Telunjuknya mengusap pelan tepat dibagian cekungan. Menekan bagian itu tanpa sengaja. Sasuke tersentak saat bagian cekung itu di tekan. Bagian itu melesak masuk sedikit. Hanya sedikit karena Sasuke segera menarik tangannya. Tatapannya teralih pada Naruto.

Pemuda pirang itu juga terkejut melihat apa yang terjadi. Senyum tipis terbentuk di bibirnya. Tangannya terulur ke cekungan itu, berusaha menekannya. Ada bagian yang melesak ke dalam. Sasuke ikut membantu Naruto menekan bagian itu, namun beberapa saat kemudian, cekungan itu sudah tidak bisa di tekan lagi. Macet.

"Bagaimana?'' Sasuke tidak menjawab pertanyaan Naruto. Dia memilih untuk memperhatikan bentuk cekungan itu. Rasanya familiar.

Sementara Sasuke berfikir, orang - orang yang ada disitu fokus dengan perasaan tegang mereka dan sedikit lupa dengan situasi yang terjadi saat ini. Mungkin hanya Itachi yang menyadari jika semua orang kini tengah fokus pada apa yang sedang di kerjakan Naruto dan Sasuke. Dengan perlahan pemuda itu mulai menggeser posisi berdirinya menjauhi orang - orang dengan wajah seram yang ada di kiri kanannya. Dia harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki situasi yang merepotkan ini.

"Kau bawa cryptex nya?'' Tiba - tiba Sasuke mengulurkan tangan pada Naruto dan bertanya.

"Bawa, tapi untuk apa?'' Meski bertanya, tapi Naruto tetap meraih ransel di punggungnya dan mengeluarkan benda yang diminta Sasuke dan menyerahkannya.

"Hanya dugaan, tapi tidak ada salahnya dicoba'' Sasuke mengambil benda yang disodorkan Naruto. Mengamati tabung itu lama dan memperhatikan cekungan di tanah

Penasaran, Naruto terus memperhatikan apa yang dilakukan Sasuke. Dilihatnya pemuda raven itu memperhatikan tabung di tangannya, bergantian dengan cekungan di tanah. Sasuke mendirikan tabung di tangannya tepat di atas cekungan itu, memutarnya pelan dan terdengar bunyi 'klik' lirih yang membuat Sasuke menahan napas.

Cryptex berdiri dengan stabil. Sasuke mulai menekan ujung tabung itu, mendorong ke dalam perlahan.

Suara derit pelan mengagetkan semua orang yang ada disana. Semua orang disana seketika menoleh ke arah bangunan kastil. Di bagian samping kastil, tepatnya lantai beranda rendah yang terhubung dengan bangunan utama, bergerak naik, memperlihatkan sebuah lubang di bawahnya. Hanya lubang sempit tidak bisa di masuki manusia, namun itu cukup untuk membuat semua orang menahan napas.

"Apa itu?'' Hiashi mengerjap beberapa kali melihat apa yang terjadi. Langkahnya pelan menghampiri lubang yang tadinya tertutupi oleh lantai beranda. Pria tua itu berjongkok dan menundukkan wajah, mengintip apa yang ada di dalam lubang itu.

Hiashi memberi isyarat pada salah satu anak buahnya untuk memberikannya senter atau apapun yang bisa membantunya melihat ke dalam.

Salah seorang anak buahnya dengan sigap memberikan apa yang diminta tuannya. Hiashi menggunakan senter di tangannya untuk melihat bagian dalam lubang itu. Tidak terlalu dalam dengan lantai yang datar. Namun sekitar satu meter di depannya, ada anak tangga yang akan membawa siapapun yang masuk lebih ke dalam.

Sasuke menatap cryptex di depannya yang belum sepenuhnya masuk. Dia mengerti, jika benda itu terus di tekan hingga masuk sepenuhnya, pintu di bawah lantai itu akan semakin terbuka dan itu artinya sedikit lagi mereka bisa mendapatkan apa yang sudah mereka cari selama ini.

Hanya saja, Sasuke jadi merasa ragu sekarang. Apakah akan membiarkan pintu itu tetap terbuka yang berarti Hiashi akan mendapatkan harta itu, atau berusaha mencegahnya.

"Cepat buka lebih lebar pintunya!'' Hiashi menoleh ke arah Sasuke, menatap nyalang pemuda itu, menyuruhnya untuk membuka pintu yang dia yakini adalah jalur untuk mendapatkan harta karun yang dicarinya selama ini.

TREASURE HUNTERWhere stories live. Discover now