CHAPTER 10

1.1K 168 18
                                    

Suasana kamar Naruto hening. Tiga orang yang berada di dalamnya terdiam beberapa lama, tenggelam dalam pikiran masing - masing. Tepatnya sejak Naruto mengatakan keinginannya untuk tidak melanjutkan pencarian harta karun.

Sasuke menatap Naruto tidak percaya. Sama sekali tidak menyangka apa yang akan dikatakan pemuda pirang itu. Apa Naruto benar - benar serius akan berhenti disini. Setelah apa yang mereka lalui beberapa hari ini dan Naruto akan meninggalkannya begitu saja. Apa dia tidak salah dengar. Bukankah yang paling semangat menemukan harta itu awalnya adalah Naruto kenapa sekarang menyerah begitu saja.

Naruto yang terus dipandangi Sasuke merasa tidak enak. Pemuda itu tidak berani menatap langsung ke arah Sasuke dan lebih memilih memperhatikan interior kamarnya yang sebenarnya biasa saja. Naruto hanya tidak bisa melihat kekecewaan di mata Sasuke.

"Kau serius?'' Sasuke mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke Naruto, tatapan terarah tepat ke mata Naruto.

"Ya'' Naruto menelan ludah, gugup saat wajah Sasuke terlalu dekat dengannya. Ini tidak baik untuk jantungnya, apalagi sekarang dia melihat jelas gurat wajah Sasuke yang halus, juga bibir yang sedikit mencebik, Naruto menggeser duduknya, mundur. Bisa bahaya kalau dia tidak bisa mengontrol dan malah ingin mencium bibir di depannya. Bisa di hajar Sasuke dia.

"Kenapa?'' Sasuke menggeser duduknya lebih dekat.

Ini sangat tidak baik, kenapa juga Sasuke harus ikut menggeser duduknya, ingin memancingnya atau apa ''Karena ini berbahaya'' jawab Naruto cepat.

Sasuke menegakan tubuhnya lagi, membuat Naruto mendesah lega karena jaraknya dengan Sasuke jadi sedikit jauh. Mata birunya melirik Itachi yang tengah duduk dengan dua tangan bertumpu pada senderan kursi, mengamati keduanya dalam diam, tapi jelas terlihat senyum mengejek di bibirnya. Naruto memicingkan mata, menatap sengit Itachi yang malah menertawainya meski tidak bersuara.

"Omong kosong'' dengus Sasuke ''Sejak awal memutuskan untuk pergi, kita semua tahu kalau ini berbahaya kenapa baru mempermasalahkannya sekarang'' Sasuke menyilangkan kedua tangannya di depan dada, seolah melupakan rasa sakitnya. Matanya menatap tajam Naruto.

Naruto menghela napas "Aku hanya khawatir sesuatu yang lebih buruk akan terjadi padamu'' ucap pemuda pirang itu dengan intonasi yang lebih lembut.

"Maksudmu kau tidak yakin aku bisa menjaga diriku atau kau menyumpahiku agar aku celaka, begitu?'' Naruto tidak menduga Sasuke menaikan nada suaranya dan pemuda raven itu terdengar marah. Sepertinya Naruto salah bicara, atau mungkin Sasuke yang salah mengartikan maksud ucapannya.

"Bukan begitu?'' Naruto mengangkat tangannya di depan dada, berusaha menyakinkan Sasuke kalau bukan itu maksudnya.

"Atau kau merasa direpotkan olehku, hah?'' Sasuke memajukan tubuhnya, wajahnya sedikit memerah karena menahan emosi.

Naruto melirik Itachi lagi, meminta bantuan kakak Sasuke itu untuk menjelaskan maksudnya, tapi Itachi malah menutup mulut menahan tawa, lucu sekali melihat dua orang itu bertengkar seperti ini.

"Aku keluar. Kalian diskusikan saja dulu. Kalau aku terserah kalian. Mau pergi aku siap, tidak juga.. tidak masalah'' Itachi mengedikan bahu, lalu memilih keluar dari kamar Naruto.

Sepertinya menemui Bibi Kushina lebih menyenangkan. Siapa tahu ibu Naruto menyimpan camilan lezat. Itachi bisa memintanya sembari menunggu Sasuke dan Naruto adu argumen. Lagipula sekarang dia haus. Naruto benar - benar bukan tuan rumah yang baik karena tidak memberikan minum pada tamunya. Mungkin Itachi lupa, kalau dia biasa mengambil makanan dan minuman sendiri tanpa meminta ijin pada si empunya rumah selama ini.

Naruto mengutuk Itachi dalam hati yang malah meninggalkannya dengan Sasuke yang sedang dalam mode sensitif. Kalau sudah begini, Naruto harus hati - hati supaya tidak salah bicara, atau Sasuke akan semakin marah.

TREASURE HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang