7. My Dearest is A Programmer- Comparison

Beginne am Anfang
                                        

Ardian mengerjapkan matanya di depan cermin. Buram. Itu lah kesan yang diterima Ardian, ia pun kembali mengenakan kacamatanya. Ardian tidak habis pikir mengapa Abel mau mengenakan lensa kontak pada matanya setiap hari agar bisa melihat dengan jelas. Menurutnya kebih baik mengenakan kacamata meskipun itu sedikit mengganggu.

Ardian membuka kemeja yang melekat pada tubuhnya dan memperhatikan lekukuk tubuhnya. Tidak buncit bahkan tidak ada tumpukan lemak, tapi tidak kurus kering seperti orang kurang gizi. Ardian mengingat-ingat kembali bagaimana tubuh Kenan setahun yang lalu.

Tubuh kakaknya terbentuk nyaris sempurna karena hasil latihan di gym. Saat SMA Ardian sering mengikuti kakaknya ke tempat gym, tubuhnya mulai terbentuk namun karena sibuk mengurusi beasiswa, Ardian pun tidak pernah pergi ke gym lagi.

Saat di Korea ia hanya bisa bersepeda dan jogging di hari minggu, itu pun jika tidak ada pekerjaan dan tugas kuliah. Tapi itu dilakukan satu tahun terakhir setelah bertemu dengan Abel, gadis itu selalu mengingatkannya tentang menikmati hidup, setidaknya di akhir pekan. Mungkin ia harus mulai kembali ke gym mulai besok.

Ardian mengambil sebuah kaus berwarna putih dari lemari dan mengenakannya sambil bejalan kembali ke komputernya. Dia membuka aplikasi Instagram yang berada di taskbar dan mengetikan user name Abel yang sudah ia hapal diluar kepala. Snapgram terakhirnya sekitar dua belas jam yang lalu, berisi foto layar monitor yang berisi pekerjaan yang tengah Abel kerjakan. Gadis itu pekerja keras sama seperti Mama.

Postingan foto terakhirnya tiga hari yang lalu saat mendapat traktir makan dan menandai temannya dengan user name @Fikri_agatha dan @Larasativania_putri. Ardian yakin jika user name @Fikri_agatha adalah seorang laki-laki, apa Abel sedang bertemu dengan laki-laki itu ??

Ardian terus menscroll halaman instagram Abel, jarang sekali dia melihat foto selfie Abel, gadis itu cukup tertutup tidak seperti Risa yang sering memposting berbagai foto narsisnya di sosial media.

Risa. Ardian menghentikan kegiatannya melihat foto Abel. Ia teringat ucapan teman-temannya yang mengatakan jika Risa menyukainya. Ardian menyadari hal itu tapi entahlah, menurutnya ia tidak cocok dengan Risa.

Ardian mulai membandingkan Abel dengan Risa. Setiap berkirim pesan dengan Abel pasti hampir tengah malam, karena dari pagi hingga sekitar pukur sembilan malam ia sibuk kuliah dan bekerja. Hampir sama dengannya, meskipun ia lebih fokus dengan kuliah dibanding bekerja.

Sedangkan Risa hampir setiap hari datang ke apartemennya dan menanyakan ini itu, tak peduli Ardian sedang sibuk atau tidak.

Ardian yakin Abel adalah gadis yang mandiri, karena selama ini ia tinggal sendirian, ia pun selalu pergi kesana kemari sendirian tanpa meminta orang lain mengantarnya. Kecuali supir ojeg online. Sedangkan Risa sering sekali meminta Ardian mengantarnya mengelilingi kota Seoul. Ardian memang tidak keberatan, hitung-hitung jalan-jalan.

Ardian menghentikan lamunannya, “Ngapain gue bandingin orang lain ??” Ardian menutup semua aplikasi berjalan pada komputernya dan mematikannya. Tubuhnya masih lelah, lebih baik jika ia melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu karena kebutuhan makannya. Ardia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, pikirannya dipenuhi Abel. Ia yakin pasti gadis itu akan masuk ke dalam mimpinya.

 Ia yakin pasti gadis itu akan masuk ke dalam mimpinya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
My Dearest is A ProgrammerWo Geschichten leben. Entdecke jetzt