CHAPTER 3

1.5K 199 38
                                    

Aokigahara dikenal para ahli sebagai hutan purba yang masih ada hingga saat ini. Rimbunnya pepohonan menjadikan hutan ini selalu dalam keadaan gelap karena cahaya matahari yang tidak bisa mencapai tanah. Hampir tidak ada binatang buas di dalamnya. Kecuali hewan jenis reptil seperti ular yang memang menyenangi kawasan lembab seperti ini. Rapatnya pepohonan di Aokigahara membuat orang yang memasukinya mudah sekali kehilangan arah. Jika tidak mengikuti jalur yang sudah di tentukan kebanyakan dari mereka akan tersesat. Sinyal ponsel tidak terlalu baik jika sudah berada di tengah hutan. Ada banyak petugas patroli hutan yang memang sudah sangat mengenal wilayah ini dan bertugas untuk mencari orang - orang yang tersesat, selain itu tugas dari pasukan patroli ini adalah mencari mayat - mayat manusia yang mati bunuh diri. Merekalah yang akan mengangkutknya dan mengeluarakan dari hutan.

Sasuke memandangi pohon - pohon besar yang berjejer di kanan kiri jalan setapak yang dilewatinya. Ada banyak pita merah yang tertempel disana. Hinata bilang, itu penanda yang ditinggalkan beberapa pengunjung agar mereka tidak tersesat saat memasuki hutan. Sebenarnya hal itu dilarang, petugas juga sudah kerap kali membuang pita - pita itu, tapi pengunjung tetap saja meninggalkan pita atau apapun di pohon. Keadaan hutan begitu hening. Sangat aneh, seolah benar - benar tidak ada yang hidup di dalamnya. Terlalu hening, hingga suara burung yang mendadak terdengar membuat Sasuke kaget. Naruto dan kakaknya juga diam, tidak banyak bicara, hanya bertanya seperlunya saja.

"Tidak jauh dari sini ada dua gua alam yang terbentuk akibat letusan gunung Fuji 1150 tahun yang lalu. Narusawa Hyoketsu dan Fugaku Fuketsu. Kalian mau kesana?'' Hinata memperlihatkan senyuman manisnya pada tiga pemuda yang sedang di pandunya.

"Aku baru tahu, Ayah kita jadi gua. Apa dia dikutuk oleh nenek ouch...'' Itachi mendelik pada adiknya yang dengan tega memukul kepalanya dengan botol air mineral yang dia bawa, sedangkan Naruto terkikik geli melihat temannya itu.

"Jangan bicara sembarangan disini'' sembur Sasuke ''Kau juga, jangan tertawa atau roh - roh disini akan marah karena merasa terganggu dengan suara jelekmu itu'' kali ini omelan Sasuke ditujukan pada Naruto.

Mendengar kata roh - roh membuat Naruto langsung menutup mulutnya. Pemuda pirang itu paling takut kalau sudah menyangkut roh dan hantu gentayangan. Naruto lebih memilih menghadapi sepuluh preman sendirian dibanding harus bertemu hantu. Membayangkan saja sudah membuat bulu kuduknya merinding.

"Disini banyak hantunya ya?'' Tanya Naruto. Pemuda itu mengusap tengkuknya yang meremang.

"Roh itu ada disemua tempat, tapi karena reputasi hutan ini dimana banyak orang bunuh diri tentu saja kemungkinannya jadi lebih besar'' jawab Hinata ''selain itu, sejak jaman dulu hutan ini memang sudah digunakan untuk ritual ubasute. Jadi ya,.. kau bisa menyimpulkan sendiri kan'' lanjutnya.

"Ishh.. jangan bicara hal - hal seram disini, lebih baik ke gua saja, siapa tahu ada petunjuk yang kita cari'' sahut Itachi yang langsung dihadiahi pelototan dari Sasuke.

"Petunjuk? Kalian mencari apa memangnya?'' Hinata menyipitkan mata, curiga dengan perilaku ketiga pemuda itu.

"Maksud Itachi siapa tahu kita bisa dapat banyak data untuk tugas kuliah kami'' Naruto coba menerangkan, meski dengan perasaan gugup. Takut kalau - kalau Hinata semakin curiga pada mereka.

Gadis berambut panjang itu tidak sepenuhnya percaya dengan penjelasan Naruto sebenarnya. Dia memandangi tiga orang di depannya satu persatu dengan tatapan menilai. Mulai dari Sasuke yang terlihat biasa saja, terlalu tenang malah. Matanya kemudian dialihkan pada Naruto yang tersenyum kikuk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu pada Itachi yang sibuk mengaduk ranselnya entah sedang mencari apa.

"Terserah kalian saja. Tapi jangan melakukan hal aneh disini'' Telunjuk Hinata terarah pada tiga pemuda itu, memperingatkan mereka ''Ayo, ikuti aku''.

TREASURE HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang