Air Mata Cinta

5. Arti dari surah An-Nisa'

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS Al Qashash: 56).

Tidakkah kita melihat perjuangan Nabi Allah Nuh di dalam menegakkan tauhid kepada umatnya? Waktu yang mencapai 950 tahun tidak dapat menjadikan umat nabi Nuh mendapatkan hidayah Allah, bahkan untuk keturunannya sendiri pun ia tidak dapat menyelamatkannya dari adzab, Allah berfirman yang artinya "Dan Nuh memanggil anaknya yang berada di tempat yang jauh, 'Wahai anakku! Naiklah bahtera ini bersama kami dan janganlah kamu bersama orang-orang kafir'. Dia berkata, 'Aku akan berlindung ke gunung yang akan menghindarkanku dari air bah. Nuh berkata, 'Hari ini tidak ada lagi yang bisa melindungi dari adzab Allah kecuali Dzat Yang Maha Penyayang.' Dan gelombang pun menghalangi mereka berdua, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." (QS. Hud:42-43)

Melihat anaknya yang tenggelam, Nabi Nuh berdoa (yang artinya),"Dan Nuh pun menyeru Rabbnya, 'Wahai Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji yang benar, dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.' Allah berfirman, 'Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu (yang diselamatkan), sesungguhnya amalannya bukanlah amalan yang shalih. Maka janganlah engkau meminta kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui. Sesungguhnya Aku peringatkan engkau agar jangan termasuk orang-orang yang jahil." (QS. Hud: 45-46).

hidayah atau petunjuk hanyalah milik Allah, bagaimana pun upaya kita untuk merubah seseorang, bagaimana pun kerja keras kita untuk menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada artinya jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya, orang tersebut tidak akan berubah sampai Allah memberikannya hidayah. Hal itu juga dikatakan oleh Ibnu katsir mengatakan mengenai tafsir ayat (QS Al Qashash: 56) , "Allah mengetahui siapa saja dari hambanya yang layak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tidak pantas mendapatkannya".

~~~

Waktu terasa begitu cepat, tak terasa masa SMA mereka telah berakhir kemarin. Kemarin adalah hari kelulusan mereka, Alana dan Bykta mendapatkan nilai tertinggi di sekolah mereka, tak heran jika para guru dan siswa siswi mengidolakan mereka, teman-teman Alana dan Bykta selalu menjuluki mereka pasangan yang Perfect couple namun beda agama. Orang yang tidak mengetahuinya akan berpikiran jika mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Jika semua orang sibuk berpesta dan mencoret-coret baju SMA mereka setelah kelulusan, Alana dan Bykta malah menghabiskan waktu mereka dengan pergi jalan jalan ke taman menggunakan sepeda mereka.

Rasanya baru kemarin, Alana menangis di tengah hujan, menangis karna kehancuran hati nya, mendengar Bykta tidak memilikki perasaan lebih terhadapnya. Dan sekarang persahabatan mereka sudah membaik bahkan tak jarang mereka menghabiskan waktu mereka dengan bercanda gurau ataupun pergi ke taman yang dulu sering mereka kunjungi semasa kecil.

Seperti biasa perempuan berjilbab itu, tengah duduk santai di meja belajarnya sambil membaca Al-Qur'an, bukan Ayat-Nya yang ia baca, tapi melainkan arti dari Ayat yang ia baca. Qur'an surah An-Nisa' menjadi pilihannya untuk ia baca di sore hari Alana.

Alana membaca arti dari surah itu, tentang tersesatnya orang kafir karna menyembah berhala yang telah mempersekutukan Allah, dan Bykta pria yang ia cintai tengah tersesat akan jalannya, Alana berharap suatu hari nanti Bykta bisa mendapatkan hidayah dan memeluk agama Islam, selain itu juga arti dari surah An-Nisa' mengenai haramnya memakan hak anak yatim, tentang kemuliaan seorang perempuan, dan masih banyak lagi yang ia ketahui dari surah An-Nisa'.

"Alana!!!" Teriak Fatimah dari bawah.

Alana yang mendengar itu langsung pergi ke bawah tanpa menutup Al-Qur'an nya, ia langsung berlari menuju dapur sesekali ia mengangkat gamisnya karna kepanjangan.