18. Kebingungan dan jawaban

3.5K 362 82
                                    

"Jadi kamu gak nikah sama Salwa?" tanya perempuan yang masih mengenakan gaun pengantin. Isakan tangis yang ia tahan tidak bisa dibendung lagi.

"Iya." Mata pria itu tak pernah lepas menatap mata perempuan itu, tangannya terulur untuk menghapus air mata perempuan yang ada di hadapannya.

"Kalo Salwa gak nikah sama kamu terus sama siapa?" Tanya Alana

Ali yang mendengar itu terkekeh, "Sejak kapan kamu jadi kepo seperti ini?" tanya Ali balik

"Sejak kamu pergi menghilang entah kemana, sejak saat itulah aku selalu penasaran tentang kamu dan tentang perempuan itu."

"Bearti selama ini kamu adalah orang yang sering stalking dan stalker aku dong, waah gak nyangka aku punya fans" ucap Ali membanggakan dirinya sendiri.

"Kamu kok ngalihin pembicaraan aku, jawab pertanyaan ku!"

"Pertanyaan yang mana?" kekeh Ali

"Salwa sebenarnya nikah sama siapa? terus kenapa dia ada disini, mana suaminya?"

"Ohh itu, Salwa nikahnya sama Bara.  Dan Bara lagi ada tugas gitu jadi dia pergi, nah karena mama udah nganggap Salwa sebagai anaknya sendiri, jadinya dia ngajak Salwa tinggal di sini untuk sementara  waktu, daripada dia sendiri di rumah."

"Bara? Bara teman kita di SMA itu?"

"Iya, sekarang dia itu jadi tentara."

"Waah hebat sekarang dia yaa! Terus bagaimana dengan kiyai Mahmud, gak di ajak juga sekalian?"

Seketika wajah Ali terlihat muram ketika mendengar Alana menyebutkan nama kiyai Mahmud, ingatannya seketika terarah dengan kejadian satu tahun yang lalu dimana kiyai Mahmud meninggal dalam keadaan bersujud bersimpuh kepada Allah.

"Kiyai Mahmud meninggal dunia  setahun yang lalu." jawab Ali

"Innalilahi, kesian Salwa."

"Semua yang bernyawa pasti akan meninggal hanya menunggu waktunya saja kan?"

"iyaa" ucap Alana. "Aku mau tanya sama kamu."

"Tanya apa?"

"Kenapa kamu bisa menggantikan posisi ustadz Ali?"

Ali sudah bisa menebak, Alana pasti akan mempertanyakan kenapa dia bisa menggantikan ustadz Ali.

"Semuanya berawal di saat aku gak sengaja ketemu sama bang Ali"

Ali duduk termenung sembari memegangi buku coklat, tatapannya kosong. Ia telah membaca semua yang ditulis oleh Alana, hatinya begitu teriris ketika mengetahui Alana tidak mencintainya.

"Assalamualaikum" sapa seorang

"Waalaikumsallam eh Ali" dengan cepat Ali menghapus air matanya.  "mari duduk." Ali mepersilahkan saudaranya itu untuk duduk. Ada rasa cemburu di dalam hatinya untuk saudaranya itu.

"terima kasih bang." ucap orang itu. "oh iya abang kenapa kayak sedih gitu?"

Ali tidak menjawab pertanyaan itu dia diam.

"Oh iya gimana cewek yang abang taksir itu udah abang pinang belum, saran nih ya bang saran aja, kalo abang gak cepet cepet ntar keburu di ambil orang lagi." pertanyaan itu dilontarkan Ali kepada Ali yang sedang menahan rasa patah hati.

Air Mata CintaWhere stories live. Discover now