28. Sakit Tapi Tak Berdarah

2.5K 247 7
                                    

PERLAHAN namun pasti, Naja melangkah masuk kedalam ruangan Pak Yosa diiringi detak jantungnya yang tidak bisa di kompromi.

Nasha hanya mesem-mesem saja melihat Naja yang tampangnya sudah seperti napi yang akan dieksekusi.

"Halo, Nazalea!" sapa Pak Yosa ketika Naja sudah berdiri didepan mejanya dengan tampang kikuk.

"Saya ga disapa, Pak?" tanya Nasha sambil manyun.

Pak Yosa mengusap janggutnya yang cuma seupil sambil tertawa, "Saya sudah bosan menyapa kamu, Nashandy."

Nasha makin manyun.

Naja menarik kursi didepan meja Pak Yosa, "Saya sudah punya jawabannya, Pak."

"Oke. Jadi kamu mau ganti rugi? Bentar ya, saya tulis rinciannya." Pak Yosa hendak beranjak, namun cepat-cepat Naja menyela.

"Bukan, Pak. Saya mau terima tawaran Bapak. " Naja menundukkan wajahnya ketika Pak Yosa menatapnya dengan kening berkerut. Dilanjutkan dengan menatap Nasha yang hanya mengangkat bahu.

"Kamu sudah pikirkan matang-matang?" tanya Pak Yosa menyelidik.

"Sudah, Pak. Bahkan saya mau berterimakasih sama Bapak. Bapak sudah memberikan saya kesempatan untuk merubah hidup saya."

Nasha menahan diri untuk tidak tertawa terpingkal-pingkal mendengar penuturan Naja. Sementara Pak Yosa menatap Naja dengan senyuman aneh yang tak Naja mengerti apa maksudnya.

"Ini akan berat, Nazalea. Saya harap kamu bakal kuat dengan prosesnya. Tanya sendiri pada kakakmu yang duluan merasakannya."

Naja spontan menatap Nasha, dan dijawab Nasha dengan anggukan.

"Gaya hidup kamu, pakaian kamu, kebiasaan kamu, bahkan porsi makan kamu akan diatur. Anggaplah saat ini kamu adalah trainee, kamu akan dilatih segala hal hingga akhirnya mahir dengan bakat yang sudah berkembang." Jelas Pak Yosa panjang-lebar.

Naja meneguk ludah.

Pak Yosa bisa membaca ekspresi terkejut diwajah Naja, "Ini mah baru remah rengginang, Nazalea. Saat kamu akan maju ke kancah internasional nanti, semua akan terasa lebih berat. Jangan kamu kira menjadi seperti Gigi Hadid dan Ashley Graham itu seperti goreng tahu kemudian matang."

Nasha meringis ketika Pak Yosa menyebut dua nama supermodel yang superseksi itu. Tercyduck juga, Pak Yosa doyan yang seksi!

"Tapi Pak, kalo seperti yang Bapak bilang, 1 bulan untuk merubah semuanya, saya jujur pak, nggak sanggup."

"Satu bulan pertama itu fokus merubah bentuk badan kamu dulu. Untuk gaya jalan dan lainnya itu nanti setelah badan kamu sudah pas porsinya. Tenang saja, jangan buru-buru."

Naja mengangguk paham.

"Sekarang saya sudah tahu keputusan kamu. Saya tidak akan menandatangani kontrak sekarang. Saya akan atur dan cari manager diet kamu yang cocok untuk target sebulan. Dan dia yang akan mengatur semua jadwal makan kamu. Mudahan saya bisa mempertemukannya denganmu dalam waktu dekat ini."

Naja dan Nasha saling berpandangan.

Naja berpikir, seperti apa hidupnya kedepan ini dengan seorang diet manager sungguhan. Tak jauh beda dengan Naja, Nasha memikirkan nasib Naja yang bakal digojrok habis-habisan seperti dirinya dulu.

Karena sejujurnya, diet manager tidak akan segan-segan bertindak kejam demi target diet!

***

"Good luck!" Seru Nasha saat dirinya dan Naja keluar dari ruangan Pak Yosa.

"Lo kira gue mau perang apa?" sambar Naja jengkel.

Me & Fat BurnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang