tak berniat untuk masuk kedalam dapur dan menghadap Harry secara langsung.

“mum membuat pertemuan besok sore” ia berkata tanpa menatapku dan aku tak masalah akan itu, ia terlalu sibuk memainkan ponsel dan juga menyantap sarapannya.

“kita akan kemana?” aku bertanya sesopan mungkin, aku sempat berpikir apakah sesorang yang kuhadapi didepanku adalah suamiku atau majikanku.

“golf, pakailah sesuatu yang sesuai, dan jangan membuatku malu” aku tak bekata apapun lagi, aku memilih mengangguk lalu pergi ke tempat laundry.

Aku sudah selesai menejemur seluruh pakaian kami yang tidak aku cuci selama 3 hari dan segera kembali kedalam apartement ketika Harry melemparkanku sepasang boots “cuci, baru kau bisa pergi!” aku mengeram dan menunduk—mengepalkan tanganku, aku tak tahu bahwa Harry menyadari itu hingga ia dengan cepat mencengkram rahangku hingga gigiku bergemelutuk saling bertabrakan “apa yang baru saja kau lakukan! Kau menolak permintaanku?!” ia membentak dan semakin mencengkram rahangnku.

“I’m sorry Harry tapi aku harus segera bersiap-siap pergi kekedai” aku menahan tangisanku—cengkraman dia sangat menyakitkan wajahku.

“shut the fuck up dan cuci sepatuku!” aku mengangguk dan Harry melepaskan pegangannya hingga membuat tubuhku jatuh kelantai, air mataku jatuh dengan deras namun bibirku masih bisa kutahan untuk tak mengeluarkan isakan—kau kuat Light!

...

Aku datang 15 menit terlambat dicaffe dan aku menjelaskan pada Jane apa yang terjadi kenapa aku telat, terkecuali kejadian Harry yang bertindak kasar padaku, aku tak ingin orang lain tahu masalah rumah tanggaku “aku mengerti Light, kau dibayar sesuai dengan keberadaanmu disini, kau telat aku tak akan memarahimu. Tapi sesuai dengan kebijakan, bahwa gajihmu akan berkurang” kata Jane berkata dengan nada tak enak hati, aku hanya mengangguk dan mengerti keadaan Jane—meski aku temannya, tapi aku tahu bahwa aku adalah pegawainya juga, sama dengan yang lainnya yang bekerja disini.

Setelah lelah melayani beberapa pelanggan, tiba waktunya aku beristirahat atas izin Jane, aku masuk kedalam ruang ganti pegawai dan menyandarkan tubuhku pada loker dibelakangku, aku membuka emailku—berharap seseorang menghubungiku untuk menggunakan jasaku sebagai model. Aku sungguh butuh banyak uang mengingat mobilku yang sering rusak dan mengharuskanku untuk menggantinya segera.

Mataku membulat seketika ketika salah satu video masuk keemailku dan menampilkan tubuhku dalam balutan lingerie yang beberapa bulan yang lalu aku shooting—aku tak pernah melupakan apa saja yang aku lakukan sebagai model, aku sangat mencintai pekerjaanku. Aku mendekap ponselku dan beteriak kesenangan hingga Jane memanggil-manggil namaku khawatir “tidak Jane, tidak ada apa-apa aku hanya senang” aku menundukkan tubuhku dan menangis kesenangan, aku senang jasaku diterima dan digunakan oleh brand ternama.

HARRY POV

Aku baru saja memutuskan panggilanku dengan Lily yang mana sedari kami memulai panggilan ia terus-terusan marah mengatakan bahwa aku jarang datang kerumahnya, jelas sekarang aku semakin sulit untuk datang kerumahnya mengingat aku sangat sibuk dengan mengerjakan projekku dan juga aku terlalu malas untuk keluar dari apartement ini.

Aku duduk dimeja makan ditemani sebuah masakan Light yang sudah dia buat dan dia simpan didalam microwave, baru saja satu suapan aku sudah mengeluarkannya kembali ketika mataku menangkap apa yang aku lihat dilaptopku—shit! Apakah ini benar-benar Light? Dia benar-benar memiliki tubuh yang luar biasa, aku mengucek mataku dan mengulang kembali iklan yang terputar dilaptopku—Light really playing a game with me.

Aku tanpa sadar sudah 5x mengulang iklan yang dibintangi oleh Light dan mengagumi setiap lekukan tubuhnya—damn she so fire!

Setelah menghabiskan waktuku dengan melakukan pencarian diinternet mengenai Light aku menemukan sekiranya 5 iklan yang dia bintangi dan 2 diantaranya merupakan brand lingerie yang sungguh memberkati mataku, aku juga menemukan 1 sampul dimana dia half naked dan itu sungguh mengganggu konsentrasiku untuk melakukan pekerjaanku. Dia sungguh menghancurkan ketenanganku.

“I’m home!” seseorang beteriak dari lorong dan aku langsung mengeluarkan seluruh pencarianku diinternet tentang dia, aku berusaha tetap cool ketika Light memasuki dapur dan membuka kulkas—ia membelakangku, dan aku ketahuan mengamati bokong Light, aku meneguk ludahku, aku lelaki normal jelas melihat pemadangan seperti ini membuatku turn on.

Light berbalik dan aku mengamati wajahnya, dan aku tak bisa berbohong. Wajah Light jauh dari kata standar, dia sungguh cantik kalau aku boleh jujur. Matanya sungguh indah dan besar serta bulu matanya yang lebat dan panjang, bibirnya merah dan aku menyesalinya tak menciumnya lama ketika di altar dihari pernikahan kami, aku meneguk ludahku ketika Light menunduk mengambil tutup botol yang terjatuh hingga aku bisa melihat belahan dadanya, aku terbatuk dan bangkit dari dudukku.

I need a cold shower!

Ketika aku sudah menyelesaikan urusanku dengan milikku yang menegang karena mengamati tubuh Light, aku keluar dari kamarku untuk mengambil laptopku diatas meja makan hanya dengan balutan handuk yang melingkar dipinggulku, laptopku sudah diambil dan aku mendengar suara gemercik air yang berasal dari kamar mandi dekat pintu masuk, aku menoleh kekanan dan kekiri—memastikan bahwa apartementku tak dihuni siapapun lagi selain kami berdua, aku semakin mendekati kamar mandi dan membuka pintunya sedikit hingga dadaku berdetak dengan kencang ketika aku melihat dengan jelas dibalik shower tubuh polos Light tanpa apapun!

Bahagia castnya Harbara?

LIGHT HART [HARBARA FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang