Chapter 26

13.6K 1.1K 55
                                    

Sorry for typo
😊

Sebelumnya...

"Jung-Jungkook..." Ucap Min ahjumma terputus-putus. Tangannya menutupi mulutnya yang terbuka. "Itu... hidung mu... darah..." Jungkook memegang hidungnya yang mengeluarkan darah. "Darah?" Pandangan Jungkook memburam. Kepalanya terasa sakit. Jungkook meremas kuat surainya. Berusaha menghilangkan sakit yang menyerang kepalanya. Samar, ia dapat melihat Min ahjumma panik melihatnya. Jungkook pingsan seketika.

***

Taehyung menatap cemas Jungkook yang terbaring lemah di kasurnya. Begitu pula Min ahjumma yang sedari tadi merapalkan doa untuk Jungkook. "Ahjumma apa yang sebenarnya terjadi?". Ia terkejut saat tadi Min ahjumma meneriaki namanya dan menemukan Jungkook yang sudah tergeletak dengan hidung yang mengeluarkan darah. Taehyung mengosok-gosokkan tangannya pada tangan dingin Jungkook. Min ahjumma menggelengkan kepalanya pelan. Tanpa sadar air matanya melewati pipinya. Sudah waktunya makan malam dan Jungkook belum juga bangun.

Jimin yang melihat itu hanya mendegus kesal. "Drama", ucapnya ketus kemudian pergi meninggalkan kamar Jungkook. Taehyung kalut saat melihat wajah Jungkook yang memucat. "Ada apa dengan mu saeng? Cepatlah bagun." Taehyung terus mengosokkan tangannya. Mencoba untuk membuat tangan Jungkook menghangat.

"Aku pulang". Terdengar suara teriakan dari bawah. Min ahjumma menggengam tangan Taehyung dan mengusapnya pelan. "Turunlah. Makan malam dulu bersama hyung mu. Aku akan menjaga Jungkook disini." Taehyung menggengam erat tangan Jungkook. Kepalanya menggeleng pelan. "Aku tau kau khawatir dengan Jungkook. Tapi, jangan sampai menyiksa dirimu begini." Min ahjumma terus meyakinkan Taehyung. Hingga pemuda itu menganggukan kepalanya lemah.

Taehyung melangkahkan kakinya pelan. Melihat Jungkook seperti tadi membuatnya khawatir. Jika ditanya ia membenci Jungkook atau tidak, tentu saja jawabannya tidak. Taehyung tidak membenci Jungkook. Tapi ia membenci dirinya sendiri. Ia tak bisa melakukan apapun ketika eomma dan appanya terluka. Ia tak ada disana saat sang adik sedang berjuang melawan maut. Saat Jimin kecelakaan pun ia hanya diam, tak melakukan apapun.

Lamunan Taehyung buyar seketika saat mendengar suara tawa Hoseok yang mengelegar. "Aish hyung berhentilah tertawa, kau mengagetkan ku", ucap Taehyung sedikit membentak. Ia kemudian berlalu meninggalkan ruang tengah. Jimin yang sedang duduk di sofa melihat kearah Taehyung sekilas. Sedangkan Hoseok, ia bergeming di tempatnya. Perlahan ia duduk di samping Jimin. "Kau belum berbaikan dengannya?", bisik Hoseok. "Sudah. Kami bahkan bercanda bersama tadi", kata Jimin tak terima.

"Lalu kenapa dia garang begitu?". Jimin menaikan bahunya, acuh. Hoseok akhirnya memilih diam. Lebih baik ia tak tahu apa-apa dari pada ia kena marah. Mereka akhirnya memilih untuk menyalakan TV yang ada dihadapannya.

"Aku pulang". Suara Namjoon kini terdengar. Ia menatap Hoseok dengan penuh selidik. Pasalnya pemuda itu mengenakan baju yang biasa dipakai untuk berpergian, bukan baju santai yang seperti Jimin pakai. Namjoon melipat tangannya di dada, ia berdiri di samping Hoseok. Hoseok mengusap tengkuknya. Ia merasakan ada aura kelam yang berada disampingnya.

Hoseok menolehkan kepalanya, mendapati Namjoon yang melipat tangannya didada. "Oh hyung, ada apa?", tanya Hoseok. Ia sama sekali tidak sadar dengan pakaiannya. "Abis pergi kemana?". Hoseok mengerutkan keningnya bingung. Bagaimana Namjoon hyung tahu? . Jimin melirik ke arah mereka sekilas. "Baju mu hyung", katanya sambil memakan snack yang ada di hadapannya. Hoseok membelalakan matanya kaget. Ia lupa berganti baju. Pantas saja Namjoon tahu. Hoseok mengangkat kedua jarinya membentuk peace. Namjoon menggelengkan kepalanya. Ia harus menghukum Hoseok karena melanggar.

Hyung... Jebal! √Where stories live. Discover now