8. My Dearest is A Programmer- After One year

Start from the beginning
                                        

Fikri menegakan tubuhnya lalu mengacak rambut klimisnya, "Dasar ngga peka lo!! Lo ngatain si Ardian ngga peka, lo nya sendiri ngga peka. Kesel gue !!" Fikri pun berjalan dengan kesal meninggalkan kubikel Abel.

Abel menengokan kepalanya dari pembatas kubikel, "Fikri lagi mode sengklek." Ujarnya sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Pukul empat lebih lima menit Abel sudah duduk di lobi, matanya melirik keluar, siapa tahu Ardian sudah ada di luar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul empat lebih lima menit Abel sudah duduk di lobi, matanya melirik keluar, siapa tahu Ardian sudah ada di luar.

"Mau bareng, Bel ??" tanya Vania saat melewati sofa yang tengah Abel duduki.

Abel menggeleng, "Kalian duluan aja."

"Nunggu Gojek ??" tanya Riky yang sejak tadi berdiri di samping Vania.

"Engga, nunggu temen." Abel kembali melirik ke luar lobi.

Sebuah mobil Fortuner berwarna biru berhenti tepat di depan pintu lobi. Seorang laki-laki mengenakan kaus berwarna putih dengan lambang Seoul National University dilapis kemeja kotak-kotak yang digulung hingga siku keluar dari mobil itu. Laki-laki itu mengenakan jeans longgar berwarna biru pudar selutut dan sandal pergi berwarna hitam. Saat memasuki lobi kepala laki-laki itu bergerak mencari seseorang atau mungkin sesuatu. Laki-laki itu tersenyum tipis sambil menunjuk Abel yang tengah duduk di sofa.

Abel memperhatikan laki-laki itu dengan saksama, perawakan laki-laki itu seperti Ardian. Vania dan Riky mengikuti arah pandangan Abel. "Ayo, Bel !!!" ujar laki-laki itu tanpa salam atau basa-basi.

"Ardian ??" tunjuk Abel sambil memperhatikan penampilan dari atas ke bawah secara berulang.

"Iya ini aku. Kenapa ?? kamu lupa gara-gara udah setahun ngga ketemu ??" Abel hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Ardian.

"Jadi, ini Ardian ?? programmer yang bikin lo galau sealam-alam ??" Vania menunjuk Ardian dengan telunjuknya.

"Huh ?!!" Tanya Riky dan Ardian bersamaan.

Abel segera bangkit dan menarik tangan Ardian, bisa gawat jika Vania menceritakan kegalauannya beberapa hari yang lalu. "Gue duluan, Van, Rik !!" Abel melambaikan tanganya sambil tetap menarik tangan Ardian.

"Kamu kenapa ??" tanya Ardian saat Abel berhenti di luar lobi.

"Eh ?!!" Abel langsung melepaskan tangan Ardian. "Gapapa." Abel tersenyum kikuk sambil memperhatikan wajah Ardian yang terlihat semakin dewasa.

"Yuk !!" Ardian berjalan menuju sisi pengemudi tanpa berniat membukakan pintu untuk Abel seperti yang biasa dilakukan Riky pada Vania. Abel hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum menyadari tingkah Ardian yang benar-benar datar. Terlihat sekali Ardian tidak pernah menyetir dengan perempuan yang spesial atau mungkin Abel memang tidak spesial bagi Ardian. Abel meringis dalam hati dengan pemikiran terakhirnya.

 Abel meringis dalam hati dengan pemikiran terakhirnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Dearest is A ProgrammerWhere stories live. Discover now