15

20.1K 1.8K 132
                                    

Mohon maaf lama apdet, soale saya baru pulan traveling. Dan begitu sampe rumah langsung tepar setepar teparnya. Mata nak terpejam terus. Ngantuk gak berkesudahan.

Oke...cuuzz baca...monggo..

==============

Sudah lima hari Hani tak melihat Bian, sejak kejadian di KFC itu. Hani sangat kesal dengan Bian karena dia diacuhkan dan Bian asik mengobrol dengan si Wulan Wulan itu. Dia sampai hampir mati bosan menunggu dan mendengar obrolan mereka. Untung saja tiba-tiba anak si Wulan itu merengek minta pulang. Kalau enggak, mungkin sampai lebaran monyet mereka tidak berhenti mengobrol.

Begitu bersemangatnya Mas Bian berjumpa dengan teman semasa SMA nya itu yang ternyata adalah seorang janda beranak satu. Si Wulan itu ternyata baru saja resmi bercerai hari itu dari suaminya.

Ckk, menyebalkan sekali. Dia selama ini sangat membenci sikap Bian yang over protektif kepadanya, namun ternyata dia merasa kesal jika Mas Bian mengacuhkannya. Dasar labil.

Besok dia akan berangkat ke KL. Dan tak seorangpun tahu akan rencananya untuk magang di KL. Yang tahu hanya mamanya, karena dia tidak ingin mamanya sedih jika dia pergi tanpa memberitahu keberadaannya. Namun dia meminta mamanya untuk berjanji tidak akan memberitahukan siapapun kemana dia pergi. Terutama Mas Bian. Dia tidak ingin saat magang nanti selalu diawasi oleh Mas Bian. Syukurlah mamanya mengerti.

Semua koper dan keperluan untuk dibawa ke Malaysia sudah dititipkan ke rumah Dini. Renacananya dia akan  menginap di rumah Dini malam ini dan dari sana mereka akan berangkat bersama-sama ke bandara, menuju Malaysia.

Tapi, kemana ya Mas Bian. Tumben gak nongol di depan Hani sedah hampir seminggu. Mau nanya Bang Deni malu, nanti dikira dia ada apa-apa sama sahabat abangnya itu. Ya walaupun memang ada apa-apa dihatinya terhadap Mas Bian. Hhhh....pusing deh mikirinnya. Mending aku siap-siap ke rumah Dini. Udah mau maghrib lagi.

Setelah maghrib Hani segera berganti pakaian hendak berangkat ke rumah Dini. Ketika sedang menyisir rambutnya pintu kamarnya dibuka.

Sungguh panjang umur, orang yang dari tadi ada dipikirannya muncul dari balik pintu yang terbuka. Ckk, berani-beraninya dia masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Gimana coba kalau aku lagi telanjang? Dasar gak sopan.

"Mau kemana kamu? Dandan malam-malam begini."

"Terserah Hani dong mau dandan malam-malam kek, pagi kek, atau siang."

"Ckk. Kamu ini ditanyai bukannya menjawab."

"Hani mau tidur. Baiknya Mas keluar." Tukas Hani ketus. Dia masih kesal karena waktu itu dicueki Bian.

Bian tersenyum sinis. "Kamu mau tidur dengan mengenakan celana jins?"

"Ya. Kenapa rupanya? Kan gak ada larangan tidur memakai celana jins." Bantah Hani.

Wajah Bian terlihat berang mendengar Hani yang terus membantahnya. "Kamu ini kenapa? Lagi pms? Kenapa marah-marah terus?"

Hani jadi tersadar dengan sikapnya terhadap Bian yang seperti istri yang sedang marah karena suami terlambat pulang kerja. Jelas Bian gak salah kalau tertarik dengan wanita lain. Antara mereka tidak ada apa-apa. Tapi dia tetap cemburu melihat Bian bergaul akrab dengan wanita lain. Dia tidak boleh begini. Bisa jatuh harga dirinya jika Mas Bian tahu dia masih menyimpan perasaan cinta kepadanya.

"Maaf..." Gumam Hani dan menundukkan wajahnya, tak berani menatap wajah Bian.

"Ya sudah." Ucap Bian dengan nada masih kesal. "Karena kamu sudah berdandan, Mas mau aja kamu makan diluar."

Hani langsung mengangkat wajahnya menatap Bian dengan terkejut. Tumben nih Mas Bian ngajak makan berdua. Padahal sebelumnya tidak pernah. Apa Mas Bian mengajakku kencan? Apa Mas Bian sekarang menyukaiku? Apalagi Mas Bian akhir-akhir ini sering menciumku. Mungkin Mas Bian memang tertarik padaku. Batin Hani dalam hati bersorak gembira.

Mr. POSESIFWhere stories live. Discover now