SCGB-Tiga

1.4K 84 12
                                    

Di koridor, Rafka dan Lanika terpisah, karena Rafka ingin ke toilet. Lanika melihat sekeliling sekolah tapi sudah sepi. Mungkin sudah pembagian kelas.

Dia berhenti di depan lapangan basket. Ia bertanya pada dua orang perempuan yang sedang duduk, yang satu berhijab dan yang satu lagi tidak, ia berambut agak keriting. Lanika yakin itu panitia MOS juga, karena mereka memakai kartu anggota panitia yang terkalung dilehernya.

"Permisi, kak."

Gadis berambut agak keriting itu menoleh, "Eh, iya. Kenapa?"

"Peserta MOS udah pembagian kelas belum kak? Saya tadi abis dari UKS soalnya."

Kakak kelas yang memakai hijab tadi menjawab pertanyaan Lanika, "Udah, dek. Nama kamu siapa? Biar kita lihat kamu di tempatkan di kelas mana."

"Saya Lanika Farzana, kak."

"Oke, sebentar."

Dua perempuan itu membuka kertas-kertas berisi pembagian kelas. Dan yang menemukan duluan adalah yang memakai hijab.

"Kamu masuk ke kelas X IPS 4, dek. Ada di lantai dua, kelasnya yang paling deket sama tangga."

Lanika mengangguk tanda mengerti, tak lupa ia menampilkan senyum ramahnya. "Oh, iya kak. Makasih."

"Sama-sama," ucap mereka berdua kompak.

Lanika berjalan menaiki anak tangga, ia mengetuk pintu untuk menghormati kakak panitianya.

"Assalammu'alaikum. Kak, saya izin masuk."

"Wa'alaikumussalam. Iya, silahkan."

Lanika baru berjalan tapi langkahnya terhenti ketika seorang kakak kelas lelaki memanggilnya.

"Kamu Lanika Farzana?"

"Iya, kak."

"Karena kamu terlambat, kamu dihukum sama cowok itu." Ia menunjuk lelaki yang sedang berdiri tepat dekat papan tulis."

Dia lagi? gumam Lanika.

"Tapi kak, tadi kan saya telat karena sakit."

"Iya, kami tau. Karena kami juga lihat waktu lelaki itu menggendong kamu. Tapi peraturan tetep peraturan, dek."

Rafka malah tersenyum manis ke arah Lanika, membuat Lanika ingin mencakarnya kalau saja boleh. Lanika pasrah berdiri di samping Rafka sambil menunduk.

"Oke. Karena tadi Pak Abdurrahman sudah menyampaikan materinya, Sekarang kita main games aja. Eh, iya buat Lanika dan Rafka yang baru masuk. Kenalkan nama saya Fadhil, saya seksi acara di sini."

Lanika lagi-lagi bergumam dalam hati, "Oh, nama dia Rafka."

Seorang laki-laki yang duduk di depan mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Iya dek, kenapa?"

"Kak, saya mau usul."

"Usul apa?"

"Gimana kalau yang berdiri di depan itu kita hukum aja kak. Kan itu juga termasuk games."

Lanika langsung mendongak, apalagi ini? Apa tidak cukup kejadian tadi di lapangan dan di UKS? Sekarang dia harus dihukum pula bersama Rafka.

Rafka yang biasanya paling anti dengan suruhan senior malah tersenyum, ia senang bukan main setelah tau sekelas dengan Lanika dan beda kelas dengan Maurin. Mungkin jodoh, pikirnya.

"Usulan yang bagus," kata si kakak kelas cewek yang bertubuh agak gemuk.

"Sekarang mau ngehukum mereka dengan cara apa?"

Sinar Cinta Gadis BerhijabWhere stories live. Discover now