MY SEXY DADDY : BABY

49.2K 632 11
                                    

Just for fun guys!

"Ada apa madam memanggilku?" Aku tak mengerti kenapa ibu pemilik panti memanggilku ke ruangan nya dengan tiba-tiba, apa aku melakukan kesalahan? Ah, kurasa tidak, aku selalu menuruti perkataan nya dan menjaga anak-anak dengan sangat baik.

"Kemasi barang-barang mu..." ucap ibu panti yang sedikit menggantung, menurutku.

"Apa saya akan pergi dari sini?" Aku benar-benar tidak tau apa maksud perkataan nya, apa aku sekarang sedang diusir? Yatuhan, masalah apa lagi yang akan menghampiriku kali ini? Apa aku sangat menyusahkan selama tinggal disini?

"Iya, kau akan pergi ke Boston" ibu panti menatapku dengan tatapan bahagia, apa maksudnya? Aku dipindah ke panti asuhan di Boston? Aku akan dipekerjakan disana? Atau apa sebenarnya?

"Kenapa saya harus pergi kesana madam?"

"Seseorang akan menjadi wali mu yang baru, selamat Zarina, ada orang yang ingin mengadopsimu" ucapnya dengan tiba-tiba memelukku penuh kebahagiaan.

"Really, madam?" Mataku sampai berkaca-kaca setelah mendengar ucapan itu, aku benar-benar tak percaya ini, seseorang ingin mengadopsi gadis seperti ku? Ini benar-benar keberuntungan, biasanya para wali yang ingin mengadopsi anak dari panti ini akan memilih mengadopsi anak-anak yang masih kecil. Aku tidak mimpi kan? Jika iya, aku tidak mau bangun, dan jika tidak, aku sangat bersyukur.

"Sure, dear" ibu pemilik panti melepaskan pelukannya dariku, sungguh, aku sangat bahagia dengan ini, apalagi mengingat orang yang mengadopsiku tinggal di Boston, aku semakin berpeluang dapat menjadi mahasiswi Harvard University selanjutnya.

"Kemasi barang-barang mu, seseorang akan menjemputmu kemari besok pagi, kau juga harus beristirahat!" Aku segera mematuhi perintahnya dan pergi ke kamarku dengan hati bahagia yang tak dapat ku ungkapkan.
.
.
.
Tepat pukul 21.00 aku selesai mengemasi semua barang-barangku, selanjutnya aku merebahkan tubuh ku ke tempat tidur yang sebentar lagi akan aku tinggalkan.
"Sudah lama aku tinggal disini, tidur diruangan ini, rasanya ruangan inilah yang selalu mendengarkan semua keluh kesahku"
Aku memejamkan mataku, dan selanjutnya tanpa kusadari aku sudah sibuk dengan alam bawah sadarku.
.
.
07.00 GMT. At Frendich Orphanage.
"I will miss you all!" aku sungguh bahagia dan bersedih sekaligus atas ini semua, aku sudah mengucapkan salam perpisahan kepada semua anak-anak dipanti begitu pula para pengasuh disana.

"See you!" Aku melambaikan tangan kepada mereka sebelum mobil BMW yang ku tumpangi melaju. Aku pasti akan merindukan suasana panti bersama anak-anak.
.
.
.
.
.
12.00 A.M. at Ezequiel Mansion, Boston, U.S.A.
"Maaf Nona, kita sudah sampai" aku sedikit terkejut saat mendengar itu. Ya, aku tak sengaja tertidur karena bosan, dan perjalanan yang lumayan menyita waktu. Tapi sungguh, lelah ku terobati saat aku turun dari mobil dan melihat dimana aku berada sekarang.
Well, mulutku sampai menganga karena takjub akan mansion yang ada didepan mata ku ini. Sangat mewah. Itu yang kupikirkan. Apa aku akan tinggal disini sekarang? Amazing!

"Mari silakan masuk, nona!" Seorang wanita paruh baya yang berpakaian rapi khas seorang pelayan mempersilakan aku untuk masuk ke dalam mansion itu.

Tapi tunggu, dimana orang yang mengadopsiku? Aku memang belum mengenalnya, bahkan namanya saja aku belum diberi tahu, pasti yang mengadopsiku adalah pasangan kaya yang tidak dapat mempunyai anak. Jika itu benar, kasihan sekali mereka.

"Apa ini tempat tinggal orang yang mengadopsiku?" Kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulutku, pelayan yang mendampingi ku memasuki mansion itu sedikit terkejut karena pertanyaanku yang tiba-tiba.

"Right, ini mansion sir EZEQUIEL RASYEED JACQUEZ"

Eze siapa tadi? Jadi, itu nama orang yang mengadopsiku? Seperti apa orang nya? Aku sungguh tidak sabar ingin bertemu dengan nya segera.

"Dimana orang itu?"

"Kau sudah datang rupanya" ucap seseorang yang berhasil membuatku menoleh ke asal suara berat itu sekaligus.

