10. Jingga untuk Bianca

4.1K 199 11
                                    

"Bahkan, jika dunia ini berakhir. Aku masih akan mengikutimu di belakang, jadi tolong jangan pergi dari pandanganku. Bahkan, ketika pagi tiba, rasanya ini tidak hilang, karena inilah mimpiku. Kau adalah kupu-kupu indahku."

-Don't Go Today.

~Jingga dan Senja~

Tidak ada satu pun kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA Tunas Bangsa dikarenakan ada pertandingan basket antar kelas.

Sedari tadi Bella terus berada di dalam kelas tanpa berniat untuk menyaksikan pertandingan yang menurutnya sangat tidak penting. Adeeva yang menemani Bella di dalam kelas pun mulai merasa bosan dan memilih untuk mengajak Bella menonton pertandingan walaupun ia tahu bahwa semua hanya akan sia-sia.

"Bell, keluar, yuk, liat cogan-cogan yang lagi tanding basket."

"Ya udah sana! Gue di kelas aja."

"Nggak asik lo, Bell," kata Adeeva sambil memasang wajah bete.

Adeeva kembali mengarahkan pandangannya ke arah papan tulis. Namun, sedetik kemudian ia kembali membujuk Bella agar ia mau ikut menyaksikan pertandingan.

"Ayo, Bell, sekali aja masa lo nggak mau nemenin gue, sih, jahat banget, deh."

"Nggak mau mending gue di kelas baca buku 'kan lebih bermanfaat daripada gue harus panas-panasan di luar cuma buat nyaksiin orang main basket doang."

"Nggak panas-panasan, kok, nanti 'kan kita nontonnya bisa dari tribun, gimana?"

Adeeva terus menatap Bella penuh harap.

"Nggak mau."

Adeeva menghembuskan napas kasar. "Ayo, lah, Bell. Sekali ini aja, lo juga 'kan bisa sambil baca buku di sana."

"Nggak mau, di sana berisik."

Bella memandang Adeeva yang terlihat seperti orang yang sedang putus asa.

"Siapa aja yang tanding?"

"Ya mana gue tau, Bell. Kan gue bukan panitianya."

"Ya udah kalo gitu gue nggak mau nonton."

"Intinya yang gue tau itu Kak Devian ikut tanding."

"Kak Devian doang?"

"Ya nggak Kak Devian doang, lah. Ya kali dia tanding sendirian!"

Setelah mendengar penjelasan dari Adeeva Bella kembali mengalihkan pandangannya ke arah buku biologi yang menurutnya jauh lebih menarik daripada pertandingan basket di luar sana.

"Jadi mau nggak?!"

Bella tampak menimbang-nimbang jawabannya terlebih dahulu sebelum akhirnya mengangguk setuju. Hal itu membuat Adeeva berteriak kegirangan dan langsung menyeret Bella menuju lapangan.

"Lo duluan aja, ya, Dev. Nanti gue nyusul."

"Serius nih nanti lo malah kabur lagi."

"Nggak percayaan banget sih lo sama sahabat sendiri."

"Ya udah iya, tapi awas aja lo kalo sampe kabur hidup lo nggak akan tenang!" ancam Adeeva.

Jingga dan Senja [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang