27. Membaik

2.9K 166 8
                                    

"Seperti air yang bermuara di sungai, kau hadir di tengah sunyi yang ku benci, lalu pergi secara sembunyi-sembunyi, perlahan, tapi pasti."

~Jingga dan Senja~

Hari ini tepatnya dua minggu setelah kejadian waktu itu, semua sudah terlihat biasa saja, hubungan Jingga dan Devian pun telah kembali seperti semula begitupun dengan Bella, Adeeva? Kini ia sudah melepas masa jomblonya dan tentu saja dengan Devian. Jingga dan Bella terlihat semakin dekat namun masih dengan status 'teman'. Entah kapan mereka akan mengubah status 'sebatas teman' itu menjadi 'sepasang kekasih'.

Dua minggu, waktu yang terbilang cukup lama bahkan siswa-siswi kelas 12 telah selesai melalui masa-masa UNBK dan siswa-siswi kelas 10 dan 11 pun akan segera mengakhiri masa penjajahannya karena hari ini merupakan hari terakhir ujian kenaikan kelas.

"Lo berapa Ken?" tanya Jingga sambil melirik-lirik kertas ulangan Kenzie.

"Eitss ngapain lo ngelirik-lirik udah kek lagu aja."

Kenzie berdehem sebentar sebelum memulai aksinya, "Lirikan matamu menarik hati."

"Asik lanjut bang," kata Jingga ikut-ikutan.

"Oh senyumanmu manis sekali." Kenzie melanjutkan.

"Sehingga membuat aku tergoda." Kali ini Jingga yang menyanyi.

"Asik-asik jozz!"

"Berisik kali kau ni." Gafar menimbrung menggunakan bahasa daerah asalnya.

"Suka-suka aku lah," jawab Kenzie.

"Ajak-ajak lah kalau mau bernyanyi! Cemana kau ni."

Gafar sudah siap dengan botol minumannya yang dijadikan sebagai mic dan mulai melanjutkan nyanyian tadi dengan volume suara yang cukup keras ditambah lagi dengan Kenzie yang sudah memegang sapu sebagai gitarnya dan Jingga yang terus memukul-mukul meja, menjadikannya sebagai alat musik drum. Ya seketika kelas Mipa 2 menjadi tempat konser dadakan. Tak jarang dari mereka yang merasa kesal karena aktivitas belajarnya menjadi terganggu, namun tak jarang juga dari mereka yang tertawa karena merasa terhibur dengan tingkah konyol tiga sejoli itu.

"Udah lah, ngapa jadi konser dadakan gini coba, sayang suara emas gue ke buang sia-sia, mending kalo dibayar," kata Jingga, menghentikan aksi keributan ini.

"Belom puas gue Ga," decak Gafar.

"Kapan-kapan dilanjut di rumah Kenzie," celetuk Jingga.

"Weitss apa-apaan lo bawa-bawa rumah gue segala! Lo sengaja ya mau bikin 'aku tenggelam dalam lautan luka dalam, aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang," kata Kenzie yang lagi-lagi diselingi menyanyi.

Baru saja Gafar ingin membuka mulutnya untuk melanjutkan lagu yang belum sempat diselesaikan oleh Kenzie, Jingga, dengan segera menyumpel mulut Gafar dengan sisa roti yang tadi sempat ia beli di kantin.

Gafar kembali ke tempat duduknya yang berada tepat di belakang Jingga sambil mengunyah roti yang tadi diberikan Jingga tak lupa ia memasang wajah bete sembari menatap nyalang ke arah Jingga namun bukan Jingga namanya jika terlihat peduli dengan hal sekecil itu.

"Lo berapa Ken?" Jingga mengulang pertanyaannya.

"Satu lah! Emang lo kata gue Raden Kian Santang bisa berubah jadi 7 gitu!" celetuk Kenzie.

Jingga mendengus, "Nilai lo!"

"Oh bentar-bentar gue mau nyanyi dulu, 'aku lah sang prabu aku bisa menjadi 7, aku bisa berganti wajah, salah satu kekuatanku'."

Jingga dan Senja [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang