Chapter 4 : You ! back ? (2)

2.1K 156 3
                                    

"DAREL" jenny mengusap mata nya kasar lalu mengerjapkan nya lagi beberapa kali,

"Kenapa kamu teriak-teriak sih ? Ada apa ?" Darel berteriak balik ke arah Jenny.

"K-Kamu..." Jenny tampak bengong sesaat.

"Aku pasti masih mimpi, haha... Iya... Iya, ini mimpi..!" Jenny tertawa hambar berusaha menutupi keterkejutan nya.

"Kamu ini kenapa sih, Mos ? Bicara mu jadi lucu !" kata Darel,

Ya, itu Darel. Darel yang sama, ia tidak menua sedikit pun, kulitnya putih seputih salju. Mata birunya, rambutnya.. Semuanya tidak ada yang berubah, hanya cahaya putih yang memancar di sekitar tubuh nya itu yang membuat nya berbeda,

"Lucu bagaimana, kamu yang lucu... Kamu yang datang di mimpi aku dan sekarang kamu bertindak seakan akan kamu itu nyata," kata jenny sambil terkekeh pelan,
"Lebih baik aku tidur lagi, ini kan masih jam 3 pagi !" kata Jenny seraya menarik kembali selimut nya.

"Hey... Kamu--" kata Darel,

"Iya iya terserah... selamat malam, Darl"

Jenny kembali menutup matanya,

/-/-/-/-/

Keesokan paginya..

Jenny membuka matanya, lalu ia mengedarkan pandangan nya ke seluruh sudut kamar nya.

"Ah.. Benar kan, cuma mimpi.." Jenny bernafas lega,

Ia turun dari tempat tidurnya lalu berjalan ke arah kamar mandi, kemudian ia menutup pintu kamar mandi itu,

Setelah beberapa menit, Jenny keluar dari kamar mandi dengan handuk yang ia lilitkan di tubuhnya,
Ia berjalan ke arah lemari, lalu..
"Jenny,.. (Sosok itu masuk ke kamar jenny) Astaga, maaf--" pemuda itu keluar dari kamar jenny saat ia melihat jenny yang masih berlilitkan handuk,

Jenny sontak mematung di tempat nya.
"Astaga ! Aku seperti denger ada suara orang, apa Jangan jangan apartemen ku udah berhantu, ya ? Tapi masa iya sih ?" Jenny memasang ekspresi ngeri lalu menggidik kan bahu nya, berusaha tidak menghiraukan suara yang baru saja ia dengar.

Ia segera memakai blouse nya lalu rok span setinggi lutut, ia memasang make up ringan lalu menggelung rambutnya,

"Sempurna," gumamnya,
Jenny meraih tas yang ada di meja nya lalu mengalung kan tas itu di pundaknya,
Jenny berjalan ke arah ruang tamu, ia berjalan ke arah dapur lalu membuat makanan. Ia membuat sandwich, telur rebus dan bacoon serta susu putih hangat,

"Sudah siap,.. Selamat makan Jenny" katanya pada diri sendiri,
Jenny mulai memasuk kan sandwich itu ke mulutnya

lalu..

"Jenny, apa kamu masak sesuatu ? Bau nya enak, kamu masak apa ?" Tanya sosok yang baru saja memasuki ruang dapur tersebut.

Uhuk.. Uhuk..
Jenny tersedak saat melihat sosok itu datang memasuki dapur,
"Astaga ! Uhuk.. A-aku.."

"Astaga, kamu tersedak," sosok itu sontak berlari lalu menyerahkan air kepada Jenny,
Jenny menerima gelas itu lalu mengenggak isinya hingga tandas,

"Astaga" jenny membulatkan matanya saat ia melihat sosok itu ada di depan nya,

"Kamu, apa aku masih bermimpi ? Tapi, Kenapa sangat nyata ?" Jenny menepuk pipinya sendiri dengan keras.

"Eh.. sakit ?" Gumam nya lirih. Sedangkan sosok yang ada di depan nya tampak menatap dirinya dengan raut bingung.

"Apa maksud mu ? Kenapa kamu berbicara soal mimpi terus ? Mimpi apa sih ?" tanya sosok itu,
"Aneh banget" ucap nya,

"Kamu. Kamu yang aneh, bagaimana bisa kamu ada di sini ? Ke-Kenapa kamu disini ? Hah ?" teriak Jenny histeris,

"Woah, kenapa kamu teriak ? Kalau kamu tanya kenapa dan bagaimana bisa aku ada di sini maka aku bakal jawab 'gak tahu' ! Karna aku juga menanyakan hal nya sama" kata Darel,

"Kamu--"

"Apa ? Kenapa?" tanya Darel heran,
"Aku benar benar bingung dengan keadaan ini, okay.. Aku.."

"Kamu ? Apa ?" tanya Jenny, sambil mengatur nafasnya,

"Aku ada di sebuah taman, suasana nya sangat tenang. Tapi tiba tiba aku berada di jalan dimana aku tertabrak. Lalu aku tidak tahu bagaimana, dan kamu tiba tiba berteriak lalu menarikku ke sisi jalan hingga mobil itu tidak jadi menabrak ku dan aku disini.." jelasnya.

"J-jadi ? Aku berhasil menyelamatkan mu ?" Tanya Jenny ia bangkit dari duduk nya,

"Darel... Apa ini nyata ?" Jenny menatap Darel dengan mata berkaca kaca,

"Tentu saja ini nyata, aku di sini"

Jenny mendekat lalu memeluk Darel,

Slash..

Tubuhnya menembus tubuh Darel,
"A.. Apa yang terjadi ?" tanya Jenny lalu menatap Darel,

Darel menatap tubuhnya sendiri,
"Entah, tapi sepertinya kita tidak bisa bersentuhan," kata Darel dengan wajah sedih,

"Tapi.. Kenapa ?" tanya jenny sekali lagi dengan air mata berlinang,

"Entahlah, aku juga tidak tahu,".
Darel menatap jenny,
"Udah, jangan nangis. jadi, kamu gak ada acara hari ini ? Apa kita bisa.."

"Astaga, kamu benar.  Aku harus berkerja.. Aku berangkat sekarang" kata Jenny buru buru berjalan ke arah pintu,

"Apa ? Kerja ? Kamu kerja ?"

"Iya,.. Ini hari ke dua ku, aku tidak boleh terlambat. Kalo aku ngelakuin kesalahan lagi, aku bakal langsung di pecat" Jenny memasukkan kunci ke lubang kunci,

Darel terdiam,
"Apa aku boleh ikut ?" kata Darel tiba tiba,

"Tapi.. atasan ku pasti akan memarahi ku kalau aku membawa mu bersama ku ke kantor," ucap Jenny,

"Aku mohon, aku akan bersikap baik dan tidak akan mengganggu mu bekerja, aku janji !" katanya memohon,
"Boleh ya.. Lagi pula akan sangat membosankan tinggal di sini, tidak ada yang bisa aku kerjakan" imbuh nya,

Jenny menghembuskan nafas panjang,
"Baiklah, tapi jangan menyulitkan ku ya !" kata jenny,

"Aku janji." Darel tersenyum,

***
Darel kembali di dunia nyata dengan sosok hantu nya,..
Apa yang akan dia perbuat di kantor ? Apa dia akan menyulitkan jenny ?"

Next part !
Votmen !
Wajib...
😉😉😉

Ghost Love #wattys2018Where stories live. Discover now