8. Basket

3.5K 166 1
                                    

Kini tiga cewek di tengah-tengah lapangan basket menjadi atensi para siswa yang awalnya numpang lewat malah mampir buat nonton.

Melihat gerombolan di lapangan basket, senior mereka, tak lain tak bukan, Aldi, Kevin, Danial, Dino, sama Arli menjadi penasaran.

"Di lapangan basket ada apaan ya? Kok rame banget?" Tanya Dino entah kepada siapa. Mereka berlima ngacir ke tepi lapangan buat liat.

Ternyata ada tiga cewek yang lagi tanding basket. Aldi tau mereka. Sama seperti Danial dan Kevin juga tentunya. Mereka melakukan permainan itu dengan lincah dan pandai dalam sebuah strategi.

Ayndra yang sendiri tidak merasa kewalahan, Karena dia sering main di rumah. So, yang saat ini tengah kewalahan adalah Nola dan Dhina. Ayndra menang tiga point dari permainan ini.

Melakukan dribble, shooting, dan teknik lain dari permainannya itu membuat banyak siswa dan siswi yang terperangah tak menyangka. Terutama kelima cowok senior tadi. Mereka memperhatikan dengan teliti bagaimana cara membaca pergerakan mereka. Tapi seakan tak dapat menemukan cara mereka menghindar, mencekcoki langkah, tipuan, membuat mereka tertegun dan terperangah kaget.

Hasil akhir, Ayndra sebagai pemenang dari permainan ini. Keringat berada di tubuh mereka, membuat mereka ditatap oleh para siswa.

Pergi ke tepi lapangan dan meminum minuman mereka dengan sekali tegak. Mereka bertiga tak menyadari tatapan nakal dari siswa laki-laki.

"Heh! Jin, minta minum lo dong?! Haus nih," Ucap Dhina yang tak ditanggapi oleh Nola membuat Dhina menggerutu. Ayndra yang kasihan pada Dhina, pada akhirnya merelakan minumannya untuk dibagi.

"Shut up! Nih, ambil aja minum guwe. Guwe mau beli ke kantin dulu," Tawar Ayndra, tapi ditolak oleh Dhina.

"Gak usah. Kantin aja kuy? Laper juga nih. Bentar lagi masuk plus pelajaran olahraga. Kuy lah?!" Ajak Dhina yang diangguki oleh Ayndra. Nola masih sibuk dengan minumnya pun tak sadar jika ia ditinggal, jika bukan teriakan Ayndra mungkin ia akan tetap berfokus pada air minumnya.

"Heh?! Lo ikut gak?" Tanya Ayndra. Nola tersentak dan langsung berdiri mengikuti keduanya.

*****

"Anak IPA 1 ya?" Tanya seorang cowok yang bername tag Doni. Mengangkat sebelah alis yang dilakukan Ayndra, sedangkan mengerjapkan mata bingung adalah yang dilakukan Dhina. Juga yang sibuk mengipasi wajahnya dengan tangan adalah yang dilakukan Nola. Sungguh ia tak tahan akan gerahnya siang ini, panasnya seperti tak biasa baginya.

"Ya?" Jawab Ayndra tapi menjurus ke pertanyaan. Ayndra mana peduli dengan hal itu. Yang dilakukannya sekarang adalah menatap intens pada makhluk di depannya kini.

"Boleh kenalan kan? Guwe Doni," Ucapnya seraya mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Ayndra menerimanya, tapi hanya sebentar dan langsung melepasnya.

"Ayndra," Ucap Ayndra datar.

"Dhina," Timpal Dhina.

"Nola... udah kan? Kuy lah ke kantin. Guwe gerah pengen minum. Sekalian mau makan," Ucap Nola tak sabaran yang langsung diangguki setuju oleh Ayndra dan Dhina.

Mereka pergi meninggalkan cowok yang bernama Doni tadi yang lagi jingkrak-jingkrak karena bisa bersalaman dengan mereka bertiga. Mereka berjalan dengan keringat yang kerap membasahi kening masing-masing.

Mengindahkan tatapan lapar dari para laki-laki. Baik yang seangkatan, maupun kakak kelasnya.

Di kantin, suasana sangat ramai tapi saat trio bansat datang, suasana kantin hening seketika. Ayndra, Dhina, dan Nola berdiam mematung di depan pintu kantin. Memandang semua siswa yang tengah menatap tanpa berkedip.

Mengedikkan bahunya, lalu berjalan ke meja kantin bagian belakang di pojokan. Terdapat jendela besar di sana, jadi mereka dapat melihat taman sekolah di balik jendela besar itu.

Mereka masih memakai seragam basket dan tak ada niat untuk berganti seragam. Karena setelah istirahat, akan ada jam pelajaran olahraga.

"Guwe aja yang pesenin. Lo berdua mau pesen apa?" Tanya Ayndra seraya berdiri.

"Samain aja. Mie ayam aja dah," Usul Dhina yang diangguki oleh Nola dan Ayndra.

















02 Desember 2023
Dipublikasikan oleh:
Ar_Arka

Trio Bad Girls (END) ||TAHAP REVISIWhere stories live. Discover now