#2 | Xabiru

414 141 191
                                    

KANTIN di arah utara adalah Kantin yang paling luas di SMA Pelita. Sekolah ini memiliki 2 kantin. Satu kantin di arah selatan, kantin tersebut begitu tertata rapi dan bersih. Karena kantin itu diperuntukan bagi guru-guru atau staf-staf di SMA Pelita. Sedangkan satu lagi di utara. Ini memang yang terluas. Kantin ini memang diperuntukan bagi murid-murid.


Biru berjalan menuju ke sebuah meja kosong di kantin. Ia membawa sepiring siomay dan segelas es susu stroberi.

"Ih, lucu banget sih minumannya pink, makin gemes deh, sama Biru."

"Aduh, gantengnya cowok itu."

"Demi dewa neptunus, jantung gue nggak bisa diam. Cepat banget detaknya."

Biru tak begitu mempedulikan kalimat-kalimat menye para cewek-cewek itu. Ia tak suka dengan seseorang yang berseru berlebihan kepada orang lain.

Saat cowok itu tengah asik menyantap siomaynya, seorang cewek duduk tepat di hadapannya. Dengan menu yang sama seperti yang Biru pesan-sepiring siomay dan segelas susu stroberi. Entah kebetulan atau memang ia mengintai Biru.

"Gue boleh duduk di sini?" tanya Alana yang padahal sudah meletakan bokongnya di bangku tersebut.

Biru terdiam. Terus menyantap makanannya tanpa mempedulikan cewek di hadapannya.

"Eh, tau nggak sih, waktu-"

Belum sempat Alana meneruskan kalimatnya, Biru langsung menyergahnya.

"Lo bisa diam nggak?" Karena geram Biru beranjak pergi dari kantin.

Sejenak Alana bungkam menilik punggung Biru yang perlahan menjauh. Seperti yang sudah di sampaikan, Alana bukan cewek yang mudah tumbang. Ia pun mengejar cowok itu. Saat sudah di langkah ke lima, ia kembali lagi ke meja kantin, melupakan sesuatu. Ia belum minum setelah makan siomay, alhasil ia pun mengambil segelas minumannya dan menghabiskannya terlebih dahulu. Setelah itu ia langsung berlari mengejar Biru yang sudah tenggelam di tikungan koridor.

Ia berlari menyejajarkan langkahnya di samping cowok tinggi itu. Biru menilik sebal Alana.

"Lo mau ke mana, Ru?" tanya Alana yang tidak mendapatkan jawaban.

Biru pun membelokkan langkahnya menuju toilet. Melihat hal itu Alana mengangguk sambil ber-oh panjang kemudian memudar.

Tak lama kemudian, Biru ke luar. Dan tebak, apa yang cowok itu dapatkan. Alana masih berdiri di depan toilet. Menunggu cowok itu menyelesaikan urusannya di dalam toilet.

"Lo ngapain di sini?"

"Nunggu lo."

Biru menarik napas berat. Tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan cewek itu. Biru pun berjalan tanpa mempedulikan keberadaan Alana.

Cewek itu kembali mengikuti langkah Biru. Alana menyejajarkan langkahnya di samping Biru. Kemudian ia bertanya.

"Lo ingat gue nggak sih, Ru?" tanyanya penuh berharap.

Biru tak mengindahkan pertanyaan itu. Ia masih fokus pada jalannya.

"Serius nggak ingat?"

Biru masih bungkam.

"Masa nggak ingat sih?"

"Ru."

"Biru."

Mendengar Alana yang terus menerus berkicau tanpa henti. Biru menghentikan langkahnya dan kemudian membuka suaranya.

"Lo bisa diam nggak sih?" Kalimat itu bukan sekedar kalimat tanya, tapi perintah. "Gue tegasin sekali lagi. Gue nggak tau lo dan gue nggak mau kenal sama orang kayak lo yang bakal mecahin gendang telinga gue sama ocehan nggak bermutu lo. Ngerti? So, get the fuck away from me!"

Biru pun pergi meninggalkan Alana. Tak mempedulikan wajah cewek itu yang pelongo dibentak habis-habisan olehnya. Namun, tetap saja, Alana tetap gadis yang kuat. Jadi, ia tidak akan gentar sedikit pun dengan hal itu. Karena dia tahu alasan Biru berubah.

***

Biru menyambangi lapangan basket yang terletak indoor. Lapangan itu tak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang yang tengah bermain basket. Suasana semacam inilah yang Biru gemari. Tak terlalu dipenuhi lautan manusia dan gangguan dari sosok cewek menyebalkan semacam Alana.

Ia duduk disalah satu kursi penonton. Lalu mengeluarkan ponselnya juga earphone putih miliknya. Ia sumpal sepasang telinganya dengan benda tersebut. Menikmati alunan musik yang membuat netral perasaannya sekarang.

I need you, baby
And if it's quite alright
I need you, baby
To warm a lonely night

Lagu yang dinyanyikan Joseph Vincent itu mengalun dengan damai di lubang telinga Biru. Cowok itu bergumam menyenandungkan lagu itu tanpa lirik namun bernada serupa seperti apa yang dia tengah dengar.

"You're just too good to be true Can't take my eyes off of you."

Meskipun biru menggunakan earphone, namun ia masih bisa mendengar suara sekitarnya. Dan saat ini ia mendengar ada suara orang menyanyi lagu yang tengah Biru dengar pula di sampingnya. Ia menoleh. Alana duduk manis tepat 3 kursi dari samping Biru. Sontak cowok itu terpelonjak kaget dan langsung melepaskan earphonenya.

"Elo? Buntutit gue?" tanya Biru sewot.

Alana hanya menyunggingkan senyum getir.

"Ru, kita harus ngobrol."

Mendengar hal itu, Biru menarik napas beratnya. Cewek itu keras kepala. Memasukan ponsel beserta earphonenya ke dalam saku celananya.

"Lo mau ngobrol?"

Alana mengangguk.

Biru pun beranjak dari kursi dan menarik tangan Alana untuk ikut bersamanya. Alana terperangah. Cewek itu tidak tahu ingin digiring ke mana dengan cowok jangkung itu.

***

Penasaran nggak gengs apa yang mau mereka omongin? Hayooo?😂🍁

Thank you yang udah baca bab 2-XABIRU. Tunggu kelanjutan ceritanya ya :)

 Tunggu kelanjutan ceritanya ya :)

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

ALANA☝☝

XABIRU (On Going)Onde histórias criam vida. Descubra agora