Chapter 7 - Bagian 1

2.2K 192 28
                                    

Rama mengangkat sebelah tangannya, menyentuh kepalanya yang berdenyut nyeri. Dari sudut matanya, ia dapat melihat seseorang berbaring di sebelahnya. Ia menoleh, menatap tubuh wanita telanjang yang masih tertidur. Jika ia tidak salah ingat, maka wanita ini adalah wanita yang sama dengan wanita yang pernah menamparnya di Caffe waktu itu.

Rama kembali mengalihkan tatapannya pada dirinya sendiri. Ia meneliti keadaannya, lalu menyingkap sedikit selimut yang menutupi tubuhnya. Rama seketika mengumpat dengan pelan ketika menyadari tubuhnya tidak memakai sehelai benang pun. Dengan sedikit jengkel, ia memijit pelipisnya, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya sebelum ini, hingga sekelebat bayangan itu, memenuhi pikirannya.

::

::

::


Rama berjalan terhuyung-huyung, sebelah tangannya berpegangan pada dinding. Ia baru saja kembali dari club malam favoritnya dengan kondisi yang cukup mabuk. Ia sebenarnya tidak suka minum-minum atau semacamnya, ia hanya terlalu banyak pikiran hingga membutuhkan sesuatu untuk menenangkan pikirannya. Masalah tentang Shinta benar-benar mempengaruhi kewarasannya.

Dengan pandangan yang buram, ia mendongak. Matanya nampak nanar ketika memandang sosok wanita yang berdiri tepat di depan pintu apartemennya. Wanita itu menoleh saat menyadari kehadiran Rama disana. Ia tersenyum sumringah, berlari dan segera melemparkan dirinya ke pelukan Rama. Rama yang menyadari posisi mereka pun, segera mendorong wanita itu dengan keras, membuat punggung sang wanita menabrak dinding.

"Kau mau apa, Jalang?!" Desisnya. Wanita itu kembali menatapnya, setelah meringis sesaat.

"Vander," Panggilnya, ia kembali menghampiri Rama. "A-pa kau mabuk?"

"Ck, Bukan urusanmu!" Rama mendesis. Ia membalikkan tubuhnya, membuka kunci pintu apartemen lalu melangkah masuk, mengabaikan wanita di belakangnya. Rama menggeram tertahan ketika merasakan wanita bernama Hayle itu ikut memasuki apartemennya.

"Siapa yang memperbolehkanmu masuk ke apartemenku, Sialan?!" Makinya. Rama melangkah lebar lalu mencengkeram keras lengan Hayle. "Keluar! KELUAR DARI SINI!!!"

Hayle mengangkat sudut bibirnya, tanpa berniat beranjak dari sana,

"Kau sedang butuh pelampiasan 'kan, Vander?" Ucapnya, sebelah tangan nya yang terbebas memainkan kerah kemeja sang pria, ia mendesah dengan intim, "Kau bisa menggunakanku, aku akan melayanimu sebaik mungkin."

"PERSETAN!! KELUAR ATAU AKU—" Ucapan Rama terhenti, ia harus merelakan teriakannya tertelan kembali, disaat wanita itu menubrukkan bibirnya dengan bibir Rama, melumatnya dengan ganas.

Rama menggeram, melepaskan cengkeramannya lalu menarik pinggang wanita itu, dan merapat ke tubuhnya. Rama mengumpat dalam hati, menyalahkan alkohol sialan yang ia minum hingga membuatnya mabuk dan kehilangan akal sehatnya. Rama melepaskan ciumannya dengan kasar, ia menarik wanita itu ke dalam kamar lalu melemparkan tubuh ringkih itu ke atas ranjang.

"Kau akan menyesal!" Rama mendesis dengan matanya yang memerah. Ia melepas dasinya dengan tergesa, "Aku sungguh tidak akan segan bersikap kejam padamu, Jalang!"

::

::

::


Sialan! Rama mengumpati dirinya dalam hati lalu mengusap kasar wajahnya. Dengan cepat ia menoleh ke tempat sampah di bawah nakas, meneliti isi di dalamnya sejenak, lalu mendesah lega ketika matanya terpaku pada beberapa pengaman bekas pakai yang teronggok di sana.

The Prince Vampire : Empress Of The Pure BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang