29

24.8K 1.2K 112
                                    

Jiaahhh.....serem-serem banget komen di part 28. Sampe ada yang ngancem mau ninggalin cerita ini karena ada bau2 poligami. Yo wes, aku rapopo.
Cerita ini akan tetap dilanjuti seperti yang saya mau. Dari awal membuat cerita ini, bagian yang itu memang bakal ada. Tapi gak menyakitkan kok. Aku sih gak suka cerita2 yang tokoh wanitanya diem aja atau tabah2 aja jika diperlakukan seenaknya.

Cuzzz silahkan baca bagi yang masih mau membaca. Monggooo

=============

Masih dengan perasaan kesal Bian memasuki apartemen sekitar pukul 11 malam. Apartemen masih dalam keadaan terang benderang.

Ahh...mungkin Hani sudah tidur. Kasihan dia kutinggal kelamaan di hari pertama. Apa dia merajuk ya? Ini semua gara-gara Romo yang berjanji kepada orang tanpa pikir panjang. Kenapa pakai janji akan mengabulkan semua permintaan orang yang sudah menolong Mom sih. Seharusnya cukup dikasih uang saja kan beres. Dan aku sama sekali tidak tahu siapa keponakan ibu tadi, seperti apa orangnya. Betul-betul membuat aku gila persoalan ini.

Dengan kesal Bian mencampakkan dasi dan jasnya ke sembarang tempat dan masuk ke kamar. Dilihatnya Hani sedang tidur dengan memeluk boneka hellokitty pemberiannya dulu saat Hani masih duduk di kelas 11 SMA. Bian tersenyum melihat istrinya yang tidur dengan mulut sedikit terbuka.

Karena merasa penat, Bian pun masuk ke kamar mandi dan mandi dengan air hangat.

Setelah mengenakan kaos dan celana pendek, Bian membaringkan dirinya di sisi Hani dan dengan perlahan mengangkat kepala Hani agar tidur berbantalkan lengannya. Tak lama kemudian Bian pun tertidur dengan nyenyak.

###

"Tante jadi gak enak karena memaksa mereka agar menikahimu, Wulan. Ternyata putranya itu sudah menikah. Itu namanya Tante telah merusak rumah tangga orang." Ucap Tante Rika dengan sedih.

"Apa kata Tante? Dia sudah menikah? Aku kok baru tahu, bahkan teman-teman kami juga gak ada yang tahu kalau Bian sudah menikah."

"Itu yang dikatakan Pak Prayoga tadi. Masa dia bohong sih sama Tante."

Aku gak peduli sama sekali jika Bian sudah menikah. Aku menginginkannya dan juga uangnya. Jika aku menikah dengannya, aku pasti hidup enak dan tak perlu bekerja keras dan masa depan anakku akan terjamin.

"Aku gak peduli, Tante. Ini demi masa depanku dan anakku."

"Hhhh...kamu ini dari dulu suka ngeyel. Terserah kamu saja kalau gitu. Kata Pak Prayoga tadi, kalian akan menikah dua hari lagi. Hanya pernikahan siri."

Aku gak peduli jenis pernikahan apa, yang pasti aku jadi istri sah Bian.

###

Bian sangat terkejut ketika melihat siapa istri sirinya setelah ijab kabul selesai diucapkan.

Wulan berjalan dengan anggun ke arah Bian, suaminya. Wulan mencium tangan suami barunya dan bersiap-siap untuk dikecup keningnya. Tapi ternyata Bian tidak melakukannya. Wajah Bian tampak keras dan dingin.

Lihat saja, apa kau tahan jika terus kugoda dengan kemolekan tubuhku. Aku akan membuatmu melupakan istrimu, Bian.

Ketika semua tamu telah pulang, Bian membawanya ke sebuah apartemen yang kecil walaupun bersih. Wulan sangat terkejut. Bian kan kaya raya, masa cuma bisa ngasih apartemen kecil gini sih, batin Wulan.

"Bian..." Panggil Wulan dengan lemah lembut. Bian sama sekali tidak menoleh ke arahnya. "Apa pantas kita tinggal di apartemen sekecil ini? Kamu kan bos besar, gak malu dilihat orang hanya mampu membeli apartemen kecil ini."

Mr. POSESIFHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin