CHAPTER 14

1.7K 210 38
                                    

Tanpa sadar Naruto menahan napas begitu pintu gerbang dimana seharusnya Itachi berada terbuka. Sahabatnya yang seharusnya bertugas menjaga pintu di luar, sekarang berdiri di depan pintu gerbang dengan ekspresi datar di wajahnya, tapi bukan itu yang membuat Naruto tertegun, tapi orang yang berada di belakang Itachi.

Sasuke bergeser, mendekatkan tubuhnya pada Naruto. Meraih lengan pemuda pirang itu. Ini buruk. Sangat buruk saat situasi seperti ini harus melihat Hiashi dan putrinya, juga beberapa pria berbaju hitam dan berwajah sangar yang berada di belakang pria tua itu.

Bahu Itachi sedikit terkulai, dia tidak menyangka jika Neji tidak berhasil menghalangi pria tua licik itu agar tidak mengganggu pekerjaannya malam ini. Ingatkan dia untuk menghajar polisi itu nanti.

"Kalian tidak bepikir untuk mendapatkan harta itu sendirian bukan?'' Hiashi menyeringai dengan kejamnya.

Ketua klan Hyuuga itu maju beberapa langkah mendekat ke arah Naruto yang masih berdiri diam ''Kenapa diam? Silahkan lanjutkan apa yang sedang kalian lakukan, aku tidak akan mengganggu'' lanjut Hiashi.

"Bagaimana ini?'' Sasuke bicara pelan pada Naruto, matanya melirik sekilas ke arah Hiashi dan tiga orang berpakaian hitam dan berwajah sangar disana.

Menghela napas dalam, Naruto berusaha tenang menghadapi orang tua licik di depannya ini. Meski dalam hati Naruto sedikit khawatir, tapi sebisa mungkin dia harus tenang menghadapi situasi yang tidak terprediksi ini.

"Cepat lakukan apa yang memang harus kalian lakukan'' tanpa diduga, Hiashi mengeluarkan senjata dari balik pakaian yang di kenakannya dan mengarahkannya ke Naruto dan Sasuke yang masih diam tak bergeming.

"Ayo kita periksa patungnya'' Naruto mengalihkan perhatian Sasuke pada tujuan awal mereka.

Tanpa banyak bicara Sasuke menuruti apa yang dikatakan Naruto. Keduanya mulai menggeser patung Sachi yang berada di samping Sasuke. Masih sama seperti tadi, patung itu sangat sulit dan berat. Sekuat tenaga dua pemuda itu mendorong patung batu itu hingga akhirnya berhasil bergeser.

Naruto berjongkok, meneliti apa yang ada di bawah patung batu itu. Tangannya menyingkirkan debu dan tanah disana, mengusapnya hingga menemukan sesuatu. Seperti lapisan besi yang menutupi. Berbentuk persegi dengan dua buah lubang yang bisa dimasuki jari.

Hiashi berjalan menghampiri dua pemuda itu. Ingin tahu apa yang ditemukan Naruto juga Sasuke. Dahinya mengeryit melihat apa yang ditemukan.

"Cepat buka!'' Perintah Hiashi, seolah dialah bos disana.

Naruto dan Sasuke hanya saling pandang untuk beberapa saat, tidak mungkin mereka melawan dengan senjata yang terarah di depan mereka.

Naruto memasukan telunjuk dan jari tengahnya ke dalam lubang itu, berusaha menariknya. Cukup sulit, karena pasti sudah puluhan atau mungkin ratusan tahun tertutup, apalagi ditambah patung batu yang menindihnya.

Butuh usaha dan tenaga yang cukup besar sampai Naruto berhasil menarik lempeng besi itu hingga lepas. Dan sebuah ruang kecil terlihat disana. Ruang sedalam tidak lebih dari tiga puluh senti dengan sebuah lingkaran sedikit cekung di tengahnya.

"Apa itu?'' Hiashi ikut berjongkok di dekat lubang itu, ingin tahu apa yang ada di dalamnya.

"Aku tidak tahu'' jawab Naruto, jujur. Dia memang tidak tahu apa yang ada di dalam lubang itu.

"Jangan bercanda! Cepat lakukan sesuatu'' bentak Hiashi tidak sabaran.

Kesal, tapi tidak bisa berbuat apa - apa, Naruto melirik Sasuke, ingin tahu apa pendapat pemuda itu.

"Entahlah, aku juga tidak tahu'' Sasuke mengulurkan tangannya, menyentuh permukaan yang sedikit cekung. Mengusapnya, namun otaknya terus berpikir apa yang harus dia lakukan.

TREASURE HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang