4. My Dearest is A Programmer - Work it

323 26 0
                                    

4. My Dearest is A Programmer-Work It

Chapter Sebelumnya
= = = = = = = = = =
"Bryan sama Stef mana ??" tanya Ardian to the point. Fandi mendekatinya, pasti sepepunya akan memberikan jalan bijak untuk meredakan emosinya. Setelah mendengarkan jawaban, basa-basi, dan saran dari orang-orang yang berada di dapur, ia pun pergi ke kamar Fandi untuk mengisi baterai ponselnya.

"Semoga kamu ngga nungguin aku, aku takut kamu kecewa." Ujar Ardian setelah mencolokan ponselnya.

= = = = = = = = = =

When you love someone, you are scared of getting hurt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

When you love someone, you are scared of getting hurt. and you'll get hurt eventually.

Unknown

Jakarta memang selalu panas, tapi panas hari ini terasa lebih panas dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta memang selalu panas, tapi panas hari ini terasa lebih panas dari biasanya. "Berada diluar ruangan tanpa tabir surya atau payung bisa membuat kulit menghitam dalam waktu sekejap." Cerocos Fikri sejak awal mereka menjejakan kaki keluar dari gedung kantor.

Hari ini Fikri, Abel, dan Vania pergi ke D'latte, sebuah caffe sederhana yang berjarak dua puluh meter dari kantor. Kebetulan sekali, kafetaria kantor sedang penuh dan Fikri baru saja menggaet client dengan project yang cukup besar dan berjanji akan mentraktir Vania dan Abel.

"Itung-itung syukuran." ujar Fikri sambil mengelus dada. Dia yakin kedua sahabatnya itu akan membuat kantongnya bolong dalam waktu beberapa menit. Meskipun berbadan mungil, nafsu makan Abel cukup besar, Vania tidak perlu ditanya lagi. Tapi, Fikri tetap bersyukur karena uangnya dihabiskan dengan jelas oleh sahabatnya ke arah perut bukan dihabiskan untuk membeli sesuatu yang tidak perlu.

"Hebat lo bisa ngegaet client gede kaya gitu!!" Abel membuka pembicaraan setelah pelayan pergi meninggalkan meja mereka.

"Jelas dong, gue gitu!! Emang nya elo, kerjaan dah dua minggu aja belom kelar-kelar hahaha..." Fikri tergelak.

Abel mengerucutkan bibirnya, topik mengenai client yang sudah lewat dua minggu ia kerjakan memang sedikit sensitif untuk dibicarakan. "Ish!! Bukan salah gue, client-nya aja banyak maunya."

My Dearest is A ProgrammerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang