Chapter 24

12.6K 1.1K 56
                                    

Sorry for typo
😊

Sebelumnya...

Raut wajah Hyujin kembali bersinar. Ia cukup puas dengan hasil kerja bawahannya. "Aku akan membuat mu kehilangan mereka lagi Jungkook." Senyuman licik tercetak diwajahnya. Tinggal menunggu waktu saja Hyujin akan menghancurkan keluarga kecil itu lagi.

***

Taehyung keluar dari kamarnya dengan tidak semangat. Salahkan perutnya yang lapar dan memaksa dia untuk keluar dari kamarnya. Hari sudah siang dan ia merasa lapar. Itu semua karena hyungdeulnya yang seenaknya pergi tanpa membuatkannya sarapan. Taehyung berjalan perlahan menuju dapur. Matanya melirik ke arah ruang tengah yang kini telah di isi oleh Jimin. Memang TV dihadapannya menyala. Tapi Taehyung yakin isi kepala Jimin terbang entah kemana. Karena tatapan pemuda itu kosong.

Taehyung jadi semakin bersalah atas semua yang terjadi. Ia memilih untuk pergi ke dapur mengabaikan Jimin dengan tatapan kosongnya. Di rumah itu kini hanya ada ia, Jimin dan Jungkook. Jin, Namjoon, dan Yoongi sudah pergi pagi-pagi sekali. Sedangkan Hoseok ia memilih untuk pergi ke restorannya. Taehyung menghela nafas pelan saat mengingat kejadian tadi. Sudah berkali-kali Taehyung mencegah Hoseok pergi dan sudah berkali-kali pula Hoseok menolak.

Bukan apa-apa, Taehyung hanya khawatir dengan kondisi hyungnya itu. Ia masih dalam tahap pemulihan. Harus banyak beristirahat dan dilarang melakukan aktifitas berat. Dan Taehyung juga butuh Hoseok untuk Jimin. Ia tau Jimin pasti sedang sedih, ia ingin Hoseok ada disamping Jimin mendengar semua keluh kesahnya. Karena hanya dengan Taehyung dan Hoseok saja Jimin terbuka.

Taehyung membuka lemari es di hadapannya, berharap ada sesuatu yang dapat ia makan atau setidaknya dapat mengganjal perutnya yang mulai memberontak minta di isi. Yang Taehyung temukan hanyalah bahan makanan dan juga susu. Ia terlalu lapar untuk memasak, terpaksa hanya susu yang ia minum. Setidaknya itu bisa mengganjal rasa laparnya.

**

Taehyung memilih duduk di sebuah ayunan panjang yang ada di halaman belakang. Ia meminum sedikit demi sedikit susu yang ada di genggamannya. Sesekali matanya melihat ke depan. Menatap lurus bunga-bunga kesayangan ibunya. Tempat ini mengingatkannya pada sang ibu.

Taehyung ingat saat ia masih kecil dulu ia sangat nakal dan jahil. Pernah suatu hari ia tak sengaja merusak salah satu bunga kesayangan ibunya itu. Taehyung kecil saat itu bersembunyi di bawah meja makan. Ia takut ibunya akan memarahinya. Ia menangis disana sambil memeluk lututnya. Ibunya saat itu datang. Membuatnya semakin takut dan tangisnya semakin besar. Tapi ternyata ibunya memeluknya dan tersenyum kepadanya. Ibunya tak marah. Ia meminta Taehyung untuk menanam bunga itu lagi. Dan mengingatkan Taehyung untuk tidak nakal dengan bunga-bunga ibunya itu.

Tanpa sadar setetes air bening meluncur begitu saja melewati pipinya. Ia merindukan ibunya. Ia membutuhkan ibunya. Ia membutuhkan pelukan hangat ibunya. Taehyung ingin ibunya kembali. Bukan hanya dia yang menbutuhkan ibunya tapi mereka juga. Taehyung tau itu.

Ia mengusap air matanya kasar saat mendengar langkah kaki mendekat. "Eoh hyung apa yang kau lakukan disini?". Jungkook duduk di sisi lain ayunan itu. Taehyung hanya diam. Matanya menatap lurus bunga-bunga di depannya. Jungkook merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Sebelum kesini, ia melihat Jimin yang sedang melamun di depan TV. Dan kini Taehyung pun sama dengan Jimin.

Jungkook menghela nafas saat pertanyaannya di abaikan begitu saja. Matanya kini menatap gelas susu yang tengah di pegang Taehyung. Jungkook menepuk jidatnya pelan. Ia lupa membuat sarapan untuk hyungnya. Ia yakin hyungdeulnya kini tengah menahan lapar karena dirinya. "Aku akan membuat kan makanan untuk mu hyung." Jungkook melesat pergi meninggalkan Taehyung.

Hyung... Jebal! √Where stories live. Discover now