19

6.9K 321 4
                                    

Beberapa hari kemudian.

Alma sedang duduk dimeja belajar. Hari ini tugas sekolah sangat banyak sekali. Dari pelajaran: Kimia, Fisika, Biologi dan Sejarah. Terlebih lagi besok Ulangan Fisika lalu besoknya lagi harus mengumpulkan tugas kelompok. Hari ini Alma sangat sibuk sekali.

"Cupu."

"Woy lo denger gak!"

Sudah tidak asing lagi bagi Alma dengan suara itu. Apalagi dari cara menyebut namanya juga yang gampang ditebak, hanya orang itu yang menyebutnya dengan sebutan 'cupu' Siapa lagi kalau bukan Galang.

Alma membalikan tubuhnya menatap Galang yang sedang berdiri dibibir Pintu dengan sangat santai sambil membawa satu buku pelajaran miliknya.

"I-iya," jawab Alma gugup. "Hmm Galang mau apa kesini?" tanya Alma.

"Gue kesini mau nyuruh lo kerjain tugas gue."

Alma menghela jengah sambil membalikan tubuhnya kembali, memalingkan wajahnya dari Galang. Hari apakah ini? Mengapa sesial ini!

"Kenapa lo?!" tanya Galang tanpa berminat masuk kekamar Alma.

"Ta-tapi Aku banyak tugas." Alma menatap bukunya yang acak-acakan diatas meja belajar.

Galang memutar kedua bola matanya, malas. "Iii-iya itu sih urusan lo bukan urusan gue," ketus Galang gelagapan.

"Hari ini aku banyak tugas!" Kali ini Alma tidak mau kalah dengan Galang. Percuma ia terus menuruti terus permintaan Galang. Semua itu tidak ada artinya.

"Oh sekarang lo jadi berani sama gue?!" tanya Galang mulai melangkah masuk kekamar Alma. "Sekarang lo gak mau ngerjain tugas sekolah gue? Karna lo udah mulai berani sama gue?! Iya kan?!" Ditatapnya Alma yang mulai mengerjakan tugasnya kembali dan menghiraukan dirinya.

"Cupu! Kerjain tugas sekolah gue sekarang juga!" paksa Galang.

Tangan Alma bergetar. Detakan jantungnya bergetar, cepat. Tapi ingat! Ia tidak mau lagi menjadi anak yang penakut dihadapan Galang.

"Itu tugas sekolah kamu Galang, bukan tugasku! Jadi yang mengerjakan tugas sekolah adalah dirimu bukan aku," ucap Alma dengan kepala tetap menunduk, menatap buku-bukunya. Kalimat terpanjang dengan penuh keberanian itu telah dilontarkan pada Galang. Entah apa yang akan terjadi nanti setelah Alma mengatakan itu pada Galang.

Galang terdiam membisu. Untuk kali pertama Galang diceramahi oleh Alma. Alma yang selalu terdiam ketika Galang selalu memarahinya. Alma yang penurut ketika Galang selalu memerintahkannya. Lalu sekarang dia menjadi pemberani bukan lagi penakut. Hatinya panas mendengarkan ucapan Alma barusan.

"Seharusnya kamu belajar bukan memerintahkan orang lain untuk mengerjakan tugas sekolahmu." Alma menambah lagi ucapannya.

"Sebenernya lo bicara sama siapa sih? Lo bicara sama buku?! Kalo lo bicara sama gue seharusnya lo tatap gue bukan buku yang-"

Ucapan Galang terhenti ketika Alma mulai menatapnya.

"Ini juga untuk kebaikan kamu, Galang. Kalo kamu terus nyuruh aku ngerjain tugas kamu! Lalu kapan kamu pintarnya? Kamu harus jadi siswa yang berprestasi? Kamu jangan mengandalkan orang lain untuk selalu mengerjakan tugas sekolahmu." Alma melanjutkan lagi ucapannya bukan menjawab ucapan Galang.

Galang menarik nafasnya, kasar. Hatinya begejolak panas. Orang yang selalu ia bully selama ini kini melawannya dengan ucapan yang lebih panjang darinya.

"Udah ceramahnya?" tanya Galang tersenyum miring. "Gue siap belajar! Gue juga siap buat ngejain tugas gue! Tapi gue butuh bimbingan, Al. Dan sekarang gue butuh lo, gue butuh orang untuk belajar membimbing gue disetiap waktu," ucap Galang mulai menurun dari nada tingginya.

Alma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang