5. My Dearest is A Programmer- I'm Back

Start from the beginning
                                        

Beruntunglah dia tidak harus sendirian berada di kantor besar itu, bisa-bisa dia malah mati ketakutan melihat penghuni astral kantornya bukan malah menyelesaikan pekerjaannya. Ada sekitar lima orang yang ikut lembur di ruangan yang sama dengannya. Jam disudut dekstop menunjukan hampir pukul tiga, pekerjaannya sudah selesai, Abel memerlukan tidur setidaknya tiga jam untuk membuatnya terlihat lebih manusiawi.

Rasanya baru setengah jam yang lalu ia terlelap, ponselnya tiba-tiba bergetar menampilkan panggilan masuk. Entah keadaan darurat macam apa yang mengharuskan seseorang menelepon di dini hari seperti ini. "Moshi-moshi..." ujar Abel dengan kesadaran yang masih dipertanyakan.

"Hm... Aku bentar lagi nyampe Soetta." Suara seorang laki-laki terdengar dari seberang sana.

Abel mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum melihat siapa yang tengah meneleponnya. "Ardian." Bisiknya pelan, ada apa laki-laki itu menelepon nya setelah menghilang selama seminggu. "Soetta ?? Soetta yang bandara itu ??"

"Hm."

"Yang di Tangerang ??"

"Hm. Eh bukan, yang di Cengkareng."

'Astaga.' Abel tiba-tiba ingin menimpuk kepala Ardian dengan sesuatu. "Sama aja !!! Ngapain ke Soetta ??"

"Aku pulang, aku udah lulus kuliah."

"Hm." Kini giliran Abel yang bergumam dengan dua konsonan tidak jelas itu. Jika saja dia sedang tidak dongkol dan tidak benar-benar mengantuk, pasti ia akan melompat-lompat kegirangan saat ini. Selain itu ia masih memproses ucapan Ardian.

"Bentar lagi pesawat landing."

"Terus ??"

Terdengar gerutuan tidak jelas dari seberang, "Kamu ngga mau nyambut kepulangan aku ??"

Abel menghela napas, "Ngapain ?? aku mau tidur, cape abis lembur. Bye..." Abel mengakhiri panggilannya, ia tidak peduli Ardian akan marah atau apapun itu yang pasti saat ini ia perlu tidur.

" Abel mengakhiri panggilannya, ia tidak peduli Ardian akan marah atau apapun itu yang pasti saat ini ia perlu tidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ardian memandangi ponselnya yang menampilkan waktu lamanya panggilan dengan Abel. Ada apa dengan gadis itu ?? biasanya Abel akan sangat bersemangat saat ia telepon. Ardian mencari kontak kakaknya, pasti saat ini keluarganya tengah menunggu di bandara.

"Bang..." ujar Ardian tanpa tendeng aling-aling saat Kenan -kakaknya- mengangkat telepon.

"Salam dulu napa, de ?!!"

"Bentar lagi gue landing, mama sama papa sudah disana ??"

Terdengar helaan napas dari sebrang, "Zea juga ada, dari sejam lalu mama heboh nungguin elo. Ada apa de ?? lo kayanya lemes banget ??"

"Gapapa bang, gue kecapean aja." Terdengar suara imbauan dari speaker memberitahu para penumpang pesawat akan segera mendarat. Seorang pramugari mendekatinya dan memperbaiki sabuk pengaman. "Udah dulu bang, bentar lagi gue sampai." Kali ini giliran Ardian yang mengakhiri panggilan scara sepihak.

My Dearest is A ProgrammerWhere stories live. Discover now