#4

347 36 1
                                    

Sepulangnya kami dari kampus, aku dan yang lain langsung bergegas ke kantor polisi untuk bertanya mengenai kasus ini lebih jauh. Karena kami sudah sering ke sini, jadi kami bisa dengan bebas masuk ke dalam ruangan kepala polisinya, yaitu ruangan Pak Wityo. Beliau menyambut kami dengan hangat dan mempersilakan kami untuk duduk di sofa yang tersedia di dalam ruangan.

"Kenapa ini disebut kasus rahasia, Pak?" tanyaku langsung, sesaat setelah kami semua sudah duduk di atas sofa.

"Karena kalian harus melakukan penyelidikannya secara diam-diam. Pemilik villa itu tidak mau villanya ditutup. Lagi pula, kalau langsung ditutup begitu saja, nanti pelakunya juga tidak bisa ditangkap. Ingat, pelaku itu sangat jeli dan teliti. Pemilik villa itu juga kenal dengan saya. Dia harap, pelakunya segera ditemukan," jelas Pak Wityo.

Bion langsung berbisik pada Evan yang kebetulan duduk di sampingnya. "Menurut gue nih, ya, pemiliknya agak mencurigakan. Alasan kayak gitu, sih, emang masuk akal, tapi masa tutup sementara aja nggak mau? Apa dia mau menjebak seseorang?" tanya Bion beruntun tanpa jeda.

Evan hanya mengangguk dua kali menanggapi ucapan Bion.

"Jadi, yang perlu kalian lakukan adalah menginap di sana dan menyamar menjadi penginap villa biasa. Dan satu lagi, jangan sampai kalian melakukan tindakan mencurigakan yang bisa diketahui oleh pengunjung di sana," lanjut Pak Wityo sambil menatap kami satu-persatu.

Kecurigaan Bion tampak semakin terlihat. "Tapi, Pak, kalau kasus ini dirahasiain, apa nanti nggak semakin banyak korban? Seharusnya, pemilik villa itu tahu dan mengambil tindakan untuk berjaga-jaga supaya penculik itu nggak jadiin pengunjungnya korban. Kita, kan, juga nggak tahu penculik itu ada nyamar jadi pengunjung di sana atau nggak." Kedua alis mata Bion bertaut heran.

Kami semua manggut-manggut mendengar perkataan Bion. Benar juga, sih, apa yang dikatakan si Kuya ini, pemiliknya agak mencurigakan. Itu berarti kita harus waspada dengan pemiliknya, terutama menjauhkan Sasa darinya.

"Tapi, apa benar, Pak, pihak detektif dan polisi nggak temuin petunjuk apa pun? Satu pun nggak ada?" tanya Ryan memastikan, tampak masih kurang percaya akan kenyataan itu.

Pak Wityo menghela napas panjang sebelum menjawab. "Kami sudah mencari selama satu minggu lebih dan tidak ada petunjuk apa pun yang dapat ditemukan. Maka dari itu, kami berasumsi bahwa penculik itu sangat professional, dan terlihat sekali dia sangat teliti," jawab Pak Wityo.

"Memangnya di daerah sana tidak ada CCTV, ya, Pak?" tanyaku. Dari tadi pertanyaan ini terus menggantung di hatiku yang membuatku penasaran. Sekarang, kan, zamannya sudah canggih, masa tidak ada satu pun CCTV di sana? Atau penculik itu sudah menghancurkan CCTV-nya? Atau bagaimana?

"Daerah sana memang dulunya tidak ada CCTV, tapi sekarang kami sudah memasangnya. Tapi, setelah tidak berapa lama kami memasangnya, CCTV itu langsung dirusak oleh si penculik. Bahkan saat ada beberapa polisi yang berjaga di sana pun, besoknya cewek-cewek itu tetap hilang dan polisi-polisi itu ditemukan sudah meninggal dengan leher yang patah."

Kami semua terperangah mendengar penjelasan Pak Wityo.

"Saya punya dua asumsi, Pak," Kini, suara Sasa terdengar. Wajahnya tampak serius sekali. "Kalau penculik itu hanya satu, itu berarti dia memang sangat jago berantem atau pernah menang lomba bela diri, atau bisa aja kejuaraan apa gitu. Kalau dia hanya sekadar jago berantem seperti kebanyakkan orang biasanya, itu berarti penculiknya ada lebih dari satu."

Pak Wityo memejamkan matanya sejenak, lalu mengangguk tiga kali. "Hmm... ada benarnya juga."

"Oke, jadi biar lebih cepat, sekarang Bion," Aku menatap Bion yang tengah menatapku serius. "Lo cari siapa aja atlet cowok di bidang bela diri gitu yang pernah menang kejuaraan apa pun. Terus, cari juga apa mereka punya gangguan kejiwaan atau semacamnya. Pokoknya suatu kondisi yang bisa bikin mereka melakukan tindakan kayak gini." Bion langsung mengangguk dan segera membuka laptop yang sedari tadi berada di pangkuannya.

Kasus RahasiaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora