® Cuplikan Part. 4 ®

523 78 0
                                    

Why Should We

<<<<<<<~>>>>>>>>>

Pagi harinya, dimana tantangan Jungkook dan Yuju akan segera di laksanakan, di tengah-tengah Lapangan sepak bola.

Mereka berdiri saling berhadapan, Jungkook dengan senyum penuh kepercayaan diri, juga Yuju dengan senyum seringai di wajahnya.

"Aku mempunyai Bam-bam, Mingyu, dan Yugyeom sebagai saksi. Siapa saksi mu?" Jungkook memberikan senyum menawan pada Yuju.

"Kau tenang saja, Jihyo, Eunha, dan Chayeon. Mereka semua adalah saksi dari kemenanganku, bersiaplah untuk kalah dan jangan pernah ganggu aku lagi!" Yuju tersenyum meremehkan kekuatan Jungkook.

"Belum di mulai, kamu sudah merasa kamu yang menang. Tapi tidak apa-apa, aku semakin menyukaimu," goda Jungkook.

"Jangan menggoyahkan perasaanku, itu tidak mempan sama sekali." sekarang Yuju dalam posisi siap-siap untuk berlari.

Begitu pun Jungkook, dia mengikuti apa yang di lakukan Yuju, sambil senyum-senyum sendiri tidak jelas dan membuat banyak pertanyaan di benak Yuju.

Prit.........................

Tiupan panjang peluit, lari pun di mulai.

Jungkook sangat santai berjalan, sedangkan Yuju. Dia terus berlari hampir sampai depan finish, tak berapa lama Jungkook mulai serius untuk berlari.

"Aku tadi memberimu kesempatan, untuk membuatmu merasa bahagia, walaupun hanya sementara," batin Jungkook.

Sorakan euphoria dari para pendukung, baik kubu Yuju ataupun Jungkook terdengar sangat nyaring.

Mereka terus berteriak tanpa henti, memanggil nama jagoan mereka masing-masing, seperti ingin bertengkar dan adu kekuatan suara.

Detik-detik mendebarkan, di rasakan jantung semua orang. Karena kekuatan lari mereka hampir seimbang, di akhir finish Yuju tersandung dan ia pun terjatuh.

"Yuju!" teriak histeris teman-temannya

Jungkook mendengar teriakan pendukung Yuju, yang memangil nama Yuju dengan suara keras yang cukup menakutkan. Dia pun langsung menghentikan langkah kakinya, dan berbalik melihat ke belakang.

"Yuju!" Jungkook bergegas berlari ke arah Yuju, dia terlihat sangat panik melihat Yuju terdiam merasakan ke sakitan.

"Yuju, mana yang terasa sangat sakit." Jungkook duduk di hadapan Yuju.

"Aku rasa, aku kalah. Kakiku kananku, tidak bisa berlari lagi," lirih Yuju

"Maafkan aku." Jungkook memeluk tubuh Yuju.

"Karena telah membuat kamu celaka, sekali lagi maafkan aku." Jungkook mempererat pelukkanya.

"Kenapa kamu harus minta maaf, aku mengaku kalah. Kamu terlalu hebat untuk aku kalahkan, jangan pernah meminta maaf lagi. Aku kurang hati-hati, tidak memperhatikan jalan, selamat ya. Kamu adalah pemenangnya." tangan Yuju ragu-ragu untuk membalas pelukkan Jungkook, akhirnya dia menurunkan tangannya kembali.

"Aku harus mengendongmu, kita akan ke UKS sekarang." Jungkook melepas pelukannya, lalu memangku tubuh Yuju dan membawanya masuk ke dalam gedung sekolah.

"Apa Yuju akan baik-baik saja." Eunha terlihat sangat khawatir, tentang keadaan Yuju.

"Aku tidak tahu, mungkin kakinya terkilir," sahut Chayeon.

"Ayoo kita ikuti mereka!" ajak Jihyo.

Eunha, Chayeon, dan Jihyo pun bergegas pergi meninggalkan Lapangan sepak bola.

"Mereka mau ke mana?" Mingyu terlihat bingung.

"Ya ... Ke UKS lah." Bam-bam berjalan melewati Mingyu dan Joshua.

"Hey,, kenapa kau berjalan sendiri." Joshua mengikuti langkah kaki Bam-bam, diikuti Mingyu.

Apa segalanya telah berubah sekarang, semenjak kejadian ini.

Di ruang UKS, teman-teman Yuju dan teman Jungkook hanya menjadi penonton yang tak di bayar. Melihat Jungkook dengan penuh kelembutan, mengobati lutut Yuju yang terluka, akibat dari Yuju menompang tubuhnya pada lututnya saat terjatuh.

