3⃣3⃣ : Sleep with ex

1.2K 76 3
                                    

"Lo udah pernah tidur kan sama Alan?"

➕➖

Candy tersenyum puas ketika ekspetasinya menjadi kenyataan. "Mantep bang!"

"Iyalah, editor pro gitu loh!"

Candy melirik sinis ke arah editor yang telah membantunya itu. Namun Candy tetap puas melihat satu frame foto yang terlihat sangat nyata itu. "Yaudah bang, aku duluan, makasih ya!"

"Dateng lagi ya!"

Setelah membayar Candy berderap keluar dan Alan telah menunggunya persis di depan studio foto yang sebenarnya masih tutup itu. "Taaa—Daaa!" Candy memamerkan hasilnya.

"Menurut lo ini akan berhasil?" binar keraguan terpancar dari mata Alan.

"Santai," Candy terlihat optimis. "Ini jelas kelihatan real, dengan ini Wafa pasti akan konflik sama Alba!"

"Tapi kenapa harus yang itu sih? Nggak terlalu vulgar?" tanya Alan seraya melempar puntung rokoknya ke sembarang arah.

"Aduh Lan, justru foto yang kayak gini yang akan berhasil!" sahut Candy. "Yaudah kita lihat hasilnya nanti, buruan boncengin gue ke sekolah!"

Tanpa diminta dua kali, setelah Candy bersimpuh di jok belakang, Alan mengantar Candy ke sekolahnya karena matahari akan segera meninggi.

✖➗

Wafa berhasil menyelesaikan tugas matematikanya di jam pelajaran terakhir ini. "By, sekalian dong," Wafa menyodorkan kertasnya kepada Aby teman sebangkunya. Aby yang juga sudah selesai meraih kertas Wafa dan akan mengumpulkannya ke depan.

"Makasih By," kini saatnya Wafa bersantai ria sambil menunggu bel pulang sekolah yang akan berdenting beberapa menit lagi. Senyumnya tergulir ketika melihat pesan dari Gina, ternyata Gina mengirim foto pap Alba. Wafa cuma bisa geleng-geleng kepala.

Alba tertidur lelap di atas tumpukan kertas, bahkan ketika masih ada guru di kelas. Alba yang nekat seperti ini berhasil membuat Wafa senyum-senyum sendiri, melihat tingkah Alba yang super menggemaskan.

KRRRIIIIINGGGG.

Dengan lincah Wafa membenahi perkakasnya dan bergegas pergi, tak sabar ingin berjumpa Alba lagi. Namun tak sengaja Wafa menjatuhkan buku-buku Aby yang terletak di pinggir meja. "Sorry By," Wafa memungutnya secara spontan.

Aby juga ikut membantunya. "Nggak papa, Fa,"

Setelah semuanya beres Wafa segera berpamitan pada Aby. "Gue duluan ya By,"

"Eh tunggu Fa," Aby menginterupsinya. "Ada titipan surat nih,"

"Dari?"

"Buka dulu aja amplopnya nih," Aby menyodorkan amplop putih tipis.

Tanpa merasa perlu ada yang dicurigai Wafa menerimanya. Setelah itu ia bergegas turun menuju lantai tiga. Dimana kelas AUD berada. Ya, kelas Alba yang dituju.

Entah mengapa Wafa tergesa-gesa ia berlari kecil menuju kelas Alba, ia menyembulkan kepala hendak melihat keberadaan Alba. Nihil. Alba tidak ada di kelasnya. Apa dia udah balik duluan ya?

Wafa mencoba mengirimnya pesan.

Wafa tidak ingin berprasangka, ia berpikir Alba paling cuma ke kamar mandi atau ke ruang guru, ada di urusan. Wafa memutuskan untuk menunggu di balkon depan kelas Alba.

Wafa and The Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang