11. Like a Family(2)

6.6K 789 23
                                    

Tahun 20XX Smp Garuda Bangsa

Senin pagi, beberapa siswa siswi sudah berbaris rapi, siap untuk mengikuti jalannya upacara senin. Tak sedikit yang masih tersisa dikelas untuk menyelesaikan piket pagi, ngobrol singkat ataupun berkelilingin mencari atribut sekolah seperti ; dasi dan topi, yang wajib di pakai sewaktu upacara.

Dan sialnya, upacara pertama disekolah barunya, Iqbaal harus ketinggalan topi Smp nya. ia mengorek ngorek isi tasnya, barang kali topinya itu terselip disalah satu buku.

Iqbaal semakin dibat khawatir kala teman temannya sekelasnya sudah banyak keluar kelas hingga tersisa Iqbaal sendiri dikelas.

“Iqbaal, ayo.”

Iqbaal menoleh kesumber suara, membenari kacamatanya. Itu (namakamu)—temannya yang ia kenal dua hari yang lalu

Iqbaal tak menggubris ajakan gadis manis itu, ia masih mengorek isi tasnya mencari topinya. Bisa bisa Iqbaal terkena hukuman kalau sampai tak memakai topinya saat upacara.

(namakamu) mendekat “Lo cari apa sih. Lapangan udah penuh, mau upacara.”

Iqbaal membenari kacamatanya “Topi gue kayaknya ketingglan (nam).”

(namakamu)memanjangkan lehernya menilik kearah jendela, lapangan sudah penuh dan petugas upacara sudah siap untuk melaksanakan tugasnya.

(namakamu) menarik pergelangan Iqbaal, melepas topi nya dan memasangkan ke kepala Iqbaal “Lo pakek punya gue. Sekarang kita ke lapangan.”

(namakamu) menarik lengan Iqbaal untuk pergi dari kelas. “Tap—tapi ini kan topi lo (namakamu). nanti kalo lo kena hukuman, gimana? Lo itu kan ketos.”

“Sekali kali buat sensasi, baal.”

(namakamu) dan Iqbaal sudah masuk ke dalam barisan masing masing, (namakamu) berada di barisan ketiga dari depan sedangkan Iqbaal dibarisan cowo di barisan keempat dari depan.

Dan upacara pun dimulai dengan khitmat. Guru guru yang menjadi pengawas mulai melaksanakan tugasnya, memeriksa atribut peserta didik. Melihat itu, Iqbaal khawatir sendiri dengan gadis didepannya itu, bagaimana kalau (namakamu) tertangkap?

“(namakamu).” bisik Iqbaal

(namakamu) menoleh, menautkan kedua alisnya, tanda bertanya.

Iqbaal memberi kode dengan dagunya kesebelah, itu Bu Dewi, guru yang jadwalnya mengawasi atribut sekolah. (namakamu) tersenyum, menandakan semua akan baik baik saja. (namakamu) kembali melihat kedepan.

Iqbaal harus meneguk salivanya kuat kuat kala Bu Dewi sudah disampingnya dan kini menepuk bahu (namakamu). cewe manis itu menoleh.

“Mana atribut sekolah kamu, (namakamu). Topi.” Ujar Bu Dewi. Beberapa siswa langsung melihat kearah (namakamu) yang mendapat terguran dari guru bp itu.

(namakamu) tersenyum tipis “Maaf bu, saya gak bawa. Kemarin minggu saya mengajak anak anak osis untuk rapat bulanan. Dan kami pulang telat.”

Bu Dewi mengangguk saja “Yasudah, lain kali lengkapi atribut sekolahmu jauh jauh hari. Kamu harus memberi contoh yang baik untuk anak anak lainnya. Kali ini ibu maafkan, tapi jangan lagi terulang. Understand mis Aletha.”

(namakamu) mengangguk mantap “Yes, mis.”

Lalu Bu Dewi memutar balik tubuhnya kebarisan belakang. (namakamu) tidak berbohong, benar adanya bahwa ia mengajak anak anak osis untuk rapat bulanan dirumahnya.

Iqbaal bernafas lega, ia tersenyum tipis kala melihat cengiran secerah matahari milik (namakamu). gadis itu sembari menepuk nepuk bangga dadanya.

~~~

Teman Bahagia [IDR-INH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang