CHAPTER 13

1.1K 160 47
                                    

Pintu restauran fast food terbuka, menghasilkan bunyi lonceng pelan penanda pelanggan datang. Dua orang pria dan seorang wanita muda memasuki restauran, berbicara pada pelayan dan memesan makanan mereka. Ketiganya tidak duduk, memilih berdiri sembari memainkan ponselnya sambil menunggu pesanan. Tidak berapa lama, makanan yang mereka pesan selesai dan ketiganya langsung keluar dari restauran.

Pelayan restauran menatap kepergian pembelinya dengan senyum lalu dari sudut matanya, pelayan dengan topi merah itu melirik tiga pemuda yang masih asyik duduk dan mengobrol. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi sepertinya sangat serius, terlihah dari ekspresi di wajah ketiganya.

"Aku tidak mengerti, bagaimana kau bisa menyumpulkan waktunya?'' Naruto menggigit roti isi di tangannya dengan gigitan besar kemudian mengunyahnya cepat. Sedang Itachi mengangguk - angguk, setuju dengan pertanyaan Naruto.

"Kalian terlalu banyak makan  makanan instan, makanya otak kalian berjalan lambat macam siput'' komentar Sasuke pedas.

Itachi dan Naruto mengangkat bahu, tidak menanggapi serius omongan pemuda raven itu. Sasuke memang seperti itu, kalau adik Itachi itu tiba - tiba bicara dengan bahasa yang halus, sudah dipastikan itu bukan Sasuke, atau kalau memang wujudnya Sasuke, pasti dia sedang kerasukan.

"Tulisan 'pelangi' disini meski menggunakan kanji 'pelangi' tapi aku yakin ini hanya permainan pengucapan kata, yang dimaksud pasti jam dua. Pelangi dan jam dua memiliki pengucapan yang sama bukan'' terang Sasuke.

Sasuke menatap bergantian dua orang di kanan kirinya, memastikan kalau Naruto dan Itachi bisa mengikuti alur pikirannya. Percuma susah payah menjelaskan kalau mereka tidak mengerti juga.

"Bagaimana? Kalian mengerti?'' Sasuke harus memastikan mereka paham.

"Ya... kami paham'' sahut Naruto meski dengan nada kurang yakin. Pemuda pirang itu paham dengan maksud Sasuke, tapi masih kurang yakin saja.

"Oke, jadi kita tunggu sampai jam dua siang baru bergerak'' Sasuke menegakan punggung saat merasa diskusi mereka sudah selesai.

"Bagaimana kalau yang dimaksud jam dua malam?''

Jitakan keras mendarat di kepala Itachi membuatnya mengaduh dan mengerucutkan bibir. Sasuke sang pelaku pemukulan melotot tajam, membuat Itachi yang niatnya ingin marah urung melakukannya.

"Bodoh. Sudah jelas tertulis cahaya siang hari. Lagipula kalau malam mana ada cahaya'' sembur Sasuke.

"Bisa pakai senter'' Satu jitakan mendarat lagi, Naruto yang melihatnya hanya meringis, prihatin dengan nasib Itachi yang harus dianiaya Sasuke.

"Kita bahkan tidak tahu cahaya akan datang dari sudut mana dan bagaimana akan menembus gerbang. Jadi ikuti caraku saja'' putus Sasuke, tidak bisa dibantah lagi.

Naruto terkekeh geli melihat wajah nelangsa Itachi yang sudah dua kali kena keplakan maut Sasuke, sedangkan Itachi mendelik galak melihat temannya malah terlihat senang melihat penderitaannya.

-
-

Hinata menatap kedai fast food di seberang jalan dari dalam mobilnya yang terparkir di sisi jalan yang lain. Dia tahu anak - anak yang diikutinya ada di dalam dan sangat mungkin tengah merencanakan sesuatu. Mengingat semua hal dan tindakan yang sudah dia dan ayahnya lakukan selama ini, sekarang Hinata tidak ingin gegabah mengambil kesimpulan. Lebih baik memperhatikan dari jauh apa yang akan mereka lakukan dan saat ada kesempatan baik baru merebut peran mereka mendapat harta karun.

Senyuman miring tersungging di bibirnya. Cepat - cepat gadis itu menaikan kaca jendela mobil saat dilihatnya orang - orang yang diawasinya keluar dari kedai. Pandangannya awas mengawasi pergerakan targetnya, layaknya hewan buas yang tengah berburu makanan.

TREASURE HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang