Chapter - 16

25 1 0
                                    

"Besok jam istirahat lo berdua ke ruang OSIS" ucapnya, lalu pergi dari situ.

"Hah?" balas Raina dengan mulut menganga.

"Ngapain?" tanya Samuel.

Namun terlambat, Revan telah pergi dari situ.

"Kenapa harus gue sama dia, sih?!" ucap Raina dalam hati.

"Kenapa lo ga bilang ke gue kalo lo tinggal disitu?" tanya Raina kepada pemuda itu, masih dengan wajah jutek-nya.

"Kalo gue tau lo tinggal disitu, pasti gue udah bilang dari kemarin" jawabnya.

"Oh" jawab Raina singkat. Ia menjulurkan tangannya di bawah rintikan hujan.

Tanpa ia sadari pandangan tertuju pada Samuel. Entah mengapa ia ingin memandang pria itu yang sedang menatap arah lain.

Tanpa di sengajahi Samuel juga menoleh ke arah gadis itu, memandangnya.

Raina yang sadar pun dengan cepat segera memandang ke arah lain, merasa malu telah memandang pria itu. Ia jadi salah tingkah.

Pria itu tersenyum melihat gadis yang ia pandangi jadi salah tingkah.

Perlahan Raina memandangnya, namun sial. Pria itu masih menatapku dari seberang sana.

Gadis itu kembali mengalihkan pandangannya, merasa canggung bila saling memandang.

Setelah membiarkan lelaki itu memandang Raina dari jauh, kini Raina tak sengaja memandang lelaki itu.

Mata Raina mencari keberadaan lelaki itu, namun kenyataanya, lelaki itu telah pergi dari balkon-nya.

Lelaki itu menghilang tanpa se-pengetahuan-nya.

Raina pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya melihat rintikan hujan yang turun menjadi deras.

Ia menutup pintu balkon dan ke bawah untuk makan malam.

Tetapi tanpa sepengetahuan Raina, cowok itu malah kembali, sambil sesekali tersenyum memandang pintu balkon yang berada di seberang sana.

***

Pagi telah tiba. Raina bangun, lalu mematikan jam alarm yang terletak di atas meja kecil yang berada di samping ranjang tidurnya.

"Hoaammm" Raina menguap, sembari meregangkan badannya sehabis tidur.

Ia merapikan ranjangnya lalu beranjak keluar kamar, masuk ke kamar mandi.

Kali ini ada yang berbeda. Ia tak berebut kamar mandi dengan kakaknya, sebab kakaknya telah mandi terlebih dahulu.

Setelah mandi, ia pun memakai seragam hari Jum'at. Seperti biasa- gadis itu mengikat rambutnya, kecuali ketika mengikuti olimpiade- gadis itu mengurai rambutnya agar terkesan girly.

Gadis itu menuruni anak tangga satu per satu, lalu sampai di lantai bawah- menuju ruang makan.

"Pagi, Ra!" sapa kakaknya.

"Pagi, kak!" balasnya menyapa.

"Pagi, pah, mah!" sapa Raina dengan nanda ceria, namun wajahnya tetap dengan ekspresi juteknya itu. Ewh

"Pagi, sayang" balas papanya.

Raina memandang ponselnya, dan membuka LINE.

Bestfriend Or Boyfriend?Where stories live. Discover now