"Apa kakimu terkilir?" tanya Jungkook, dia sangat khawatir jika itu terjadi pada Yuju.

"Tidak, aku berhasil menjauhkan kejadian itu dari kakiku. Jika aku tidak mengambil tindakan yang tepat, mungkin itu akan terjadi," jawab Yuju, menjelaskan semuanya pada Jungkook.

"Kamu terlalu cerdas untuk di sakiti, aku bahagia karena kamu adalah gadis yang kuat." ujar Jungkook, sambil memberi plaster pada lutut Yuju.

"Terimakasih, aku akan menuruti 3 permintaanmu itu. Apa yang kamu inginkan dariku, katakanlah!" ucap Yuju

"Aku belum mencapai finish, jadi di pertandingan tadi tidak ada yang menang. Aku ataupun kamu, kita tidak berhasil memenangkan tantangan itu." Jungkook pun tersenyum manis.

"Hm,, kalau begitu 3 permintaan itu, dan berhenti mengangguku tidak berlaku. Jadi, bagaimana?" Yuju menatap kedua bola mata Jungkook.

"Aku mempunyai rencana cadangan, yang lebih menyenangkan dari yang tadi kita lakukan." lagi-lagi Jungkook menunjukan senyum seringai yang menggoda, pada Yuju.

"Hm,, apa itu?" tanya Yuju dengan rasa penasaran yang tinggi.

"Tapi jawablah permintaan maafku, yang ini, aku minta maaf karena tadi telah memelukmu!" ucap Jungkook.

"Apa karena kamu terlalu cemas pada keadaanku, sehingga menimbulkan rasa khawatir yang membuatmu sangat panik. Sampai membuatmu, harus memelukku," sahut Yuju.

"Iya, kamu memang benar ... Terkadang aku bersikap sangat bodoh, saat aku dalam kepanikan. Aku tidak bisa berpikir dengan jernih dan langsung mengambil tindakan," jelas Jungkook.

"Begitu khawatir kah, kamu kepadaku?" hati Yuju tersentuh, dengan ucapan Jungkook.

"Tentu saja, tidak ada seorang laki-laki yang tidak khawatir, melihat gadis yang sangat dia cintai terluka. Itu akan menyakiti pikirannya, juga perasaannya," jawab Jungkook.

"Aku sudah menjawabnya, jadi. Katakanlah, apa yang kamu rencanakan tadi?" Yuju mengalihkan pembicaraan, karena tidak ingin lagi membuat Jungkook tambah khawatir padanya.

"Kita ubah sistem permainanya, kita akan berlomba dalam hal yang baik, juga sangat sehat. Nama permainanya adalah siapa yang menang, dia akan menjadi yang utama," jawab Jungkook dengan terperinci, membuat banyak pertanyaan, di antara orang-orang yang hadir di uks tersebut.

"Permainan apa itu, Kook. Kau belum pernah bermain itu dengan kami," ujar Bam-bam.

"Memang belum pernah kita lakukan, karena ini permainan yang special. Aku hanya membuat permainan itu secara dadakan, yang aku acak dari sebuah pemikiran, yang banyak masuk ke dalam benakku." Jungkook menunjuk ke kepalanya.

"Kau memang hebat dalam bermain kata, aku mengaku tidak bisa mengalahkanmu," ujar Bam-bam

"Bagaimana Yuju, apa kamu sanggup melakukan permainan itu denganku." Jungkook memandangi wajah Yuju.

"Aku menyanggupi permainan itu dan akan aku lakukan, kapan waktunya?" tanya Yuju balik.

"Jam istirahat nanti, tempatnya di Kantin. Aku menunggumu di sana, datanglah bersama saksimu." Jungkook mundur beberapa langkah, menjauhi Yuju.

"Iya, baiklah." Yuju pun tersenyum manis.

"Kamu tidak akan memulai kelakuan nakalmu itu bukan, karena kakimu sedang sakit. Nikmatilah belajar dengan normal, tetaplah tersenyum seperti itu." Jungkook berjalan ke arah teman-temannya, kemudian mengajak mereka untuk masuk ke kelas.

"Ayoo sobat, waktunya untuk kita belajar!" Jungkook menepuk pundak Mingyu dan Bam-bam, lalu tersenyum pada Yugyeom.

Mereka bertiga pun mengangguk dan berjalan bersama meninggalkan ruang UKS.

Chayeon, Jihyo dan Eunha, mendekati Yuju.

Why Should We ( Yuju - Jungkook ) *Selesai*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang