My Ex-Teacher - Five

6.2K 506 23
                                    

***

"Mr. Alvarez?"

Jean membelalakkan mata saat dilihat pria itu menatap tajam seperti biasanya. Ya Tuhan pria itu terlihat semakin dewasa dengan jambang tipis yang tumbuh di sekitar rahangnya. Tangannya terasa semakin besar saat James mencengkeram lengan Jean.

"Mr. Alvarez, saya akan bertanggung jawab. Anda bisa membawa mobil saya dan saya akan meminta montir untuk segera datang." ucap Jean cepat. Gadis itu menarik lengannya dari cengkeraman James.

Dahinya mengeryit saat melihat bercak memerah di tangannya. Di sana terasa sedikit nyeri. Matanya melirik ke atas dan Jean kembali menundukkan kepalanya karena mata tajam James masih menatapnya.

Jean tersentak saat tubuhnya terdorong dan seseorang menekan tubuhnya ke sisi mobil. Gadis itu menelan ludah gugup saat James mengurungnya di antara dua lengan kokoh. Jean menundukkan kepalanya di bawah tatapan tajam milik James.

Mata Jean terpejam ketika merasakan nafas hangat berembus di lehernya yang terbuka. Gadis itu menggigit bibirnya gugup saat suara James terdengar serak di telinganya.

"Aku tidak membutuhkan uangmu Ms.Jackson. Aku bahkan bisa membeli mobil detik ini juga jika aku mau." desis James sombong. Tapi Jean mengiyakan dalam hati. Gadis itu tahu bahwa kekayaan James memang tidak bisa dibayangkan.

"La...lalu apa yang anda inginkan sekarang Mr. Alvarez?" tanya Jean gugup.

"Aku ingin..." James mengecup leher Jean seringan bulu sehingga gadis itu sedikit bergetar.

"Kamu." Desis James serak.

"Di ranjangku." ucap James sembari bibirnya semakin menekan kulit leher Jean. Menggigitnya pelan hingga meninggalkan bercak memerah.

***

Seorang gadis dengan dress merah muda nya berjalan menyusuri lorong panjang mansion milik keluarga Jackson. Kaki telanjangnya menyentuh lantai marmer yang terasa dingin di kulitnya. Tangannya terulur menyusuri dinding dengan kuku jari telunjuknya. Gadis itu menatap kosong ke depan. Pikirannya tidak berada di tempat.

"Non," seorang perempuan setengah baya yang menjadi kepala pelayan menegurnya.

Jean tersenyum tipis dan menganggukkan kepala saat melihat Lissy yang menunduk hormat. Dia merasa tidak nyaman ketika pelayan di mansion menghormatinya seakan dia seorang putri.

"Bibi," panggil Jean sebelum Lissy berjalan terlalu jauh. Wanita tua itu membalikkan badan dan menatap nonanya dengan senyuman ramah yang mengembang di bibirnya.

"Iya,"

"Bibi tahu di mana kakek?" tanya Jean dengan mata menyipit.

"Ada di ruang kerja non," ucap Lissy yang dibalas anggukan Jean. Wanita itu kemudian pamit dan menghilang di balik dinding menuju ruang baca.

Jean memejamkan mata, kilasan peristiwa bertemunya dia dengan James seminggu lalu terngiang di kepala cantiknya.

"Aku ingin..." James mengecup leher Jean seringan bulu sehingga gadis itu sedikit bergetar.

"Kamu." Desis James serak.

"Di ranjangku." ucap James sembari bibirnya semakin menekan kulit leher Jean. Menggigitnya pelan hingga meninggalkan bercak memerah.

Jean membuka matanya yang tanpa dia sadari terpejam. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya saat James semakin merapatkan tubuhnya. Logikanya memberontak tetapi tubuhnya kaku. Tangan mungilnya terangkat dan menahan dada James, berusaha membuat jarak. Gadis itu memalingkan wajah saat James menundukkan kepalanya.

Hot Guy With An Innocent GirlWhere stories live. Discover now