sebelas : Samudra menyesal

2K 99 2
                                    

Rasyad mengikuti dokter yang menangani Shila, untuk di jelaskan apa yang terjadi dengan Shila sebenarnya. Setelah keduanya duduk berhadapan, Rasyad memulai pembicaraan.

"Jadi, kenapa dengan adik saya dok? Dia gapapa kan dok?"

Dokter berdeham sebelum akhirnya berbicara, "Adik kamu tidak apa-apa, hanya saja depresi yang dialaminya sudah dalam kategori berat, kalau sekali lagi dia mengalami hal-hal yang membuatnya trauma, dia akan mengalami berbagai penyakit, bahkan kematian. Jadi, tidur nya, dan kondisi nya setiap hari harus selalu terkontrol agar dia tidak semakin depresi."

Rasyad mengangguk patuh, "Ada lagi dok? Terus kapan Shila boleh pulang dok?"

"Tidak ada, tapi kalau tidak keberatan lebih baik Shila dibawa ke psikiater agar tidak mengalami stress berlebihan. Besok mungkin Shila sudah boleh pulang, tapi dia tidak boleh sekolah tiga hari kedepan. Nanti saya buat surat izinnya."

"Oke, dok. Terimakasih." Rasyad berdiri, menyalami dokter itu lalu keluar ruangan.

"Yaampun, Shil. Gue gak nyangka lo nahan beginian selama ini. Gue nggak mau lo kenapa-napa," Rasyad membatin, selanjutnya ia melangkah ke ruangan dimana Shila di rawat.

Tepat setelah Rasyad sampai, Samudra keluar ruang rawat Shila. Rasyad meminta izin untuk masuk terlebih dahulu karena dia sudah cemas.

"Kenapa bisa gini? Siapa yang berani ngebully lo?" omelnya saat masuk. Shila terkekeh.

"Abang, kangen." Shila memeluk lengan Rasyad. Abangnya itu melepas tangan Shila, lalu memeluknya erat.

"Jangan kaya gini lagi, gue nggak mau lo kenapa-napa. Besok, lo harus sama gue! Semua orang harus tau lo adik gue. Nggak ada bantahan, dan kejadian kaya gini gak bakal ada yang ketiga kalinya!" perintah Rasyad.

Shila mendesah kecil, "Iya-iya." Tidak ada gunanya pula menentang Rasyad hari ini. Yang bisa ia lakukan hanya mengiyakan kemauan abangnya itu.

"Papah sama Mamah lagi otw ke sini, Papah langsung urus Bianca, dia mau dikeluarin sama Papah."

Shila terkejut, matanya membulat. "Kok dikeluarin? Jangan. Dia udah kelas 12. Sekolah mana yang mau nerima lagi kalo udah kelas 12 bang."

"Gaada bantahan, Kiyara Ashila!"

"Yaudah, Shila nanti yang bilang ke Ayah."

Rasyad menatap adiknya sengit, "Bilang aja, mana mau Papah membebaskan orang yang ngebuat anak perempuan satu-satunya tersakiti."

Shila mengalah, oke dia memang sudah kalah telak. Bianca akan di keluarkan dari HarWij. Oleh seseorang yang notabene nya pemilik sekolah.

"Yaudah ah, abang keluar sana. Aku masih mau istirahat." Shila mengalihkan pandangan dari Rasyad. Dia tidak ingin Bianca dikeluarkan, itu berarti dia yang jahat. Kasian Bianca, sudah kelas 12. Tapi, apalah daya, Shila tidak bisa melakukan apa-apa.

"Yaudah, istirahat. Jangan bikin gue khawatir lagi." Rasyad mencium kening Shila, lalu keluar dari ruangan.

Tidak lama, orangtuanya masuk. Entah sejak kapan dua insan itu datang, Shila juga tidak tahu. Wajah Bunda dan Ayahnya nampak sangat panik. Shila dapat menangkap wajah panik dua insan itu.

Kalau Rasyad terkadang memanggil Ayah dan Ibunya itu Mamah Papah, Shila kebiasaan memanggil mereka Ayah dan Bunda.

"Kamu gak papa, sayang?" suara bunda memecah keheningan.

Shila mengangguk, "Gakpapa, Bunda."

Bunda duduk di kursi sebelah ranjang Shila, Ayahnya duduk di sofa yang sedikit jauh dari ranjang.

"Ayah akan ngeluarin Bianca. Kamu pasti udah tau itu dari Abang kamu,"

"Tapi, Yah. Kenapa harus dikeluarin? Kasian dia udah kelas 12. Gak ada cara lain?" Shila memelas.

"Nanti Ayah fikirkan. Tapi, untuk sekarang ngeluarin dia adalah keputusan setimpal dengan apa yang udah dilakukan ke kamu." Ayahnya berkata tanpa bantahan.

Shila menghela nafas pasrah, ia menatap Bunda. Dan Bundanya hanya bisa menganggukkan kepala sambil tersenyum.

"Ayah juga akan membatasi kedekatan kamu dengan Samudra, karena dia hanya akan membuat kamu dalam bahaya."

Mata Shila melebar, bersamaan dengan mulutnya. "Tap-tapi Yah---"

"Tidak ada tapi-tapian Kiyara Ashila, ini lebih baik daripada Ayah memaksa kalian putus."

Shila semakin menghela nafas. "Oke."

Samudra yang mendengar itu dari luar ruangan juga menghela nafas. Oke, ini setimpal. Memang karena Samudra Shila seperti ini, dan selama ada kesempatan, Samudra janji tidak akan membuat Shila dalam bahaya lagi.

Lagi-lagi, Samudra hanya bisa menyesal.






a/n :
Ugh makin dikit. cucok😂

vote dong buat next part, biar makin semangat nih yg ngetik.

Oke

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oke. ini Samudra sama Shila lagi main basket😂

-----clndwr, calonnya rizky nazar😂

01-07-18


    👇klik ya

SAMUDRASHILAWhere stories live. Discover now