32. Pernah

5.4K 788 163
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Drt drt drt

Suara getaran keras dari ponsel diatas nakas membuat (namakamu) mengerang kesal. Tidur malam nya harus terganggu dengan suara getaran yang bisa ia pastikan sebuah panggilan. Tangan kanan (namakamu) meraih ponsel diatas nakas, matanya masih enggan terbuka.

Segera ia menempelkan ponsel ke daun telinga nya. “Heum.”

Halo (namakamu). sel—.’

“Iqbaal. Lo gak punya jam dirumah, he. Lo tau gak ini jam berapa. Gue lagi tidur nyenyak dan lo gangguin gue. Monyet. Apa lo!!!” (namakamu) bisa langsung mengenali siapa yang menelfon nya

Terdengar suara kekehan di ponsel. Namun (namakamu) malah mengernyitkan dahinya.

Iya iya maaf. Gue baru sampai loh. Udah kenyang aja makan omelan.’

Seketika (namakamu) menoleh kesamping dan ia sukses terkejut dengan ada nya Iqbaal disebelahnya. (namakamu) langsung terduduk. Iqbaal ikutan duduk, ia tertawa dan mematikan panggilan.

“Kok lo ada disini baal.” Tanya (namakamu) sedikit bingung.

Iqbaal senyum “Iya lah. Lo kan lagi ulang tahun.” Tangan Iqbaal mengacak gemas kepala (namakamu) “Gue sempetin dateng. Besok pulang lagi ke Jakarta.”

(namakamu) meraih tangan Iqbaal yang bertengger dikepalanya “Astaga Iqbaal. Lo gak perlu datang segela kesini. Jogja-Jakarta bukan tetanggan deket loh. Suka bego ya.”

“Lagian, tahun tahun kemarin juga lo Cuma ngucapin lewat videocall-an aja. Gak harus kesini.” Lanjut (namakamu). (namakamu) sudah bisa menebak bahwa kedatangan Iqbaal ini ada kerja sama antara keluarga nya

Tangan Iqbaal merapikan rambut (namakamu) yang terlihat berantakan, mungkin efek karna sehabis bangun tidur secara tiba tiba. Iqbaal memerhatikan dekorasi kamar (namakamu) yang Deo dekor.

“Siapa yang bikin ini.” Tanya Iqbaal merujuk pada dekorasi kamar

“Si Beo. Dia kesini tadi. Ikut rayain ultah gue sekalian dinner.” Iqbaal mengangguk paham

Iqbaal kemudian mengambil dua paperbag dari bawah, lalu membuka paperbag warna coklat dan mengambil isinya. Sebuah cupcake dengan tulisan ‘happy birthday (namakamu) 21’

Kemudian, Iqbaal menyanyikan sebuah lagu happy birthday dengan merdu. Membuat kedua ujung mata (namakamu) sempat berair kalau saja cewe itu tak segera menyeka nya.

“Lupa beli lilin tadi. Langsung makan aja ya.” Kata Iqbaal sambil menyodorkan satu cupcake.

(namakamu) menerima nya. ia mengangguk. Lalu meraih satu cupcake dan menyuapkan ke Iqbaal. “Iqbaal. Makasih.”

Iqbaal mengusap kepala (namakamu) dan senyum “Sama sama.”

Lalu Iqbaal meletakkan cupcake itu diatas nakas dan beralih membuka paperbag berwarna hitam. “Buat lo. gak mewah emang.”

Teman Bahagia [IDR-INH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang