My Ex-Teacher - Two

10.4K 661 15
                                    

AUTHOR POV

Seorang gadis berjalan tergesa keluar dari restoran mewah dengan beberapa map di tangannya. Sedikit kesulitan karena dia memakai sepatu delapan sentinya. Setelah bertemu dengan kolega perusahaan tempatnya bekerja, dia harus kembali ke kantornya.

Drttt...drttt...

Tangannya meraih ponsel yang berada di dalam tas selempangnya kemudian menerima panggilan tanpa melihat nama yang tertera di layar ponsel.

"Jean, kamu dimana? Kenapa tidak membalas pesanku?" sembur seseorang di balik telepon.

"Kenapa menelepon?" tanya Jean sinis.

Tidak biasanya Andrew menghubunginya. Jika bukan hal yang penting, Jean bersumpah akan menguras habis isi dompet pria itu. Karena terakhir kali pria itu menghubunginya hanya untuk dibuatkan mie instan, padahal di mansion sepupunya itu terdapat selusin lebih pelayan.

"Astaga Jean, kenapa nada bicaramu seperti itu?"

Jean memutar bola matanya malas saat mendengar nada merajuk dari Andrew. Semua orang terutama wanita pasti tidak tahu sifat aneh sepupunya yang terkenal sempurna.

Mata hazelnya menyipit tajam saat melihat siluet seseorang yang terasa familiar. Seorang pria dengan bahu lebar tengah bersama seorang anak lelaki yang Jean tebak berusia sekitar sembilan tahun. Mereka tengah bermain baseball , karena tepat di depan restoran ada lapangan yang biasa digunakan anak-anak muda untuk berolahraga atau sekedar berkumpul saat malam hari.

Kedua pria berbeda generasi itu terlihat dekat seperti seorang ayah dan anak.

'Apakah itu Mr.Alvarez?' teriak hatinya tidak terima.

Dia begitu mengagumi pria dewasa itu sehingga tidak rela jika James bersama wanita lain bahkan sampai memiliki anak.
Tapi dia bisa apa? Dia bahkan tidak berhak bahkan hanya untuk menatap lebih dari sepuluh detik.

"Jean? Kau masih disana?" tanya Andrew cemas.

"Aku hubungi nanti," kata Jean mematikan ponselnya tanpa memperdulikan Andrew yang pasti akan menggerutu seperti burung.

Jean menatap sendu pada pria yang diam-diam dikaguminya, sebelum membuang nafas yang terasa menyesakkan dadanya saat dilihatnya seorang wanita dewasa yang seumuran dengan Mr.Alvarez nya datang menghampiri pria itu dan menyerahkan handuk serta air pada kedua pria itu. Persis seperti seorang istri sekaligus ibu yang baik.

       ***

Andrew meremas rambutnya frustasi saat panggilannya diputus sepihak oleh sepupu menyebalkannya. Jika bukan karena Sarah yang merengek ingin dibuatkan cup cake oleh Jean, dia tidak akan mengganggu gadis mungil menggemaskan itu.

"Bagaimana?" tanya Sarah dengan mata berbinar penuh harap.

"Dia akan datang," ucap Andrew tidak yakin.

"Kenapa? Jean sedang sibuk, aku mengerti." Kata Sarah lesu.

"Sarah,"

Sarah hanya tersenyum tipis dan beranjak menuju kamar, wajahnya tidak menunjukkan wajah antusiasnya. Dan Andrew hanya bisa menatap sendu wanita itu.

Lagi. Pria yang menggenakan kemeja hitam dengan tiga kancing yang tidak dikaitnya itu meraih ponselnya.

"Hallo, apakah Jean sudah kembali?"

"Nona Jean ijin pulang lebih awal sir,sepertinya nona tidak dalam keadaan baik"

Sialan.

***

Hot Guy With An Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang