1. Tragedi Baju

6.9K 547 28
                                    

JIKA saja pintu terbuat dari bahan rawan pecah, mungkin sudah pecah sejak tadi karena teriakan Mama yang menggelegar.

Tentu saja, karena membangunkan Naja.

Naja sendiri masih dengan nyamannya bergelung didalam selimut bergambar monyet miliknya.

"Na, bangun! Udah jam 9 lewat! Nanti kamu telat!". Teriak Mama sambil terus menggedor pintu.

Bu Ros menepuk jidatnya berkali-kali sambil istighfar. Diusia Naja yang hampir 21 tahun ini, bangun pagi sama sekali belum bisa Naja lakukan sendiri.

Nasha yang mau berangkat kuliah melewati Mama yang sedang berdiri didepan pintu kamar Naja.

"Ngapain, Ma?". Tanya Nasha.

"Cabutin bulu ketiak gajah," jawab Mama sewot. Membuat Nasha mendelik. Sebelum Mama akhirnya melanjutkan lagi, "Udah tau lagi bangunin adik kamu yang kayak beruang hibernasi gini."

Nasha terkikik geli. Jika saja kerjaan Mama yang membangunkan Naja tiap pagi itu adalah amalan, maka Mama sudah masuk surga tingkat tertinggi.

"Nasha berangkat kuliah dulu ya, Ma. Babay." Nasha mencium pipi Mama lalu ngacir secepat mungkin. Sebelum dirinya bakal jadi tong sampah Mama untuk membuang kekesalannya.

***

"Kok tadi dimimpi gue berasa dengar pintu digedor-gedor yah?". Gumam Naja. Ia menggeliatkan tubuhnya.

Mulanya tenang, sebelum ia terpekik melihat jam di dinding kamarnya.

"AAAAAA, MAMAAAAAA!". Teriaknya.

Saat ingin turun dari ranjang, tubuh dan kakinya terlilit selimut, dan.....

Bayangkan aja bunyinya gimana.

Badan bongsor Naja mendarat dengan cantik di lantai yang dengan senang hati menyambutnya.

"Aw.." Ringisnya.

Cepat-cepat ia bangun dan pergi kekamar mandi, semoga saja ia tidak bakal telat kali ini.

Biasanya juga telat, tapi itu kalau dosen cuma ngajar teori biasa, tapi hari ini jadwal praktikum. Bisa-bisa Naja kurus karena disuruh lari ngelilingin kampus gara-gara Pak Darno yang suka menghukum mahasiswa terlambat, namun dengan hukuman ala anak SMA; menyikat wc fakultas, lari keliling kampus, bahkan sampe ngumpulin oli bekas minimal 10 liter dan hukuman-hukuman konyol lainnya.

Naja mandi tanpa sabun, tanpa sampo, namun ia tidak lupa menyikat gigi, karena ia tidak mau membuat teman sekelasnya pingsan massal.

Sisir seasalnya, dan memastikan bahwa tidak ada busa pasta gigi yang tertinggal.

Saat ia ke meja makan, wajah Mama nampak seperti orang siap bertempur.

"Kamu! Udah segini dewasa susaaaahhhh dibangunin! Mana pintu dikunci!". Semprot Mama tanpa rem. Naja mengerjap.

Namun belum sempat Naja mengeluarkan suara, Mama menyambar lagi, "Gimana mau nikah nanti kalo bangun pagi aja susah!".

Naja memilih tidak meladeni ucapan Mama. Bakal panjang urusannya, lebih baik ia menampilkan cengiran kuda andalannya.

Ia sudah hapal, jika mengomeli Naja, Mama seperti tokoh-tokoh Marvel yang tidak pernah lelah.

Tiba-tiba Naja terkikik sendiri membayangkan Mama memakai baju dan topeng ala Captain America. Kalo Mama jadi anggota Marvel, Mama punya kekuatan apa yah? The Ngomel Mom?

"Kenapa ketawa?". Tanya Mama lagi. Naja menggeleng sembari mengatupkan mulutnya.

Naja menepuk jidatnya.
Ah, tuh kan! Dia hampir lupa kalo udah telat!

Me & Fat BurnerWhere stories live. Discover now