14. My Dearest is A Programmer-教えて

Start from the beginning
                                        

Dalam hati ia mengiyakan perkataan Milla, ia harus menjaga jarak dari ibu Risa itu. bisa saja dia melakukan sesuatu agar ia mau berpacaran dengan Risa. Ardian bergidig membayangkan semua uang tabungannya lenyap karena gaya hidup Risa yang begitu royal.

“Kak Radit !!” panggil Zea saat Ardian turun ke lantai bawah untuk mengambil minum.

“Apa dek ??” Ardian mengambil gelas dari rak dan mengisinya dengan air dingin dari kulkas.

“Kakak agak beda, dari tadi senyum-senyum sendiri. Biasanya lempeng kaya jalan tol mukanya.” Zea memasukan sepotong roti bakar selai stroberi ke dalam mulutnya. Zea tidak takut gemuk meskipun makan di atas jam delapan malam, ‘Keluarga kita ngga ada keturunan gendut, makanya santai aja.’ Ujar Zea disalah satu sesi video call-nya saat Ardian masih berada di Korea. Bahkan Zea pernah sengaja memasak dua bungkus Samyang jam setengah satu pagi, tapi tidak ada perubahan apapun pada tubuhnya.

“Jalan tol ngga lempeng-lempeng banget kali.” Ardian duduk di seberang Zea dan mengambil sepotong roti isi di atas piring. “Kelamaan manggangnya.” Ardian mengembalikan roti yang baru ia gigit sedikit.

“Gak usah so perfect deh, kaya yang bisa bikin aja.” Zea mengambil roti yang sudah digigit Ardian, “Kalo ngga dimasakin atau beli pasti udah mati kelaparan.”

Ardian tidak membalas ucapan Zea, dia memilih untuk memfokuskan diri pada ponselnya.

Ardian tidak membalas ucapan Zea, dia memilih untuk memfokuskan diri pada ponselnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Dearest is A ProgrammerWhere stories live. Discover now