Aku menoleh dan mendapati seorang lelaki muda yang mungkin saja masih seumuran dengan ku, lelaki itu berdiri di anak tangga paling bawah yang ada di dalam mansion itu, kesan pertama yang kulihat darinya adalah dia terlihat seperti seorang lelaki yang bukan keturunan Amerika. Lelaki itu memakai jeans berwarna biru tua dan kemeja putih polos lengan panjang, dia berpose seperti seorang model dihadapanku dengan menaruh tangan kirinya ke dalam saku celananya. Sorot matanya memandangiku dengan sangat intens. Itu membuatku sedikit kikuk.

"Antarkan dia ke kamarnya" titah lelaki itu pada pelayan disampingku.

"Dan kau bersihkan tubuhmu itu, lalu temui aku di ruang tengah, segera!" Lelaki itu menyuruhku lalu pergi begitu saja ke sudut lain mansion itu, kulihat dari kaca yang membatasi tempat itu disana adalah tempat bersantai dan aku juga melihat kolam renang disana.

Tapi siapa lelaki itu? Apakah dia putra kandung tuan Eze tadi?

"Mari nona, saya antarkan ke kamar anda!" Suara itu berhasil membuyarkan lamunanku.
Akhirnya aku lebih memilih pergi ke kamarku dan membersihkan tubuhku yang sudah lengket ini.
Pelayan lain juga membawakan barang-barang ku ke kamarku. Aku yang semula melayani keperluan anak-anak, sekarang malah dilayani sepenuhnya seperti anak kecil.
.
.
45 menit ku habiskan untuk bersiap, setelah itu aku pergi ke ruang tengah sesuai perintah lelaki tadi-tentu nya aku menyuruh pelayan untuk mengantarku kesana, aku belum hafal jalan dirumah ini, bangunan seluas ini bisa saja membuatku tersesat kan?-. Dan saat aku sampai diruang tengah disana sudah ada lelaki tadi. Dia mungkin menungguku, tapi kenapa tuan Eze belum datang? Dan istrinya juga belum bertemu dengan ku.

"Kau lama sekali baby"
'Baby'? Siapa yang dia maksud? Aku? Itu menjijikan, mungkin dia salah bicara atau aku salah dengar.

"Duduklah! Siapa namamu?" Titahnya dengan merentangkan tangan nya yang panjang di atas sofa. Gaya nya ini sungguh seperti tuan besar yang memiliki seisi dunia. Dari wajahnya dia terlihat ingin pamer padaku rupanya ya?
Dan lagi-lagi dia menyuruhku, bahkan sebelum dia mengetahui namaku.

"Zarina Jesselyn" aku duduk mematuhi perintahnya dan juga berusaha terlihat ramah didepannya, jika dia akan menjadi saudaraku tentunya kami harus cepat akrab bukan? Kesan pertama saat baru bertemu memang sangat penting!

Dia hanya diam dan menatap ku dari bawah sampai atas. Berulang-ulang! Itu membuatku sangat risih.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" Aku tak tau harus bagaimana menghilangkan rasa penasaranku terhadap jati dirinya sekaligus keheningan diantara kami.

"Apa pertanyaan mu penting bagiku? Tanyakan jika itu membuatmu tidak tenang" suara beratnya itu terdengar sangat menggairahkan ditelingaku. Tentu saja pertanyaan ku sangat penting sir, keadaan rumah yang sepi ini membuatku penasaran.

"Siapa dirimu? Dan dimana Tuan Eze...?" Aku sungguh lupa namanya tadi siapa, dan tatapan lelaki didepanku itu selalu membuatku gugup.

Lelaki itu terkekeh pelan sebelum mengatakan hal yang mengejutkan ku.
"I'm EZEQUIEL RASYEED JACQUEZ , pemilik tunggal mansion ini" jelas nya dengan tersenyum miring ke arah ku, seakan raut wajah nya itu mengatakan 'Kau sungguh tidak tahu siapa aku?' atau 'Bagaimana kau dapat melupakan namaku?' bahkan dia juga menekan suaranya saat mengucapkan namanya. Bitch!

What?! Ezequiel itu dia? Lelaki dihadapan ku ini? Apa dia yang mengadopsiku? Wait, sandiwara apa ini? Jangan bilang jika dia adalah papa angkat ku? No No, itu tidak bisa!

"Jadi, apa kau yang mengadopsiku?" Tanyaku dengan nada diantara bingung, tak percaya, dan sedikit penolakan.

"Alright, I'm your 'Daddy' and you are my 'Daughter', Zarina" ucap nya dengan tersenyum miring-lagi-, situasi ini seperti serigala yang sudah berhasil memerangkap domba, dan sebentar lagi bisa saja serigala itu memangsa domba dihadapan nya dengan sekali terkam.

"D.. Daddy?"
Yatuhan apa aku tak salah dengar? Pria ini bahkan terlihat seumuran dengan ku. Bitch, dia pikir ini permainan apa, hah?!

TO BE CONTINUED . . .

Vote+Comment nya ditunggu ya readers!
Jangan jadi silent readers ya, ga berkah itu😆
See You!^^

MY SEXY DADDY! [JACQUEZ #1]Where stories live. Discover now