® Cuplikan part. 3 ®

577 90 0
                                    

10 menit setelah kejadian itu, ketika Yuju tengah duduk di salah satu bangku di tempat yang sejuk sambil minum teh kotak.

Dia melihat Jungkook berjalan ke arahnya, Jungkook pun duduk di sampingnya.

Dia menyimpan minuman botol di tengah-tengah mereka, lalu mengelap keringanya mengunakan handuk.

Yuju melirik ke samping sekejap, kemudian pandangan matanya kembali melihat ke depan.

"Terimakasih kamu telah datang untuk melihat pertandinganku, kehadiranmu adalah semangat yang membara dalam jiwaku." ujar Jungkook, kemudian dia meminum air dari botol yang ia bawa.

"Mengapa harus mengucapkan rasa terimakasih, aku hanya penonton biasa saja?" Yuju menoleh ke samping.

Jungkook selesai minum, dia menyimpan kembali botol tersebut.

"Siapa yang kamu pilih, aku atau mantan mu itu?" Jungkook malah balik bertanya.

"Aku memilih tim yang menang bukan berarti kamu, ya." Yuju mengulirkan matanya.

"Tim yang menang itu adalah timku, secara otomatis kamu memilihku, Yuju. Aku sangat bahagia, karena pilihanmu adalah aku." Jungkook tersenyum bahagia.

"Aku harus pulang." saat Yuju beranjak dari tempat duduk, Jungkook menahan lengannya.

"Apa maksudnya dengan ini." mata Yuju melihat tangan Jungkook yang memegangi lengannya.

"Duduklah, kita akan mulai menyatukan pemikiran kita!" pinta Jungkook dengan suara sedikit pelan.

"Penyatuan pikiran untuk apa, kita tidak perlu melakukan itu." Yuju melepaskan tangan Jungkook dari lengannya.

Jungkook meraih lengan Yuju kembali dan menariknya, hingga Yuju terpaksa duduk.

"Apa kamu tidak ingin membuka sebuah pemikiran yang selama ini kamu pendam, aku juga akan mengatakan sesuatu padamu," ujar nya, dia mulai serius berbicara berdua dengan Yuju.

"Aku tidak mau," tolak Yuju

"Jangan keras kepala, ini demi kebaikanmu dan kita bisa menyebutnya dengan sebuah permainan," tambah Jungkook demi meyakinkan perasaan Yuju.

"Baiklah, kamu yang akan memulainya," sahut Yuju

Jungkook mengangguk memberi jawaban pada Yuju, dia hanya bisa menatap kedua bola mata Jungkook dan memperhatikannya.

"Dengarkan aku baik-baik, dan jawablah setiap ucapan yang aku lontarkan padamu," Jungkook memberi Yuju peraturan dalam permainan yang dia buat, Yuju hanya menganguk menandakan ia setuju dengan permainan yang di buatnya.

"Mengapa cinta selalu mendatangkan kebahagiaan tersendiri, sekarang berikan jawabanmu?" Jungkook memulai pertanyaan pertama.

"Karena cinta membuat hidup kita berarti menjadi sangat indah dan mewarnai setiap aktivitas yang kita lakukan," jawab Yuju dengan lancar.

"Dia mengerti tentang cinta," batin Jungkook.

"Saat kamu jatuh cinta apa yang kamu rasakan?" Jungkook sangat penasaran dengan jawaban Yuju kali ini.

"Tidak bisa aku ceritakan, karena itu adalah suatu perasaan yang selalu membuat kita tersenyum, setiap kali mengingat seseorang yang kita cintai." Yuju merasa heran dengan pertanyaan yang di lontarkan Jungkook padanya.

"Pertanyaan ketigaku adalah apa kamu mulai tertarik padaku." Jungkook mendekatkan wajahnya, sehingga sangat dekat dengan wajah Yuju.

"Bisakah kamu menjauhkan wajahmu dari pandanganku, aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu. Jika kamu sedekat ini dengan ku." Yuju memalingkan wajahnya.

Jungkook menjauhkan wajahnya, dan memandangi Yuju dari jarak yang cukup jauh tapi dekat.

"Menurutku kamu itu, pemaksa, suka ke gr-an, gila perhatian dan suka mengganggu waktu seseorang," jawab Yuju dengan apa adanya yang dia alami setelah beberapa hari yang lalu dia menganalisa sikap Jungkook.

"Hoax semua jawabanmu, aku adalah kebalikan dari sikapku yang tadi kamu sebutkan," jelas Jungkook.

"Ya ... Memang itu yang aku pikirkan, setelah memperhatikan tingkah lakumu," balas Yuju.

"Kalau begitu, lebih kenal lah denganku. Kamu akan tahu, sikapku seperti apa." Jungkook mengulurkan tangannya.

"Baiklah." Yuju menerima jabat tangan dari Jungkook untuk kedua kalinya setelah perkenalan mereka di kantin 2 hari yang lalu.

Mereka saling melepaskan tangan, dan tersenyum satu sama lain.

"Sekarang berikan aku pertanyaan selanjutnya." Yuju menurunkan senyumnya menjadi senyum tertutup.

"Hanya tiga pertanyaan, tapi aku punya satu tantangan untukmu sebagai pengganti dari permainan yang telah kita lakukan tadi." Jungkook pun berdiri.

"Tantangan, kau ini selalu saja mempunyai cara untuk membuatku, marah padamu." Yuju ikut berdiri dan sekarang menatap Jungkook.

"Kemarahanmu menandakan penerimaan hati kecilmu untukku, jadi mau terima tantanganku atau tidak?" Jungkook mengerakan satu alisnya.

"Jika tantanganmu berbuah kesenangan bagiku, aku akan menerima tantanganmu itu. Jika tantangan yang kamu berikan dapat membahayakan nyawaku, aku tidak mau melakukan itu," sahut Yuju.

"Tantanganku sederhana, ayoo kita lari sejauh 400 meter. Kalau kamu menang, aku tidak akan menganggumu lagi, tapi kalau kamu kalah, kamu harus menuruti 3 syarat dariku," Jungkook memberikan pilihan sulit, sehingga Yuju butuh waktu lama untuk menjawab tantangannya.

"Aku terima tantanganmu." Yuju tersenyum seringai, dia yakin dia akan memenangkan tantangan ini.

"Besok saja di lanjutkan untuk tantangannya, aku merasa lelah dan harus istirahat." Jungkook mengambil handuk dan juga botol minumannya.

"Ya,, aku juga tahu batasan," ucap Yuju

"Tunggulah aku di depan pintu gerbang Sekolah, kita akan pulang bersama." setelah mengatakan itu, Jungkook pergi meninggalkan Yuju.

"Dia, apa mungkin aku telah menyukainya." Yuju pergi berjalan menuju gerbang sekolah.

Apa benar aku mulai menyukainya, dia begitu hangat di tambah dengan senyuman yang dia tujukan tadi. Menawan dan manis untuk di kenang, apa cinta telah datang kembali padaku.

Why Should We ( Yuju - Jungkook ) *Selesai*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang