Jean tersenyum puas melihat gaun yang memeluk erat tubuhnya. Gaun ini terasa nyaman saat menyentuh kulitnya. Gaun berwarna biru tua nyaris hitam dengan belahan mencapai pertengahan paha mengekspos kaki jenjangnya yang putih. Gaun itu juga mengekspos dada bagian atasnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jean memasuki ballroom tempat resepsi pernikahan sepupu menyebalkannya. Andrew dengan Sandra. Entah apa yang digunakan Andrew hingga Sandra mau menikah dengannya. Apa mungkin Andrew menggunakan cara licik dengan membuat Sandra mengandung benihnya?
Jean menyungingkan senyum licik. Dia akan mengganggu Andrew malam nanti. Biar saja pria itu tidak bisa menikmati malam pertamanya.
"Jee," panggilan aneh dari arah pintu masuk mengusik Jean.
Gadis itu menoleh dan melihat Deandra yang berjalan ke arahnya. Dengan Theo yang setia memeluk pinggang tunangannya.
"Aku merindukanmu." ucap Deandra disertai pelukan pada Jean.
Deandra mengeratkan pelukannya hingga Jean merasa sesak. Gadis itu mencubit pinggang Deandra hingga sang empu mengaduh dan melepaskan pelukannya.
"Aku membencimu." ucap Jean pedas kemudian menjauh dari dua sejoli di depannya.
"Hei...Hei Jean," rajuk Deandra dan menatap Jean memelas. Gadis itu memberikan puppyeyes yang tidak cocok dengan riasan tajam di matanya.
"Apa?"
Jean mendelik sebal, masih teringat jelas di otaknya saat Deandra menghilang tanpa kabar dan kenyataan gadis itu tengan berlibur ke Roma bersama Theo membuat Jean ingin mengubur Deandra hidup-hidup. Gadis itu pergi dengan setumpuk berkas yang terbengkalai di mejanya hingga Jean yang dengan sial adalah rekan kerja Deandra terpaksa mengambil alih pekerjaan gadis itu.
"Sebentar,"
Deandra mengalihkan perhatian pada Theo yang dengan setia berdiri di sampingnya. Kemudian berbisik pelan di telinga pria itu. Theo menganggukkan kepala sebelum tersenyum samar pada Jean dan melenggang pergi.
"Kau pasti akan terkejut mendengar berita yang aku bawa." ucap Deandra mendramatisir.
Gadis itu menarik nafas tajam seolah apa yang akan dia katakan menguras penuh tenaganya.
"Mr. Alvarez ada di sini." kata Deandra dengan satu tarikan nafas.
"Lalu?" tanya Jean santai, tidak ada yang tahu jika detak jantung kini memukul keras dadanya hingga terasa sesak.
Sementara Deandra membuka mulutnya kesal. Gadis itu mengira jika Jean akan histeris sama sepertinya ketika melihat mantan guru olahraganya yang tampan. Pria dewasa itu semakin tampan dengan pakaian formal yang memeluk erat tubuhnya.
*****
"Kau sudah menemuinya?" tanya Andrew kepada pria dengan jas biru gelapnya.
