21. Pergi?

3.1K 176 4
                                    

Aku harap kita akan bersama, selalu.
Namun nyatanya, kita hanya terjerumus ke dalam kisah yang pilu yang hanya diliputi oleh warna abu.

~Jingga dan Senja~

Hari ini rasanya tubuh Bella sangat lelah, badannya terasa sangat pegal mungkin karena ia terlalu sibuk mengurusi acara pentas seni di sekolahnya.

Bella merebahkan tubuhnya untuk sekadar menghilangkan rasa lelah yang bersarang di tubuhnya lalu memenjamkam mata hanya untuk beberapa menit saja, iya hanya beberapa menit karena ponsel Bella tiba-tiba saja berbunyi. Menyebalkan sekali.

Dengan penuh rasa malas Bella mengambil ponsel yang semula ia biarkan tergeletak di atas kasur dan melihat siapa penelepon itu.

Bella langsung merubah posisinya menjadi duduk setelah melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Ia berdehem sebentar sebelum akhirnya menggeser tombol hijau yang ada pada ponselnya.

"Hallo," katanya memulai percakapan.

"Hallo juga maaf ganggu."

"Kenapa?"

"Lo pasti cape banget ya?"

"Nggak juga, kenapa?"

Oh tidak! Bagaimana bisa ia mengeluarkan kata 'Nggak juga' padahal  jelas-jelas ia sangat merasa lelah sampai-sampai ia tidak beranjak dari tempat tidurnya sejak ia pulang sekolah tadi.

"Boleh ketemu sebentar?"

"Tapi kan ini udah malem."

"Baru jam 7 kan?"

"Ya tetep aja ini udah malem, emangnya nggak bisa besok aja ngomongnya?"

"Nggak bisa, boleh ya tadi gue juga udah minta izin sama Kakak lo."

"Besok kan masih sekolah, mending tidur, iya kan?"

"Sebentar aja ya, gue mohon."

Bella mendengus mendengar jawaban si lawan bicara, terkesan memaksa namun tidak ada salahnya juga jika ia menuruti kemauannya dan mungkin saja ia akan membicarakan hal penting sehingga ia ingin menemuinya pada jam segini.

"Gimana?"

"Yaudah." Jawaban Bella menjadi penutup dari perbincangannya dengan si lawan bicara malam ini.

Bella bergegas menuju kamar mandi untuk sekadar mencuci muka karena ia malas mandi jika sudah malam begini, setelah itu ia mengganti seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya dengan pakaian yang sekiranya nyaman untuk ia pakai.

Bella tidak tahu apa yang akan dibicarakannya tapi entah mengapa perasaannya mendadak menjadi tidak enak dan tidak dapat dijelaskan lagi bagaimana kondisi hatinya sekarang, perasaan senang, kesal, penasaran dan masih banyak lagi sudah bercampur menjadi satu di dalam hatinya. Lantas ia bergegas menuju ruang tamu untuk menemui orang tersebut karena tadi Kakaknya bilang bahwa ia sudah datang.

Jingga tersenyum ke arahnya kemudian mengajaknya pergi kali ini ia membawa mobilnya lagi, katanya jika ia membawa motor ia takut Bella terkena angin malam lalu jatuh sakit tapi Bella tidak terlalu mempedulikan perkataan Jingga tentang itu.

Jingga dan Senja [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang