25. Air Mata Cinta (END)

6K 313 33
                                    

"Libatkan Allah dalam urusanmu maka Allah akan mudahkan urusanmu. Jika kamu sedang jatuh cinta, janganlah kamu perlihatkan cintamu itu kepada manusia namun perlihatkanlah kepada Allah, katakan pada Allah bukan pada manusia. Inilah yang dinamakan cinta dalam diam, cinta yang melibatkan nama Allah."


🍁🍁🍁


Kepada dirimu, pemilik hati yang begitu lembut. Aku mencintaimu

-Air Mata Cinta-

🍁🍁🍁


Seperti hari sebelumnya, Ali selalu membawa sebuah buket bunga untuk Alana. Wajah bahagia dan senyuman yang selalu ia tampilkan berubah seketika menjadi wajah yang penuh tanya.

"Alana… anakku…." Tangis seorang pecah.

Ali menatap semua anggota keluarganya bahkan Annisa, Haidar, Salwa, Bara, juga hadir, namun dengan wajah yang sama, sama meneteskan air mata.

Ali menahan detak jantungnya yang berdetak tak teratur. Langkahnya berjalan ke arah Fatimah yang sedari tadi menangis di dalam pelukan Nabilla (mamanya Ali).

"Mah, ummi, ini kenapa? Kenapa semuanya nangis, apa yang terjadi?" tanya Ali dengan suara gemetar takut.

Ali menghela nafasnya gusar, ketika tidak mendapatkan jawaban.

"Bara, apa yang terjadi? Kenapa lo ada disini? Kenapa? Apa yang terjadi disini? Jangan buat gue takut. Ayo jawab!" suaranya gemetar menahan takut. Ali takut apa yang is pikirkan terjadi.

Bara yang mendengar pertanyaan Ali hanya mampu tertunduk, dengan senyuman tipisnya. "Lo yang sabar yaa. Gue yakin lo pasti kuat." Ucap Bara.

Seketika dunia Ali terhenti, bunga yang ada ditangannya terlepas begitu saja. Ali berjalan mundur kaget, seketika pikirannya terlintas pada satu nama ‘Alana’ ia harus segera menemui istrinya.

Saat ia masuk kedalam ruangan, saat itulah tubuhnya lemas tak berdaya, rasanya seperti ada duri yang menghantam tubuhnya  secara bertubi-tubi. Menatap wanita yang ia cintai diam kaku diatas tempat tidur dengan wajahnya yang pucat tak lagi bernyawa Wanita yang ia cintai kini telah memejamkan mata untuk selamanya. Saat itulah air mata itu datang, Ali menangis disana, tak peduli ia dianggap lemah atau apapun itu.

"Alana! Bangun Alana! Alana …." lirih Ali memegangi tangan dingin dari wanita itu, “Alana aku mencintaimu, aku merindukanmu. Bukankah kamu pernah janji akan membesarkan anak kita sama-sama, tapi kenapa sekarang kamu malah ingkar dengan janji kamu sendiri. Alana ku mohon bangun, aku tidak bisa membesarkan Adam dan Khanza sendirian, ku mohon bangun. ” Ucap Ali lirih tertunduk.

"Alana bangun. Aku mencintaimu, aku merindukannmu bidadari surga ku." Lirih Ali, matanya terpejam berharap ini semua hanyalah mimpi.

"Aku juga mencintaimu, aku juga merindukanmu, wahai kekasih halal ku." Ucap seseorang.

Ali tersentak kaget mendengar suara yang ia rindukan ada. Ali mendongakkan kepalanya menatap orang yang begitu dirindukannya. "Alana …."

"Assalamualaikum imamku."Senyum Alana.

Ali tak kuasa menahan tangis bahagianya, ia langsung memeluk tubuh Alana wanita yang begitu ia rindukan, "Alana, apa aku sedang bermimpi?" tanya Ali masih memeluk Alana.

"Tidak, kamu tidak bermimpi wahai suamiku. Ini aku Alana." Ucap Alana tersenyum.

Ali yang mendengar jawaban itu semakin mengeratkan pelukannya, "aku merindukannmu."

Air Mata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang