Ekstra Part

18.9K 958 42
                                    

AUTHOR POV

James memasuki sebuah ruangan dengan interior serba cokelat yang terlihat nyaman dan elegan sekaligus. Mata tajamnya memincing menatap seorang pria paruh baya yang terlihat tidak pantas untuk bekerja diusianya yang lebih dari setengah abad.

"Oh Tuan Alvarez,suatu kehormatan anda menemui saya." Sambut pria tua itu kemudian sedikit menundukkan kepalanya, tetapi meskipun begitu James masih dapat melihat sebuah senyum mengejek di wajah keriput itu.

"Tidak perlu berbasa-basi," kata James datar kemudian pria itu menghempaskan tubuhnya di atas sofa kulit yang empuk.

" Kenapa kau membawanya tanpa memberi tahuku?" tanya James langsung pada intinya. Dia tidak senang bercengkrama, dan basa-basi bukanlah keahliannya.

"Itu hakku, dia cucuku" bantah pria tua itu membela diri.

Dia tidak akan mau mengaku kalau itu adalah kesalahannya, meskipun kenyataannya dia memanglah salah. Tidak seharusnya dia melakukan hal itu.

"Dia milikku," ucap James telak.

Tak ayal membuat Thomas menegang di kursi kebesarannya. Dia tahu semua berita tentang Alvarez di dunia hitamnya, dan sialnya itu bukanlah sekedar rumor.

"I know, but you do not have the right entirely"

"Of course I have, she's mine." Kata James menggeram rendah.

Matanya berkilat tajam seperti menyimpan gejolak amarah dibaliknya dan bibirnya yang menipis membentuk garis lurus. Tangannya mengepal menahan diri untuk tidak memberikan bogem mentah pada Thomas. Bagaimanapun juga, James masih memiliki attitude untuk tidak menyerang orang tua, wanita dan anak kecil. Dan Thomas adalah salah satunya, James mengutuk siapapun yang membuat attitude itu.

"Tapi bukan milikmu sepenuhnya"

***

Los Angeles, California

Jean menghirup udara khas musim dingin di teras sebuah flat sederhana yang ia sewa bersama dengan Dean. Dengan kepandaian yang dimilikinya, dia bisa diterima di University of California Los Angeles. Bersama dengan Dean, meskipun berbeda jurusan.

"Jean! Jangan melamun, ayo bantu aku. Ini berat tahu." Ketus Deandra karena dengan kepolosannya, Jean tidak berniat membantunya sama sekali.

"Kamu mengejutkankanku, bagaimana kalau aku terkena serangan jantung!" Gerutu Jean dengan mata melotot marah pada Deandra sementara bibirnya mengerucut seperti bayi kecil.

"Itu bagus, karena kamu tidak akan menjadi perawan tua nantinya." Kata Deandra tidak peduli sembari kedua tangan dengan jemari lentik miliknya menata bahan makanan ke dalam lemari es.

"Kamu menjengkelkan! Aku tidak mau bicara denganmu lagi,"

Jean menghentakkan kakinya melangkah menuju kamarnya dan membanting pintunya menutup dengan kasar sehingga menghasilkan suara yang cukup keras untuk membuat bayi menangis karena terkejut.

"Jean, seandainya kamu tahu jika dia masih sering menghubungiku."

"Apa kamu akan membenciku karena telah menyembunyikannya?"

***

"Jean tunggu!"

Suara cempreng diikuti suara langkah kaki di belakangnya membuat Jean serta Deandra yang ada di sampingnya ikut menoleh. Jean mengeryitkan dahi saat dilihatnya seorang gadis tinggi semampai yang tampak seperti tiang karena ketinggian aslinya ditambah sepatu berhak beberapa inci sedang berlari mendekat.

Hot Guy With An Innocent GirlWhere stories live. Discover now