13

8.1K 361 2
                                    

"Eh Lang, lo kenapa sih? Dari pagi cuek mulu!" tanya Farel pada Galang yang sedang berada di belakang sekolah.

Galang menatap Farel sekilas lalu sibuk lagi dengan pikirannya. Galang yang sedang duduk dilantai yang kotor sambil menyandar ketembok, menghela jengah.

"Coba deh lo cerita sama gue! Siapa tau lo butuh bantuan?" ucap Farel lagi.

Galang tidak menyaut ia hanya diam, kebingungan.

Farel yang sedang berdiri menatap Galang kemudian jongkok mendekat pada Galang. "Please lo cerita sama gue, kalo lo kayak gini mulu mana gue ngerti apa masalah lo?"

Galang menatap Farel lalu berpaling lagi sambil memutar kedua bola matanya.

Farel menghela, jengah. Ia sudah biasa melihat dan meladeni kelakuan Galang dari SD sampai sekarang SMA.

"Galang! Ayo dong cerita sama gue! Biar gue ngerti apa masalah lo?" paksa Farel hampir saja mencakar wajah Galang tapi tidak jadi, bisa-bisa ia di amuk masa oleh Galang jika melakukan itu.

"Rel, gue bingung." Galang baru bersuara.

Farel mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Maksud lo? Bingung kenapa?" Farel begitu terlihat serius.

"Coba deh lo bayangin kalo si Mauren gentayangin lo tiap hari! Dan gue," jeda Galang, frustasi. "Gue adalah salah satu korban gentayangan si Mauren!"

"Buset! Gentayangan? Emangnya hantu apa?"

Galang memutar kedua bola matanya. "Gue lagi serius ogeb! Dan lo malah becanda!"

"Iya-iya iya, sekarang gue serius nih," jeda Farel. "Jadi gimana nih? Gue harus bantu apa? Nyingkirin si Mauren dari hidup lo gitu?"

"Yes! Tumben pinter lo?"

"Farel gitu loh," ucap Farel ngenyir.

"Lagian lo sih enggak ada kerjaan, malah ngebaperin cewek jadi kayak gitu deh. Karma lo, makanya jangan baperin cewek mulu!" sungut Farel.

"Udah lah, lupain! Sekarang lo bantuin gimana caranya dia pergi dari hidup gue? Ngejauhin gue? Sekalian dia benci sama gue biar dia enggak suka sama gue!" ucap Galang pada Farel panjang bin lebar dan penuh penekanan sampai-sampai Galang menjitak kepala Farel saat mengatakan kata, 'Benci.'

Farel menelan salivanya yang kering menatap Galang, kesal. Lalu berkata, "Gampang banget itu mah Lang," jawab Farel, nyengir tanpa dosa. "Cukup lo jadi orang gila, si Mauren pun pergi."

"Njirrr, lo nyuruh gue gila? Yang ada semua orang benci sama gue!" Galang berdiri, mengepal tangannya dalam-dalam dengan wajah yang mulai meledak seperti bom.

"Waitss, lo jangan marah Okay!" Farel berdiri dengan tangan yang mencoba menghalangi Galang agar tidak terkena bogeman Ala-Galang. "Gue bakalan mikir dulu! Lo tunggu disini!" Lalu Farel berlari melewati jalan sempit yang dipenuhi rumput liar untuk menuju ke halaman sekolahnya lagi.

Galang tersenyum miring melihat kelakuan Farel, padahal ia tidak berniat untuk melukai sahabatnya. Lalu duduk lagi ditempat yang tadi ia tempati.

***

Alma yang baru akan pulang dari kantin, setelah membeli pulpen. Tiba-tiba Farel datang dengan wajah yang sumringah menghampiri Alma.

"Alma." Farel melambaikan tangannya.

Alma tetap terdiam, lalu Farel segera mendekat pada Alma. "Lo sibuk enggak?" Farel bertanya setelah sampai didepan Alma.

Alma menggeleng-geleng kepala. "Kenapa emangnya?"

Alma Where stories live. Discover now